Dirut Inalum Bakal Segera Teken Disvestasi 51% Saham Freeport
Rabu, 12 September 2018 - 21:08 WIB
Dirut Inalum Bakal Segera Teken Disvestasi 51% Saham Freeport
A
A
A
JAKARTA - PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) memastikan, bahwa perkembangan disvetasi 51% saham PT Freeport akan segera selesai. Hal ini sesuai dengan target yang disampaikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno yang menerangkan bakal rampung pada akhir September 2018.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebentar lagi transaksi jual beli saham akan ditandatangani. "Membutuhkan doa dari seluruh rakyat Indonesia. Bentar lagi ada tanda tangan transaksi," ujar Budi Gunadi di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
(Baca Juga: Rini Pastikan Penyelesaian Divestasi Freeport Akan Selesai Akhir SeptemberTidak hanya itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta holding pertambangan untuk lebih banyak memproses komoditas tambang supaya lebih bernilai tambah. Permintaan tersebut disampaikan mengingat sektor tambang saat ini memiliki potensi besar. "Produk akhir bijih nikel adalah steinless steel dan batu bara bisa diolah menjadi produk polietilena," paparnya.
Ke depan, Menteri Rini akan menggenjot industri pengolahan tambang domestik agar mampu berkembang dan memberikan lebih banyak nilai tambah, sehingga nilai ekspor produk tambang Indonesia bisa melesat. Hal ini dalam upaya meredam defisit perdagangan serta membantu meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD).
"Dalam lima tahun ke depan, ekspor tambang saya harapkan bisa mencapai USD10 miliar, tanpa memperhitungkan ekspor dari Freeport. Ekspor holding sektor pertambangan tahun ini diperkirakan bakal mencapai USD2,52 miliar," jelasnya.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebentar lagi transaksi jual beli saham akan ditandatangani. "Membutuhkan doa dari seluruh rakyat Indonesia. Bentar lagi ada tanda tangan transaksi," ujar Budi Gunadi di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
(Baca Juga: Rini Pastikan Penyelesaian Divestasi Freeport Akan Selesai Akhir SeptemberTidak hanya itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta holding pertambangan untuk lebih banyak memproses komoditas tambang supaya lebih bernilai tambah. Permintaan tersebut disampaikan mengingat sektor tambang saat ini memiliki potensi besar. "Produk akhir bijih nikel adalah steinless steel dan batu bara bisa diolah menjadi produk polietilena," paparnya.
Ke depan, Menteri Rini akan menggenjot industri pengolahan tambang domestik agar mampu berkembang dan memberikan lebih banyak nilai tambah, sehingga nilai ekspor produk tambang Indonesia bisa melesat. Hal ini dalam upaya meredam defisit perdagangan serta membantu meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD).
"Dalam lima tahun ke depan, ekspor tambang saya harapkan bisa mencapai USD10 miliar, tanpa memperhitungkan ekspor dari Freeport. Ekspor holding sektor pertambangan tahun ini diperkirakan bakal mencapai USD2,52 miliar," jelasnya.
(akr)
