Harga Minyak Dunia Naik Tipis Seiring Sanksi AS ke Iran
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan, Jumat (10/8/2018) naik tipis seiring kekhawatiran bahwa sanksi AS terhadap Iran bakal memperketat pasokan global. Meski begitu perselisihan perdagangan antara Washington dan Beijing menahan pasar dari kenaikan lebih lanjut.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan ke posisi USD72,20 per barel pada pukul 04.06 GMT atau naik mencapai 13 sen dari sesi penutupan terakhir. Sementara harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) meningkat 5 sen menjadi USD66,86 per barel.
Kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat meningkatnya ketegangan perdagangan, membuat pasar minyak Internasional saat ini relatif ketat menurut prediksi para analis. Sebagian besar lantaran sanksi terhadap ekspor minyak Iran yang akan diterapkan Amerika Serikat (AS) pada bulan November.
Meskipun banyak kekuatan lain, termasuk Uni Eropa dan pembeli besar Asia seperti China dan India menentang sanksi tersebut, tapi banyak yang diperkirakan bakal tunduk pada tekanan Amerika. Analis memperkirakan penurunan ekspor minyak mentah Iran berkisar antara 500.000 barel per hari (bpd) dan 1,3 juta barel per hari, dengan pembeli di Jepang, Korea Selatan dan India sudah menarik kembali pesanan.
Pengurangan akan sangat tergantung pada apakah pembeli utama minyak Iran di Asia, termasuk India, Korea Selatan dan Jepang, menerima keringanan sanksi yang masih akan memungkinkan beberapa impor. Serta tidak jelas apakah China, yang merupakan pembeli terbesar minyak mentah Iran, akan tunduk pada tekanan Washington.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan ke posisi USD72,20 per barel pada pukul 04.06 GMT atau naik mencapai 13 sen dari sesi penutupan terakhir. Sementara harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) meningkat 5 sen menjadi USD66,86 per barel.
Kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat meningkatnya ketegangan perdagangan, membuat pasar minyak Internasional saat ini relatif ketat menurut prediksi para analis. Sebagian besar lantaran sanksi terhadap ekspor minyak Iran yang akan diterapkan Amerika Serikat (AS) pada bulan November.
Meskipun banyak kekuatan lain, termasuk Uni Eropa dan pembeli besar Asia seperti China dan India menentang sanksi tersebut, tapi banyak yang diperkirakan bakal tunduk pada tekanan Amerika. Analis memperkirakan penurunan ekspor minyak mentah Iran berkisar antara 500.000 barel per hari (bpd) dan 1,3 juta barel per hari, dengan pembeli di Jepang, Korea Selatan dan India sudah menarik kembali pesanan.
Pengurangan akan sangat tergantung pada apakah pembeli utama minyak Iran di Asia, termasuk India, Korea Selatan dan Jepang, menerima keringanan sanksi yang masih akan memungkinkan beberapa impor. Serta tidak jelas apakah China, yang merupakan pembeli terbesar minyak mentah Iran, akan tunduk pada tekanan Washington.
(akr)