BI: Inflasi dan Rupiah Berpotensi Tertekan Akibat Risiko Global
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku terus mengamati tekanan global dewasa ini dan risiko ke depan yang berpotensi berdampak pada tekanan inflasi melalui kurs rupiah.
Perry menjelaskan, karena itu perbaikan neraca transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor manufaktur dan pariwisata juga perlu menjadi perhatian bersama.
"Ini agar momentum pertumbuhan ekonomi domestik dapat tetap terjaga dan semakin inklusif serta berkualitas," ujarnya di Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Sementara, Perry menyampaikan, inflasi sampai dengan Juni 2018 masih dalam kisaran sasaran didukung oleh inflasi daerah yang terkendali.
"Kami berterima kasih atas kerja sama pemerintah dan pemerintah daerah selama ini dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang telah melakukan langkah-langkah konkret menjaga kestabilan harga di daerah," katanya.
Capaian yang positif tersebut, kata Perry, tentu tidak membuat melonggarkan kewaspadaan. Ke depan, sasaran inflasi pada 2019, 2020 dan 2021 masing-masing sebesar 3,5%, 3% dan 3% cukup menantang.
"Melalui forum ini, kami harapkan bapak, ibu yang hadir dapat saling bertukar pendapat, dan membahas lebih dalam terkait permasalahan-permasalahan di daerah, khususnya dalam upaya menjaga pengendalian harga pangan yang pada akhirnya juga akan mendorong perekonomian daerah tumbuh lebih baik ke depannya," pungkasnya di depan para gubernur se-Indonesia.
Perry menjelaskan, karena itu perbaikan neraca transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor manufaktur dan pariwisata juga perlu menjadi perhatian bersama.
"Ini agar momentum pertumbuhan ekonomi domestik dapat tetap terjaga dan semakin inklusif serta berkualitas," ujarnya di Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Sementara, Perry menyampaikan, inflasi sampai dengan Juni 2018 masih dalam kisaran sasaran didukung oleh inflasi daerah yang terkendali.
"Kami berterima kasih atas kerja sama pemerintah dan pemerintah daerah selama ini dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang telah melakukan langkah-langkah konkret menjaga kestabilan harga di daerah," katanya.
Capaian yang positif tersebut, kata Perry, tentu tidak membuat melonggarkan kewaspadaan. Ke depan, sasaran inflasi pada 2019, 2020 dan 2021 masing-masing sebesar 3,5%, 3% dan 3% cukup menantang.
"Melalui forum ini, kami harapkan bapak, ibu yang hadir dapat saling bertukar pendapat, dan membahas lebih dalam terkait permasalahan-permasalahan di daerah, khususnya dalam upaya menjaga pengendalian harga pangan yang pada akhirnya juga akan mendorong perekonomian daerah tumbuh lebih baik ke depannya," pungkasnya di depan para gubernur se-Indonesia.
(ven)