Petani Amerika Serikat Dapat Bantuan Rp174 Triliun

Kamis, 26 Juli 2018 - 12:34 WIB
Petani Amerika Serikat Dapat Bantuan Rp174 Triliun
Petani Amerika Serikat Dapat Bantuan Rp174 Triliun
A A A
WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengucurkan dana USD12 miliar (Rp174 triliun) untuk membantu para petani AS menghadapi perang dagang dengan China, Uni Eropa (UE) dan lainnya.

Langkah Trump ini menunjukkan tekadnya melanjutkan penerapan tarif pada barang-barang impor sebagai senjata utama dalam perang dagang tersebut. Adanya dana bantuan itu sangat penting bagi konstituen utama di wilayah pedesaan dan pertanian yang paling banyak mendukung Trump.

Kebijakan perdagangan Trump menjadi isu utama dalam pemilu Senat dan kongres pada November mendatang. Partai Demokrat berupaya mempertahankan beberapa kursi yang menjadi target Partai Republik.

Saat berbicara dalam acara di Kansas City pada Selasa (24/7), Trump secara agresif menegaskan kembali dukungannya untuk tarif. Dia pun memberikan sejumlah janji. “Para petani akan mendapat keuntungan terbesar. Hanya sedikit sabar,” kata Trump, dikutip kantor berita Reuters.

Paket bantuan itu tampaknya bertujuan untuk memberikan dukungan sementara pada para petani saat AS dan China bernegosiasi tentang isu-isu perdagangan. “Ini jelas solusi jangka pendek yang akan memberi waktu pada Presiden Trump untuk bekerja pada kebijakan perdagangan jangka panjang,” papar Sonny Perdue, Menteri Pertanian AS.

Bantuan itu akan didanai dari Kredit Komoditas Korporasi (CCC) USDA dan tidak memerlukan persetujuan kongres. CCC memiliki otoritas luas untuk memberikan pinjaman dan bantuan keuangan langsung pada para petani AS saat harga jagung, kedelai, gandum dan produk pertanian lain rendah.

Langkah pemerintah ini tampaknya dapat memecah Partai Republik. Kevin Cramer yang ingin mengalahkan Senator Demokrat Heidi Heitkamp di North Dakota memuji langkah tersebut.

“Senang melihat penyediaan bantuan untuk para petani yang terkena dampak pembalasan tarif,” tweet Cramer.

Meski demikian, Partai Republik biasanya memiliki pandangan yang menentang berbagai jenis program bantuan pemerintah. “Perang dagang ini memangkas kaki para petani dan rencana Gedung Putih menghabiskan USD12 miliar untuk tongkat emas. Tarif merupakan pajak yang menghukum para konsumen dan produsen AS,” ujar Senator Ben Sasse dari Partai Republik Nebraska yang sering mengkritik Trump.

“Jika tarif menghukum para petani, jawabannya bukan tunjangan kesejahteraan pada para petani, jawabannya menghapus tarif,” kata Sasse.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrat California Jackie Speier menuduh Trump mengistimewakan para petani yang memilih Trump dengan pembayaran USD12 miliar.

Akhir pekan ini, Trump akan mengunjungi Iowa dan Illinois saat dia berupaya meminta dukungan untuk para kandidat Partai Republik di kawasan itu.

Para petani biasanya menjadi target dalam kebijakan dagang saat berbagai negara berupaya membalas tarif terhadap barang-barang AS, serta impor baja dan aluminium dari Uni Eropa (UE), Kanada dan Meksiko. Negara-negara yang terkena dampak tarif AS itu menargetkan produk-produk pertanian AS termasuk kedelai, produk susu, daging, dan minuman alkohol.

AS mengekspor USD138 miliar produk pertanian pada 2017, termasuk USD21,5 miliar kedelai yang menjadi ekspor paling bernilai. China saja mengimpor USD12,3 miliar kedelai AS tahun lalu menurut data USDA.

Beberapa pengamat menilai jumlah dana bantuan langsung pada para petani ini menjadi langkah yang tidak biasa. “Kita tidak pernah mengompensasi para petani langsung dalam skala sebesar ini terkait pembalasan tarif,” kata Scott Irwin, ekonom pertanian di Universitas Illinois.

Harga saham perusahaan-perusahaan peralatan pertanian menguat dengan prospek bahwa para petani akan mendapat lebih banyak dana untuk dibelanjakan dalam pembelian traktor dan peralatan lain. Saham Deere & Co naik 3,1%, Caterpillar Inc naik 1% dan AGCO Corp naik 0,6%.

Komoditas berjangka kedelai yang terkena dampak terbesar tarif China, naik 1,2% dan mencapai level tertinggi dalam dua pekan saat para trader bertaruh bantuan pertanian akan memperbaiki permintaan, mengurangi surplus suplai sekarang.

Meski demikian, petani jagung dan kedelai serta ketua Biro Pertanian Missouri, Blake Hurst menyatakan hingga kebijakan Gedung Putih berubah, industri pertanian AS akan terus menderita. “Dana itu akan membantu para petani menghadapi tunggakan utang dan kemarahan para bankir, tapi tidak efektif jika tarif dan perang dagang terus terjadi. Itu perban sementara untuk luka akibat perbuatan sendiri,” tutur dia. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0711 seconds (0.1#10.140)