BPJSTK Perkuat Sinergi dengan Aparatur Desa di Asahan

Sabtu, 28 Juli 2018 - 20:36 WIB
BPJSTK Perkuat Sinergi...
BPJSTK Perkuat Sinergi dengan Aparatur Desa di Asahan
A A A
KISARAN - BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK) memperkuat sinergi dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk perluasan kepesertaan di tingkat kelurahan dan desa. BPJSTK juga meresmikan Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yaitu Desa Hessa Air Genting dan Sukadamai Barat di Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.

Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Eko Darwanto mengatakan, program Desa Sadar Jaminan Sosial merupakan inovasi dari BPJSTK bekerja sama dengan aparat desa. Sinergi tersebut untuk memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat pekerja di desa agar lebih memahami manfaat dari program BPJSTK.

"Desa Hessa Air Genting dan Desa Sukadamai Barat terpilih karena memenuhi persyaratan seperti terdaftarnya kepala desa dan perangkatnya pada program BPJS TK," ujar Eko di Pendopo Kantor Bupati Asahan, Sumatra Utara, Sabtu (28/7/2018).

Rangkaian kegiatan ini dihadiri langsung anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan; Eko Darwanto, Deputi Direktur Wilayah; Umardin Lubis dan Deputi Direktur Perluasan Kepesertaan Cotta Sembiring. Bupati Asahan, Taufan Gama Simatupang juga hadir meresmikan desa sadar ini bersama dengan Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam kesempatan ini, BPJS Ketenagakerjaan memberikan bantuan 2 unit hand tractor yang merupakan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang akan diberikan kepada masyarakat petani di Kabupaten Asahan. BPJS Ketenagakerjaan juga mengapresiasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018, yang akan memudahkan terwujudnya kepesertaan universal bagi seluruh pekerja di Kabupaten Asahan ini.

Eko Darwanto menjelaskan, Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan ini telah dilaksanakan di beberapa daerah pada 2017 sebanyak 276 desa dan ditargetkan pada 2018 ini akan dibentuk 200 desa sebagai desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan. Diharapkan masyarakat desa akan lebih mengenal program-program BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu juga supaya muncul kesadaran para perangkat desa untuk mensejahterakan masyarakatnya yang juga para pelaku ekonomi. "Masyarakat desa juga memiliki kemampuan ekonomi seperti dalam sektor informal. Misalnya petani berisiko jatuh dari pohon saat menyadap getah pinus. Mereka akan lebih terjamin untuk berobat ke RS dan layanan lainnya," ujarnya.

Salah satu yang bersyukur dengan program BPJSTK adalah Nofa Cynthia Aswad. Dia menceritakan almarhum suaminya, Fakhrur Rozi, bekerja sebagai Satpol PP di Kabupaten Asahan dan terdaftar sebagai peserta BPJSTK. Kejadiannya di awal Juli 2018 lalu, saat suaminya mendapat perintah tugas untuk acara car free day di alun-alun Kisaran. Suaminya berangkat kerja dari daerah Tanjung Tiram, dan saat melintas di Desa Gajah lalu terjadi musibah menabrak tiang listrik. Meski sempat dirawat di RS Adam Malik, Medan, namun akhirnya tidak bisa diselamatkan di siang hari yang sama.

Tim BPJSTK pun melaksanakan tugas meskipun hari libur untuk mengurus jaminan, mulai dari santunan kecelakaan kerja, santunan kematian, santunan meninggal, biaya pemakaman, beasiswa satu orang anak. Nilai total santunan yang diterima lebih dari Rp141 juta. "Saya sangat bersyukur ada bantuan ini. Anak saya ada tiga dan program BPJSTK ini sangat membantu kami yang ditinggalkan kepala keluarga," ujar Nofa pada saat yang sama.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2856 seconds (0.1#10.140)