Kementerian PUPR Buka Pusat Pendidikan Pengolahan Sampah di Bali
A
A
A
JAKARTA - Kebersihan dan kenyamanan Bali sebagai destinasi wisata utama di Indonesia menjadi perhatian berbagai kalangan, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Wisatawan di Pulau Dewata kini kerap terganggu dengan timbulan sampah di berbagai tujuan, seperti di Pantai Kuta, Legian dan Seminyak.
Untuk itu, Kementerian PUPR berupaya menghadirkan solusi untuk mengurangi volume sampah dengan mengembangkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Seminyak, Kabupaten Badung. TPST 3R ini sekaligus berfungsi sebagai pusat pendidikan (learning center) pengolahan sampah dengan sistem 3R.
Pusat pendidikan dilengkapi ruang kelas yang terbuka bagi komunitas, mahasiswa atau masyarakat umum belajar mengolah sampah. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti mengatakan, aktivitas di TPST 3R Seminyak telah diinisiasi oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR sejak tahun 2015 dan kini terus berkembang tidak hanya melibatkan warga sekitar, namun juga perusahaan dan hotel-hotel untuk peduli 3R.
"Masyarakat bisa berperan aktif dalam mengatasi masalah sampah dan hasilnya pasti lebih efektif dan efisien bahkan bisa memiliki nilai ekonomis," ujarnya di Jakarta, Minggu (29/7/2018).
Anita menjelaskan, tantangan dalam pengelolaan sampah perkotaan adalah volume timbunan sampah yang besar sehingga tidak mungkin ditampung di Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir (TPPA) sampah. Sementara untuk pembangunan TPPA sampah baru kerap dihadapkan pada masalah ketersediaan lahan yang terbatas dan tingginya harga tanah di kota.
Pembangunan TPST 3R Seminyak dilakukan tahun 2015 dengan anggaran sebesar Rp650 juta di lahan seluas 570 m2. Pusat pendidikan pengolahan sampah 3R juga dilengkapi oleh mesin pencacah plastik yang diserahkan dari Balitbang Kementerian PUPR. Penyerahan mesin juga dilengkapi materi ajar mengenai pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal dan campuran bahan bangunan seperti paving block.
"Upaya bersama ini akan membantu mewujudkan cita-cita Indonesia bebas sampah tahun 2025," pungkas Anita.
Untuk itu, Kementerian PUPR berupaya menghadirkan solusi untuk mengurangi volume sampah dengan mengembangkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Seminyak, Kabupaten Badung. TPST 3R ini sekaligus berfungsi sebagai pusat pendidikan (learning center) pengolahan sampah dengan sistem 3R.
Pusat pendidikan dilengkapi ruang kelas yang terbuka bagi komunitas, mahasiswa atau masyarakat umum belajar mengolah sampah. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti mengatakan, aktivitas di TPST 3R Seminyak telah diinisiasi oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR sejak tahun 2015 dan kini terus berkembang tidak hanya melibatkan warga sekitar, namun juga perusahaan dan hotel-hotel untuk peduli 3R.
"Masyarakat bisa berperan aktif dalam mengatasi masalah sampah dan hasilnya pasti lebih efektif dan efisien bahkan bisa memiliki nilai ekonomis," ujarnya di Jakarta, Minggu (29/7/2018).
Anita menjelaskan, tantangan dalam pengelolaan sampah perkotaan adalah volume timbunan sampah yang besar sehingga tidak mungkin ditampung di Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir (TPPA) sampah. Sementara untuk pembangunan TPPA sampah baru kerap dihadapkan pada masalah ketersediaan lahan yang terbatas dan tingginya harga tanah di kota.
Pembangunan TPST 3R Seminyak dilakukan tahun 2015 dengan anggaran sebesar Rp650 juta di lahan seluas 570 m2. Pusat pendidikan pengolahan sampah 3R juga dilengkapi oleh mesin pencacah plastik yang diserahkan dari Balitbang Kementerian PUPR. Penyerahan mesin juga dilengkapi materi ajar mengenai pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal dan campuran bahan bangunan seperti paving block.
"Upaya bersama ini akan membantu mewujudkan cita-cita Indonesia bebas sampah tahun 2025," pungkas Anita.
(fjo)