Hary Tanoesoedibjo dan OJK Bahas Isu Ekonomi Nasional
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memegang peranan penting dalam mendorong perekonomian nasional. “Peran OJK strategis karena jasa keuangan pusat dari pusaran ekonomi nasional. MNC Group siap membantu OJK,” kata Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat menerima kunjungan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso di iNews Tower, Jakarta, kemarin. Dalam pertemuan tersebut berlangsung diskusi isu-isu terkini perekonomian nasional.
Mulai dari perkembangan industri keuangan nasional hingga pergerakan rupiah akhirakhir ini. “Masukan saya untuk OJK, lembaga keuangan asing tidak boleh masuk ritel Indonesia, tapi fokus di korporasi.
Kita perlu membangun lembaga keuangan nasional,” kata HT. Dia menambahkan, OJK strategis dalam membantu perekonomian nasional karena membawahi semua perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, mulai bank, asuransi, lembaga pembiayaan, pasar modal, sekuritas, dan investasi.
Kebijakan yang kondusif dari OJK bisa berdampak positif terhadap pergerakan rupiah. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh OJK antara lain mendorong investasi masuk Indonesia.
“Dorong perusahaan besar, menengah, UKM punya kesempatan go public. Roadshow ke luar negeri agar investor yakin de ngan pasar modal kita, mereka investasi di sini,” ungkap pria yang telah mengajar di lebih 180 perguruan tinggi tersebut.
Selain itu, investor juga bisa investasi di perbankan, asuransi sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Penguatan rupiah, lanjut HT, juga bisa dilakukan dengan kebijakan yang mendorong eksportir untuk membawa pulang hasil ekspornya dan mengonversi ke rupiah.
Sementara itu, Wimboh mengatakan, OJK akan menciptakan banyak instrumen untuk bisa menarik modal asing masuk melalui pasar modal. Perekonomian Indonesia saat ini tak terhindar dari dampak normalisasi kebijakan The Fed, trade war, dan suku bunga Indonesia yang dinaikkan.
“Kita harus berupaya sektor riil bisa mempunyai ruang lebih besar untuk berorientasi ke pa da produksi ekspor dan mengenrate dolar dan juga mempercepat proses produksi barang sub stitusi barang impor,” ungkapnya.
Tujuannya agar mempunyai kekuatan dalam mengumpulkan cadangan devisa ke depan sehingga kita bisa lebih kuat lagi untuk menghadapi situasi, apalagi masih banyak kebijakan The Fed yang belum dilakukan. OJK siap mendorong pertumbuhan sektor riil untuk memperkuat sumber devisa negara.
Satu di antaranya melalui sektor pariwisata yang menjadi andalan dengan menarik wisatawan asing ke Indonesia. Wimboh menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia bagaimanapun tidak bisa dihindari dari berbagai kebijakan global seperti suku bunga The Fed hingga isu perang dagang.
Saat ini suku bunga Bank Indonesia sudah dinaikkan sehingga Indonesia harus berupaya memanfaatkan peluang karena ter sedia ruang lebih besar untuk ekspor. “Kita tentunya akan turut mendukung sektor yang menghasilkan devisa. Dari industri perikanan laut juga akan kita dorong. Kemudian juga komoditas lainnya akan diberi amunisi kebijakan yang lebih banyak lagi,” ucapnya.
Mulai dari perkembangan industri keuangan nasional hingga pergerakan rupiah akhirakhir ini. “Masukan saya untuk OJK, lembaga keuangan asing tidak boleh masuk ritel Indonesia, tapi fokus di korporasi.
Kita perlu membangun lembaga keuangan nasional,” kata HT. Dia menambahkan, OJK strategis dalam membantu perekonomian nasional karena membawahi semua perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, mulai bank, asuransi, lembaga pembiayaan, pasar modal, sekuritas, dan investasi.
Kebijakan yang kondusif dari OJK bisa berdampak positif terhadap pergerakan rupiah. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh OJK antara lain mendorong investasi masuk Indonesia.
“Dorong perusahaan besar, menengah, UKM punya kesempatan go public. Roadshow ke luar negeri agar investor yakin de ngan pasar modal kita, mereka investasi di sini,” ungkap pria yang telah mengajar di lebih 180 perguruan tinggi tersebut.
Selain itu, investor juga bisa investasi di perbankan, asuransi sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Penguatan rupiah, lanjut HT, juga bisa dilakukan dengan kebijakan yang mendorong eksportir untuk membawa pulang hasil ekspornya dan mengonversi ke rupiah.
Sementara itu, Wimboh mengatakan, OJK akan menciptakan banyak instrumen untuk bisa menarik modal asing masuk melalui pasar modal. Perekonomian Indonesia saat ini tak terhindar dari dampak normalisasi kebijakan The Fed, trade war, dan suku bunga Indonesia yang dinaikkan.
“Kita harus berupaya sektor riil bisa mempunyai ruang lebih besar untuk berorientasi ke pa da produksi ekspor dan mengenrate dolar dan juga mempercepat proses produksi barang sub stitusi barang impor,” ungkapnya.
Tujuannya agar mempunyai kekuatan dalam mengumpulkan cadangan devisa ke depan sehingga kita bisa lebih kuat lagi untuk menghadapi situasi, apalagi masih banyak kebijakan The Fed yang belum dilakukan. OJK siap mendorong pertumbuhan sektor riil untuk memperkuat sumber devisa negara.
Satu di antaranya melalui sektor pariwisata yang menjadi andalan dengan menarik wisatawan asing ke Indonesia. Wimboh menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia bagaimanapun tidak bisa dihindari dari berbagai kebijakan global seperti suku bunga The Fed hingga isu perang dagang.
Saat ini suku bunga Bank Indonesia sudah dinaikkan sehingga Indonesia harus berupaya memanfaatkan peluang karena ter sedia ruang lebih besar untuk ekspor. “Kita tentunya akan turut mendukung sektor yang menghasilkan devisa. Dari industri perikanan laut juga akan kita dorong. Kemudian juga komoditas lainnya akan diberi amunisi kebijakan yang lebih banyak lagi,” ucapnya.
(don)