Industri 4.0, Revolusi Digital Sekarang atau Tidak Sama Sekali

Jum'at, 07 September 2018 - 19:53 WIB
Industri 4.0, Revolusi...
Industri 4.0, Revolusi Digital Sekarang atau Tidak Sama Sekali
A A A
JAKARTA - PT Metrodata Electronics Tbk atau Metrodata kembali menggelar kegiatan tahunan yaitu Metrodata Solution Day 2018 (MSD2018) dengan tujuan utama untuk mengedukasi pasar khususnya masyarakat TI Indonesia. MSD2018 sekaligus juga menjadi ajang informasi tentang solusi terkini yang ditujukan bagi pelanggan.

Metrodata sendiri fokus pada 8 pilar solusi yakni Cloud Services, Digital Business Platform, Big Data & Analytics, Security, Consulting & Advisory Services, Managed Services, Hybrid IT Infrastructure, dan Business Application. Didukung tema Industry 4.0: Digital Revolution karena berada di jantung transformasi menyeluruh dari rantai nilai (Value Chain).

Penciptaan kembali secara digital yang sukses akan melibatkan penggambaran ulang secara mendasar bagaimana sebuah organisasi beroperasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Industry 4.0 mendigitalkan dan mengintegrasikan proses secara vertikal di seluruh organisasi, dari pengembangan produk dan pembelian, melalui manufaktur, logistik dan layanan.

Semua data yang mencakup proses operasi, proses efisiensi dan manajemen kualitas, termasuk rencana operasi tersedia secara tepat waktu, didukung oleh augmented reality (realitas tambahan) dan dioptimasikan dalam sebuah jaringan terintegrasi.

“Perkembangan TI saat ini terlihat luar biasa cepat, berbagai aplikasi dapat dengan mudah ditemukan dan diunduh melalui teknologi Cloud Services dan Digital Business Platform. Saat memasuki Industry 4.0, kita harus secepat mungkin memulai memetakan dan melaksanakan revolusi digital, jika tidak maka kita akan tertinggal jauh. Sekarang atau tidak sama sekali," ujar Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk Susanto Djaja lewat keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Lebih lanjut menurutnya, revolusi digital merupakan sebuah keniscayaan, ketika sudah banyak yang memulai, dan ditambah infrastruktur Indonesia sudah jauh lebih siap. Sedangkan tantangannya adalah kompetisi makin terbuka, serta bagaimana membuka peluang pasar dan bisa beradopsi dengan generasi milenial.

Kekuatan teknologi digital diterangkan, telah membuat dislokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengubah bisnis secara mendasar. Industri telah mengalami empat gelombang besar revolusi. Revolusi industri pertama terjadi sebagai akibat penemuan mekanisasi, dengan tenaga penggerak berupa air ataupun uap.

Revolusi industri kedua ditandai dengan kehadiran listrik yang mampu menciptakan produksi masal dengan konsep perakitan komponen. Revolusi industri ketiga timbul karena produksi manufaktur dengan mudah dikontrol secara otomatis lewat komputer, menjadikan produksi makin efisien.

Dan industri 4.0 ditandai dengan sistem fisik-siber yang dimungkinkan dengan bersinerginya tiga kekuatan: Internet of Things (IoT), Cloud Computing, dan Cognitive Computing. Industry 4.0 juga dikenal sebagai manufaktur cerdas, karena seluruh rantai proses otomasi produksi dikontrol lewat Artificial Intelligence (AI) yang tersusun atas algoritma rumit yang (berusaha) meniru kecerdasan manusia.

Tema Industry 4.0: Digital Revolution ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam membuat peta jalan Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo April 2018 lalu.

“Perubahan besar dalam dinamika bisnis yang semakin cepat, data yang dihasilkan dan kesiapan akses teknologi dalam hidup kita, adalah ciri khas dari revolusi industri keempat. Bagi perusahaan, transformasi digital kini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan,” kata Catherine Lian, Managing Director, Dell EMC Indonesia.

Transformasi digital kini bukan lagi opsional seiring meningkatnya penggunaan analitik data, semakin banyaknya produk yang lebih cerdas yang menggunakan software dan sensor, serta analitik yang diperlukan untuk mempertahankan siklus yang diterapkan para pemimpin pasar dan provokator. Jadi terang Lian, bagi perusahaan pilihannya adalah menjadi provokator perubahan status quo atau terganggu oleh mereka yang mengadopsi teknologi digital.

“Bisnis yang dapat memperluas rantai pasok data memiliki keunggulan kompetitif dalam ekonomi digital. Mengungguli kompetisi Anda dengan visibilitas inventori real-time dimanapun-dengan DSI Cloud Inventory Services dan mobile-first supply chain apps. Menerapkan on-premise atau di cloud untuk mendapatkan info, berbagi, menganalisa dan bertindak atas investarisasi dari perangkat ponsel. DSI dapat membantu memperluas kemampuan bisnis Anda dengan solusi yang fleksibel guna memenuhi tantangan Anda yang unik,” kata Mark Goode, President, DSI.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1801 seconds (0.1#10.140)