BI Mencatat Pertumbuhan Uang Elektronik Capai 300%
A
A
A
SORONG - Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga saat ini pertumbuhan transaksi uang elektronik naik signifikan mencapai lebih dari 300%. Adapun jumlah transaksi uang elektronik saat ini sekitar Rp7 triliun hingga Rp 10 triliun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, kenaikan transaksi uang elektronik tersebut akan berlanjut kedepannya terutama digunakan di beberapa ruas tol, untuk bantuan sosial serta untuk bantuan pangan non tunai. Kenaikan transaksi uang elektronik juga diperkirakan akan berasal dari e-commerce.
"Meskipun nominal uangnya belum begitu besar, tetapi growth-nya tinggi," ujar Sugeng usai sosialisasi gerakan non tunai (GNNT), Kampanye Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), serta Edukasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiah (CIKUR) di Sorong, Papua Barat, Jumat (10/8/2018).
Dia melanjutkan, BI pun menyambut baik inisiatif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat untuk mengadakan sosialisasi transaksi non tunai. "Ini dilihat dari kondisi Papua Barat yang masih rendah dalam hal penetrasi transaksi non tunai serta masih kurangnya pemahaman masyarakat terkait Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)," jelas dia.
Menurut Sugeng, pemahaman yang cukup mengenai GNNT adalah hal yang sangat penting untuk mendukung terwujudnya keuangan inklusif, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan transparansi anggaran. Disamping sosialisasi GNNT, Bank Indonesia juga akan melakukan kampanye Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).
Dengan kampanye tersebut diharapkan masyarakat di Papua Barat memahami apa manfaat yang diperoleh dengan menggunakan kartu berlogo GPN. Adapun saat ini, perusahaan switching asing, MasterCard sudah menjalin kerja sama dengan dua perusahaan switching domestik untuk bergabung dalam GPN.
Menurut dia, sistem GPN domestik masih membutuhkan kontribusi dari switching asing untuk membantu mengembangkan teknologi seperti teknologi antifraud. "Indonesia masih membutuhkan suksesnya GPN dengan lebih bagus. Kita juga tidak menutup keterlibatan asing dalam mendukung GPN. Kami masih bisa membuka ruang untuk mereka terlibat dalam mensukseskan GPN," tandasnya.
Sementara terkait dengan uang rupiah, Bank Indonesia juga akan memberikan edukasi terkait dengan Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR). "Dengan edukasi CIKUR ini diharapkan masyarakat dapat terhindar dari risikou uang palsu serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kondisi uang rupiah agar tetap bersih dan rapi," pungkasnya.
Di saat bersamaan, sebanyak 1.500 pelajar di Sorong, Papua Barat, membuat rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk transaksi uang elektronik. "Kita menyaksikan pemecahan rekor MURI berupa pembagian uang elektronik kepada pelajar terbanyak yaitu mencapai1.500 kartu dan pembelian alat sekolah menggunakan uang elektronik terbanyak mencapai 1.500 pelajar," imbuh Sugeng. Penghargaan rekor tersebut diberikan kepada Kantor Perwakilan BI Papua Barat selaku tuan rumah pemecahan rekor.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, kenaikan transaksi uang elektronik tersebut akan berlanjut kedepannya terutama digunakan di beberapa ruas tol, untuk bantuan sosial serta untuk bantuan pangan non tunai. Kenaikan transaksi uang elektronik juga diperkirakan akan berasal dari e-commerce.
"Meskipun nominal uangnya belum begitu besar, tetapi growth-nya tinggi," ujar Sugeng usai sosialisasi gerakan non tunai (GNNT), Kampanye Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), serta Edukasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiah (CIKUR) di Sorong, Papua Barat, Jumat (10/8/2018).
Dia melanjutkan, BI pun menyambut baik inisiatif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat untuk mengadakan sosialisasi transaksi non tunai. "Ini dilihat dari kondisi Papua Barat yang masih rendah dalam hal penetrasi transaksi non tunai serta masih kurangnya pemahaman masyarakat terkait Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)," jelas dia.
Menurut Sugeng, pemahaman yang cukup mengenai GNNT adalah hal yang sangat penting untuk mendukung terwujudnya keuangan inklusif, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan transparansi anggaran. Disamping sosialisasi GNNT, Bank Indonesia juga akan melakukan kampanye Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).
Dengan kampanye tersebut diharapkan masyarakat di Papua Barat memahami apa manfaat yang diperoleh dengan menggunakan kartu berlogo GPN. Adapun saat ini, perusahaan switching asing, MasterCard sudah menjalin kerja sama dengan dua perusahaan switching domestik untuk bergabung dalam GPN.
Menurut dia, sistem GPN domestik masih membutuhkan kontribusi dari switching asing untuk membantu mengembangkan teknologi seperti teknologi antifraud. "Indonesia masih membutuhkan suksesnya GPN dengan lebih bagus. Kita juga tidak menutup keterlibatan asing dalam mendukung GPN. Kami masih bisa membuka ruang untuk mereka terlibat dalam mensukseskan GPN," tandasnya.
Sementara terkait dengan uang rupiah, Bank Indonesia juga akan memberikan edukasi terkait dengan Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR). "Dengan edukasi CIKUR ini diharapkan masyarakat dapat terhindar dari risikou uang palsu serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kondisi uang rupiah agar tetap bersih dan rapi," pungkasnya.
Di saat bersamaan, sebanyak 1.500 pelajar di Sorong, Papua Barat, membuat rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk transaksi uang elektronik. "Kita menyaksikan pemecahan rekor MURI berupa pembagian uang elektronik kepada pelajar terbanyak yaitu mencapai1.500 kartu dan pembelian alat sekolah menggunakan uang elektronik terbanyak mencapai 1.500 pelajar," imbuh Sugeng. Penghargaan rekor tersebut diberikan kepada Kantor Perwakilan BI Papua Barat selaku tuan rumah pemecahan rekor.
(akr)