Neraca Perdagangan Indonesia Juli 2018 Defisit USD2,03 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 tercatat mengalami defisit sebesar USD2,03 miliar berdasarkan data yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Setelah periode Lebaran, neraca dagang mampu meningkat setelah sebelumnya pada bulan Juni sempat mengalami surplus USD1,74 miliar
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, realisasi neraca perdagangan yang mengalami defisit pada periode ini lebih disebabkan karena kenaikan impor minyak yang sangat tinggi pada periode tersebut dari beberapa negara."Neraca perdagangan kita mengalami defisit dan ini berasal dari impor minyak yang tinggi. Jadi ini masalah yang harus kita hadapi," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/8/2018).
Dia menambahkan, pada Januari hingga Februari 2018 neraca perdagangan Indonesia memang masih defisit, namun pada Maret 2018 dan Juni sudah membaik dan terjadi surplus. Sedangkan pada April sampai Mei 2018 ini kembali mengalami defisit karena kenaikan impor yang sangat tinggi dan harus menjadi perhatian.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Juni 2018 juga masih mengalami defisit sebesar USD3,09 Miliar. Diterangkan hal itu lantaran harga minya dunia yang tinggi menyebabkan impor pun menjadi naik.
"Januari sampai Juni, defisit USD3,09 miliar karena surpulusnya di bulan Juni dan Maret, defisit ini terjadi karena migasnya masih tinggi. Karena impor migas kita luar biasa ketika harga minyak dunia tinggi sekali, jadi secara kumulatif defisit," tandasnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, realisasi neraca perdagangan yang mengalami defisit pada periode ini lebih disebabkan karena kenaikan impor minyak yang sangat tinggi pada periode tersebut dari beberapa negara."Neraca perdagangan kita mengalami defisit dan ini berasal dari impor minyak yang tinggi. Jadi ini masalah yang harus kita hadapi," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/8/2018).
Dia menambahkan, pada Januari hingga Februari 2018 neraca perdagangan Indonesia memang masih defisit, namun pada Maret 2018 dan Juni sudah membaik dan terjadi surplus. Sedangkan pada April sampai Mei 2018 ini kembali mengalami defisit karena kenaikan impor yang sangat tinggi dan harus menjadi perhatian.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Juni 2018 juga masih mengalami defisit sebesar USD3,09 Miliar. Diterangkan hal itu lantaran harga minya dunia yang tinggi menyebabkan impor pun menjadi naik.
"Januari sampai Juni, defisit USD3,09 miliar karena surpulusnya di bulan Juni dan Maret, defisit ini terjadi karena migasnya masih tinggi. Karena impor migas kita luar biasa ketika harga minyak dunia tinggi sekali, jadi secara kumulatif defisit," tandasnya.
(akr)