Harga Minyak Dunia Tergelincir Jelang Sanksi Baru AS ke Iran
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan, Selasa (7/8/2018) sedikit menyusut seiring sikap hati-hati para pelaku pasar menanti sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap salah satu eksportir minyak mentah utama Iran. Para pedagang di Asia enggan untuk mengambil posisi baru, hingga membuat pasar minyak sedikit tertekan.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada level USD73,74 per barel atau turun 1 sen dari sesi penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat yakni West Texas Intermediate (WTI) lebih rendah 8 sen menjadi USD68,93/barel.
Sanksi AS terhadap eksportir minyak utama Iran dijadwal bakal diumumkan pada Selasa, waktu setempat. Pedagang di Asia mengatakan mereka sedikit menahan menjelang jam perdagangan Eropa dan AS, yang cenderung melihat likuiditas jauh lebih tinggi dan pergerakan harga lebih kuat.
"AS tampaknya bersikeras pada perubahan rezim di Iran dan memberlakukan kembali sanksi pada tengah malam waktu Washington ketika tanggal 6 menjadi 7 Agustus," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di broker berjangka AxiTrader.
Banyak negara lain, termasuk sekutu AS di Eropa dan juga China dan India menentang penerapan sanksi baru tersebut, tetapi pemerintah AS mengatakan ingin sebanyak mungkin negara untuk berhenti membeli minyak Iran.
“Ini adalah kebijakan kami untuk mendapatkan sebanyak mungkin negara tidak membeli minyak dari mereka. Kami akan bekerja dengan masing-masing negara berdasarkan kasus per kasus, tetapi tujuan kami adalah mengurangi jumlah pendapatan dan mata uang yang masuk ke Iran,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada level USD73,74 per barel atau turun 1 sen dari sesi penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat yakni West Texas Intermediate (WTI) lebih rendah 8 sen menjadi USD68,93/barel.
Sanksi AS terhadap eksportir minyak utama Iran dijadwal bakal diumumkan pada Selasa, waktu setempat. Pedagang di Asia mengatakan mereka sedikit menahan menjelang jam perdagangan Eropa dan AS, yang cenderung melihat likuiditas jauh lebih tinggi dan pergerakan harga lebih kuat.
"AS tampaknya bersikeras pada perubahan rezim di Iran dan memberlakukan kembali sanksi pada tengah malam waktu Washington ketika tanggal 6 menjadi 7 Agustus," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di broker berjangka AxiTrader.
Banyak negara lain, termasuk sekutu AS di Eropa dan juga China dan India menentang penerapan sanksi baru tersebut, tetapi pemerintah AS mengatakan ingin sebanyak mungkin negara untuk berhenti membeli minyak Iran.
“Ini adalah kebijakan kami untuk mendapatkan sebanyak mungkin negara tidak membeli minyak dari mereka. Kami akan bekerja dengan masing-masing negara berdasarkan kasus per kasus, tetapi tujuan kami adalah mengurangi jumlah pendapatan dan mata uang yang masuk ke Iran,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS.
(akr)