Harga Minyak Dunia Naik Sepanjang Agustus Seiring Sanksi ke Iran

Sabtu, 01 September 2018 - 11:23 WIB
Harga Minyak Dunia Naik...
Harga Minyak Dunia Naik Sepanjang Agustus Seiring Sanksi ke Iran
A A A
LONDON - Harga minyak mentah dunia dalam tren kenaikan sepanjang bulan ini ketika sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap Iran memicu kekhawatiran bahwa pasokan akan berkontraksi. Di sisi lain spekulasi bahwa perang perdagangan AS-China akan melemahkan permintaan.

Perdagangan di London mencatat, pada bulan Agustus harga minyak lebih tinggi 4,3% untuk menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak April. Ditambah bulan ini, harga minyak mentah berjangka AS juga menunjukkan peningkatan.

Namun pada akhir pekan kemarin, kedua patokan minyak Internasional tersebut sedikit tersendat karena Arab Saudi menggenjot produksi minyak mentahnya pada bulan Agustus dibandingkan Juli. "Anda melihat kenaikan bulan ke bulan, tetapi saya melihat ini hanya sementara," kata Rob Haworth dari US Wealth Management AS di Seattle seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (1/9/2018)

Sambung dia menerangkan, Arab Saudi dan Rusia meningkatkan produksi ditambah produksi AS kemungkinan bisa meningkat, yang pada akhirnya membatasi kenaikan di pasar minyak dunia. Sementara sentimen muncul dari Presiden Donald Trump yang segera menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, meskipun ditentang oleh sekutunya.

Minyak Brent, yang merupakan patokan global, lebih rentan daripada minyak mentah West Texas Intermediate untuk setiap dampak pada pasokan Iran. Kedua patokan telah mendapatkan dorongan sepanjang bulan Agustus, lantaran stok minyak Amerika menyusut.

Terpantau WTI naik hingga tembus di atas USD70 per barel di New York pada pekan ini untuk pertama kalinya sejak akhir Juli. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 0,45 sen hingga ditutup pada level USD69,80 per barel di New York Mercantile Exchange.

Total volume yang diperdagangkan sekitar 43% di bawah rata-rata 100 hari. "Ada kekhawatiran yang meningkat tentang dampak sanksi terhadap Iran. Ada anggapan bahwa semauanya bakal menjadi sangat ketat," ujar Ekonom John Kilduff di hedge fund Capital yang berbasis di New York.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0658 seconds (0.1#10.140)