Indonesia-Pakistan Dorong Peningkatan Investasi Sawit

Jum'at, 07 September 2018 - 01:08 WIB
Indonesia-Pakistan Dorong...
Indonesia-Pakistan Dorong Peningkatan Investasi Sawit
A A A
KARACHI - Indonesia dan Pakistan mendorong peningkatan kerja sama dan investasi pada industri minyak kelapa sawit. Tak hanya dapat mengukuhkan dominasi Indonesia di pasar sawit Pakistan, melalui investasi industri sawit nasional dinilai dapat membuka peluang baru untuk mengembangkan pasar dengan memanfaatkan potensi serta posisi Pakistan yang strategis.

Hal itu diungkapkan Duta Besar RI untuk Republik Islam Pakistan Iwan Suyudhie Amri dalam Conference and Exhibition on Indonesian Palm Oil (CEIPO) 2018 di Karachi, Pakistan, hari ini. Iwan menegaskan, sudah saatnya Indonesia-Pakistan mengembangkan kerja sama yang lebih dari sekadar perdagangan antarnegara.

"Kita harus mencari cara untuk meningkatkan kerja sama beyond trade. Ada beberapa komoditas yang diperdagangkan oleh keduanya yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya, dan hal itu akan memberikan manfaat lebih besar bagi ekonomi kedua negara," ungkap Iwan dalam konferensi tersebut, Kamis (6/9/2018).

Konsul Jenderal Republik Indonesia Karachi Totok Prianamto menegaskan hal yang sama. Dia berharap penyelenggaraan CEIPO 2018 yang mengangkat tema "Pakistan-Indonesia Collaboration on Palm Oil-based Industries" tersebut akan memicu diskusi terkait pengembangan kerja sama di bidang industri minyak kelapa sawit antara Indonesia dan Pakistan.

"Kita harapkan melalui acara ini akan memperbanyak pertukaran gagasan terkait kemungkinan investasi bersama untuk menambah nilai dari produk minyak kelapa sawit," tuturnya.

Pada tahun 2017, sekitar 63% dari nilai perdagangan antara Indonesia dan Pakistan merupakan perdagangan minyak sawit. Indonesia menguasai 80% pangsa pasar minyak sawit Pakistan. Melalui investasi, joint venture serta kerja sama-kerja sama bilateral di bidang sawit, diyakini banyak peluang baru yang akan terbuka.

Dalam konferensi tersebut, mengemuka wacana bahwa bersama dengan mitra lokal, Indonesia dapat membangun terminal sawit di pelabuhan, fasilitas penyimpanan (storage) hingga penyulingan (refinery). Dengan investasi dan kerja sama tersebut, diyakini Pakistan dapat menjadi hub sawit Indonesia ke pasar Asia Selatan dan Tengah.

Tercatat, lebih dari 150 orang pelaku bisnis minyak kelapa sawit dan makanan di Pakistan menghadiri kegiatan tersebut. Sementara dari Indonesia, turut berpartisipasi perwakilan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) , serta PT Pelabuhan Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Director Projects Sindh Board of Investment Abdul Azeem Uqaili menegaskan pihaknya siap mengakomodasi minat investasi dari industri sawit Indonesia. Menurut dia, saat ini Provinsi Sindh tengah mengembangkan tiga zona ekonomi khusus yang dapat memfasilitasi kebutuhan investor yang ingin menanamkan modalnya di negara tersebut.

Sebagai informasi, di provinsi tersebut juga terdapat dua pelabuhan utama, yakni Pelabuhan Karachi dan Bin Qasim, di mana 98% produk sawit Indonesia diproses. Selain itu, Pakistan juga memiliki pelabuhan Gwadar yang baru dikembangkan.

"Investasi asing merupakan salah satu prioritas bagi pemerintah. Kami sangat ingin menarik investasi dari luar negeri. Dalam hal ini, kami memandang Indonesia sebagai calon investor yang potensial," tuturnya.

Untuk itu, kata dia, selain zona ekonomi khusus, pemerintah Pakistan juga menyediakan insentif fiskal maupun non-fiskal bagi investor. Insentif tersebut antara lain tax holiday hingga 10 tahun, kemudahan lahan dan perizinan, hingga investasi 100% tanpa harus melibatkan mitra lokal. Kendati demikian, imbuh dia, sejauh ini komitmen investasi baru datang dari investor asal China.

"Kami akui bahwa masih ada masalah persepsi yang dapat menghambat investasi di Pakistan. Tapi dengan kondisi (politik dan keamanan) yang makin stabil, regulasi yang terus diperbaiki, kami yakin investasi di sini akan semakin menarik," tegasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8652 seconds (0.1#10.140)