Indonesia-Korea Selatan Sepakati Bisnis Rp81,7 Triliun

Rabu, 12 September 2018 - 09:11 WIB
Indonesia-Korea Selatan Sepakati Bisnis Rp81,7 Triliun
Indonesia-Korea Selatan Sepakati Bisnis Rp81,7 Triliun
A A A
JAKARTA - Hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan (Korsel) kian kukuh. Kedua negara bersepakat meningkatkan kerja sama melalui hubungan perdagangan investasi. Bahkan pada 2022, kedua negara menarget nilai perdagangan mencapai USD30 miliar.

Kesepakatan ini diperoleh dalam lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Korsel pada 10 dan 11 September. Dalam kunjungan yang menandakan terjalinnya 45 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korsel tersebut, juga dicapai kesepakatan bisnis senilai USD6,2 miliar atau sekitar Rp81,7 triliun (asumsi kurs APBN 2018 Rp13.400 per dolar AS).
Kunjungan Jokowi ke Negeri Ginseng tersebut merupakan balasan atas lawatan Presiden Korea Selatan Moon Jaein ke Indonesia pada November tahun lalu. Turut dalam rombongan yakni Menko Polhukam Wiranto, Mensesneg Pramono Anung, Menperin Airlangga Hartarto, Menteri PAN-RB Syafrudin, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala Bekraf Triawan Munaf, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roslani, dan Wakil Ketua Kadin Shinta Kamdani.

“Di tengah banyak ketidakpastian di dunia, Indonesia dan Korea Selatan mampu membukukan hubungan yang semakin kuat. Perdagangan kita tahun 2017 naik 20%,” ujar Jokowi dalam pernyataan pers bersama di Blue House, Seoul, Korsel, kemarin.

Jokowi mengaku terkesan melihat besarnya antusiasme pengusaha dan investor Korsel dalam meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Indonesia. Dalam pandangannya, hal itu menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari dunia usaha Korsel kepada ekonomi Indonesia. “Saya mendapatkan laporan, dalam pertemuan bisnis tadi telah di tandatangani sejumlah MoU dengan potensi investasi sebesar USD6,2 miliar,” ungkapnya.

Presiden Moon Jae-in juga tak menutupi rasa gembiranya dengan semakin meningkatnya kerja sama dengan Indonesia. Ekspresi ini disampaikan Moon lewat akun @moonriver365. Teristimewa, dia menggunakan bahasa Indonesia dalam ciutannya, bukan dalam bahasa Korea atau Inggris sebagai mana dia melakukannya saat menerima kunjungan negara sahabat.

“Hari ini Presiden Bapak @Jokowi dan Ibu Negara RI Pulang ke Indonesia dengan penuh hasil dari kunjungan kenegaraan ke Korea. Saya merasa persahabatan antara kami menjadi lebih dalam seperti malam hari yang indah pada musim gugur Korea,” kata Moon kemarin.

Dalam jumpa pers bersama sebelumnya, dia berharap negaranya dan Indonesia akan terus mengaktifkan pertukaran atau perundingan antara pejabat tinggi termasuk dalam pertemuan puncak dan perundingan kebijakan. Dia menyebut, sejak pertemuan puncak tahun lalu, kedua negara aktif melakukan kerja sama di berbagai bidang.

“Agar masyarakat (kedua negara) dapat merasakan hasil kerja samanya. Saya akan mengecek hasil implementasinya secara lebih teliti dan mendorong agar dapat lebih cepat dilaksanakan,” ujar Moon.

Dalam akun Twitter-nya, dia juga memasang tiga foto saat upacara kenegaraan menyambut Jokowi di Istana Cheong Wa Dae dan momen ketika Moon dan Jokowi minum teh bersama di Istana.

Peningkatan hubungan kedua negara bukan hanya bidang ekonomi. Kedua negara bersepakat menandatangani enam nota kesepahaman yang disaksikan langsung Jokowi dan Moon. Nota kesepahaman kerja sama meliputi bidang keimigrasian, ekonomi, manajemen sumber daya manusia, kerja sama antara Sekretariat Kabinet Indonesia dan Kementerian Legislasi Korsel, keamanan maritim, dan Industri 4.0.

Secara khusus, Moon mengapresiasi upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mendukung terwujudnya perdamaian di Semenanjung Korea. Dia berharap banyak dari Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk terus mengupayakan perdamaian di Semenanjung Korea dan belahan dunia lainnya.

“Saya menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Yang Mulia Presiden Jokowi atas jasanya membangun perdamaian Semenanjung Korea seperti telah mengundang pemimpin Korsel dan Korea Utara,” tuturnya.

Selain bertemu dengan Moon, selama kunjungan di Korsel, Jokowi juga sempat bertemu empat pimpinan perusahaan Korsel, yakni Chairman CJ Group Kyung Shiksohn, Vice Chairman Lotte Group Kag Gyu-hwang, CEO POSCO Choi Jeong-woo, dan Vice Chairman Hyundai Motor Company Chung Eui-sun.

Menlu Retno Marsudi mengungkapkan, pertemuan membicarakan kerja sama di bidang investasi dan para pengusaha mengapresiasi iklim investasi Indonesia yang semakin baik.

Menurutnya, pengusaha Korsel tersebut menyampaikan komitmen untuk mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja Indonesia dan memperbanyak alih teknologi untuk pihak Indonesia.

“Janji mereka adalah untuk lebih banyak mempekerjakan orang-orang Indonesia, transfer of technology akan terus dilakukan, dan yang tak kalah penting semua orang yang bertemu Presiden menyampaikan hebat untuk Asian Games,” ujar dia.

Selain itu, selama di Korsel Jokowi juga menghadiri pertemuan Business Forum dengan asosiasi dan perusahaan-perusahaan Korea Selatan, memberikan kuliah umum di Hankuk University of Foreign Studies, dan bertemu dengan generasi muda Korsel pencinta Indonesia dan generasi muda Indonesia di Korsel.

Sejumlah Kesepakatan

Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) yang turut serta mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kenegaraan ke Korsel berharap misi kenegaraan tersebut dapat menarik lebih banyak kerja sama ekonomi dan investasi ke Indonesia. Harapan terutama diarahkan pada Indonesia-Korea Business and Investment Forum 2018. Untuk diketahui, Korsel menempati posisi ketiga sebagai investor terbesar di Indonesia.

“Harapan kita semua agar makin banyak investasi masuk ke Indonesia, sehingga dapat meningkatkan devisa dan lapangan kerja,” ujar HT seperti dalam Instagram @Hary.Tanoesoedibjo, Senin (10/9/2018).

Secara konkret, kunjungan tersebut berhasil meraih sejumlah kesepakatan yang terinci dalam 15 nota kesepahaman dan enam komitmen investasi yang sifatnya business to business antara private sector Indonesia dan Korsel, serta satu nota kesepahaman antara BKPM dengan Hyundai Motor Company.

“Dengan ditandatanganinya 15 nota kesepahaman dan enam komitmen investasi tersebut diharapkan sentimen pelaku usaha luar terhadap pasar nasional dapat menjadi lebih baik.” ujar Kepala BKPM Thomas Lembong dalam keterangan resmi kepada pers kemarin.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini kerjasama yang terjalin tersebut dapat mendorong industri manufaktur nasional untuk lebih meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, sekaligus penambahan terhadap penyerapan tenaga kerja lokal.

“Ini yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi secara inklusif, terutama melalui program hilirisasi,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Langkah sinergi yang dibangun pelaku industri kedua negara juga diharapkan mendukung implementasi Making Indonesia 4.0. Salah satunya adalah membangun ekosistem inovasi dengan transfer teknologi yang berkelanjutan guna mendukung Revolusi Industri 4.0.
“Kami optimistis, hubungan antara kedua negara ini sangat menjanjikan di tahuntahun mendatang dan itu akan menjadi dasar yang kuat untuk hubungan lebih lanjut antara kedua negara, terutama dalam membangun perekonomian,” kata Airlangga.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9466 seconds (0.1#10.140)