Saka Energi Mulai Bor Sumur Blok Pangkah dan South Sesulu
A
A
A
JAKARTA - PT Saka Energi Indonesia mulai melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi yang berada di Wilayah Kerja (WK) Pangkah dan WK Eksplorasi South Sesulu. Pada kedua blok tersebut, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di sektor hulu migas itu memiliki hak partisipasi sebesar 100%.
Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan, rencana kerja pengeboran kedua sumur tersebut telah sesuai dengan Work Program and Budget (WP&B) yang dilaporkan Saka Energi kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) awal tahun ini.
Menurut Tumbur, pengeboran kedua sumur tersebut menjadi bagian dari upaya Saka Energi menjaga ketahanan energi nasional, seperti yang diinginkan oleh Pemerintah Indonesia.
"Kami berharap proses pengeboran berjalan sesuai rencana dan membuahkan hasil, sehingga bisa menambah lifting Saka Energi ke depan. Seperti kita ketahui, kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi nasional terus meningkat, semoga tambahan lifting kami bisa membantu Indonesia mengurangi impor BBM dari luar negeri," kata Tumbur dalam keterangan tertulis, Kamis (26/7/2018).
Ia menjelaskan, program eksplorasi sumur baru di WK Produksi Pangkah dilakukan Saka dengan memulai pengeboran sumur TKBY-2 pada akhir Juni 2018. "Kami menajak sumur tersebut pada 30 Juni 2018 untuk melihat keberadaan hidrokarbon pada prospek tersebut. Lokasi sumur TKBY-2 berjarak sekitar 10 km dari fasilitas produksi Well Head Platform-B (WHP-B)," jelasnya.
Titik pengeboran yang tidak jauh dari fasilitas produksi Blok Pangkah menurutnya akan meningkatkan skala keekonomian sumur, sehingga sejalan dengan program perusahaan dalam melakukan optimasi fasilitas produksi yang sudah ada.
"Kami memperkirakan bisa menemukan cadangan migas di lapisan Tuban, Kujung dan Ngimbang. Sebelum memulai pengeboran, kami sudah memberi sosialisasi dan melakukan doa bersama masyarakat nelayan daerah sekitar," imbuhnya.
Sumur eksplorasi kedua yang akan dibor Saka adalah West SIS-A#1 yang berada di wilayah Blok South Sesulu. Tumbur menargetkan sumur tersebut bisa mulai ditajak pada pertengahan Agustus 2018.
Untuk melakukan pengeboran kedua sumur tersebut, Saka Energi menggunakan 2 jack-up rig dalam waktu yang hampir bersamaan. Menurut Tumbur, lesunya kegiatan investasi di sektor hilir migas nasional akibat harga minyak yang masih rendah tidak mengurangi komitmen Saka untuk terus meningkatkan produksi.
"Harga minyak sudah mulai membaik di kuartal II/2018. Semoga ke depannya akan lebih baik lagi. Sebagai operator 3 blok migas di Indonesia, Saka menunjukkan komitmennya untuk terus melakukan eksplorasi migas. Karena hanya dengan terus melakukan eksplorasi, Indonesia bisa menemukan cadangan pengganti (reserve replacement)," kata Tumbur.
Sebagai informasi Saka Energi telah memiliki 11 hak partisipasi di blok migas dalam negeri dan satu di luar negeri. Adapun delapm blok yang sudah berproduksi yaitu Blok Muara Bakau, Bangkanai, Ketapang, Ujung Pangkah, Muriah, Sanga-Sanga, South East Sumatera, dan Blok Fasken yang berada di Amerika Serikat.
Sementara tiga blok lainnya belum menghasilkan minyak atau gas karena masih dalam tahap eksplorasi yakni Blok West Bangkanai, Wokam II, dan South Sesulu. Saka juga baru saja memenangkan Wilayah Kerja Pekawai dan Wilayah Kerja West Yamdena dari lelang terbuka yang dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan, rencana kerja pengeboran kedua sumur tersebut telah sesuai dengan Work Program and Budget (WP&B) yang dilaporkan Saka Energi kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) awal tahun ini.
Menurut Tumbur, pengeboran kedua sumur tersebut menjadi bagian dari upaya Saka Energi menjaga ketahanan energi nasional, seperti yang diinginkan oleh Pemerintah Indonesia.
"Kami berharap proses pengeboran berjalan sesuai rencana dan membuahkan hasil, sehingga bisa menambah lifting Saka Energi ke depan. Seperti kita ketahui, kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi nasional terus meningkat, semoga tambahan lifting kami bisa membantu Indonesia mengurangi impor BBM dari luar negeri," kata Tumbur dalam keterangan tertulis, Kamis (26/7/2018).
Ia menjelaskan, program eksplorasi sumur baru di WK Produksi Pangkah dilakukan Saka dengan memulai pengeboran sumur TKBY-2 pada akhir Juni 2018. "Kami menajak sumur tersebut pada 30 Juni 2018 untuk melihat keberadaan hidrokarbon pada prospek tersebut. Lokasi sumur TKBY-2 berjarak sekitar 10 km dari fasilitas produksi Well Head Platform-B (WHP-B)," jelasnya.
Titik pengeboran yang tidak jauh dari fasilitas produksi Blok Pangkah menurutnya akan meningkatkan skala keekonomian sumur, sehingga sejalan dengan program perusahaan dalam melakukan optimasi fasilitas produksi yang sudah ada.
"Kami memperkirakan bisa menemukan cadangan migas di lapisan Tuban, Kujung dan Ngimbang. Sebelum memulai pengeboran, kami sudah memberi sosialisasi dan melakukan doa bersama masyarakat nelayan daerah sekitar," imbuhnya.
Sumur eksplorasi kedua yang akan dibor Saka adalah West SIS-A#1 yang berada di wilayah Blok South Sesulu. Tumbur menargetkan sumur tersebut bisa mulai ditajak pada pertengahan Agustus 2018.
Untuk melakukan pengeboran kedua sumur tersebut, Saka Energi menggunakan 2 jack-up rig dalam waktu yang hampir bersamaan. Menurut Tumbur, lesunya kegiatan investasi di sektor hilir migas nasional akibat harga minyak yang masih rendah tidak mengurangi komitmen Saka untuk terus meningkatkan produksi.
"Harga minyak sudah mulai membaik di kuartal II/2018. Semoga ke depannya akan lebih baik lagi. Sebagai operator 3 blok migas di Indonesia, Saka menunjukkan komitmennya untuk terus melakukan eksplorasi migas. Karena hanya dengan terus melakukan eksplorasi, Indonesia bisa menemukan cadangan pengganti (reserve replacement)," kata Tumbur.
Sebagai informasi Saka Energi telah memiliki 11 hak partisipasi di blok migas dalam negeri dan satu di luar negeri. Adapun delapm blok yang sudah berproduksi yaitu Blok Muara Bakau, Bangkanai, Ketapang, Ujung Pangkah, Muriah, Sanga-Sanga, South East Sumatera, dan Blok Fasken yang berada di Amerika Serikat.
Sementara tiga blok lainnya belum menghasilkan minyak atau gas karena masih dalam tahap eksplorasi yakni Blok West Bangkanai, Wokam II, dan South Sesulu. Saka juga baru saja memenangkan Wilayah Kerja Pekawai dan Wilayah Kerja West Yamdena dari lelang terbuka yang dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
(fjo)