HK Metals Utama Genjot Ekspor Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - PT HK Metals Utama menyatakan, gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah saat ini, serta cukup tingginya permintaan pasar menjadi alasan untuk tetap optimis terhadap prospek bisnis ke depan.
Direktur Utama HK Metals Utama Ngasidjo Achmad mengatakan, perseroan dan entitas anak merupakan salah satu grup perusahaan di Indonesia yang memperdagangkan coil galvalume.
"Ini bahan baku baja ringan dan alumunium ekstrusi untuk memenuhi permintaan dari industri properti, konstruksi, dan retail dalam dan luar negeri.” ujarnya di Jakarta, Rabu (20/9/2018).
Direktur Komersial HK Metals Utama Yudhi Sudarmanto mengatakan, ada dampak positif dari rampungnya pabrik kuartal IV/2017 menggenjot ekspor pada April 2018.
Apalagi, kata Yudhi, memang permintaan pasar ekspor naik disebabkan adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, khususnya dari AS dan Kanada.
"Terjadinya perang dagang, kita terima tawaran ke AS dan Kanada. Besaran peningkatan masih digodok, kami ingin brand perkuat di lokal dulu dengan batasi ekspor 20% per tahun," katanya.
Namun perusahaan tidak menutup kemungkinan membuka ekspor lebih besar lagi pada 2019 didorong meningkatnya kapasitas pabrik yang sudah baik.
Perusahaan membidik porsi ekspor bisa ditingkatkan dari 20% ke 30% sampai 35% tahun depan. "Ke AS, Kanada, Australia itu dulu sekarang, nanti baru Belanda untuk alumunium eksklusion," pungkasnya.
Adapun sepanjang 2017, HK Metals Utama membukukan kenaikan pendapatan usaha 26,81% sebesar Rp105,19 juta atau dari Rp392,30 juta pada 2016 menjadi Rp497,50 juta pada 2017.
Direktur Utama HK Metals Utama Ngasidjo Achmad mengatakan, perseroan dan entitas anak merupakan salah satu grup perusahaan di Indonesia yang memperdagangkan coil galvalume.
"Ini bahan baku baja ringan dan alumunium ekstrusi untuk memenuhi permintaan dari industri properti, konstruksi, dan retail dalam dan luar negeri.” ujarnya di Jakarta, Rabu (20/9/2018).
Direktur Komersial HK Metals Utama Yudhi Sudarmanto mengatakan, ada dampak positif dari rampungnya pabrik kuartal IV/2017 menggenjot ekspor pada April 2018.
Apalagi, kata Yudhi, memang permintaan pasar ekspor naik disebabkan adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, khususnya dari AS dan Kanada.
"Terjadinya perang dagang, kita terima tawaran ke AS dan Kanada. Besaran peningkatan masih digodok, kami ingin brand perkuat di lokal dulu dengan batasi ekspor 20% per tahun," katanya.
Namun perusahaan tidak menutup kemungkinan membuka ekspor lebih besar lagi pada 2019 didorong meningkatnya kapasitas pabrik yang sudah baik.
Perusahaan membidik porsi ekspor bisa ditingkatkan dari 20% ke 30% sampai 35% tahun depan. "Ke AS, Kanada, Australia itu dulu sekarang, nanti baru Belanda untuk alumunium eksklusion," pungkasnya.
Adapun sepanjang 2017, HK Metals Utama membukukan kenaikan pendapatan usaha 26,81% sebesar Rp105,19 juta atau dari Rp392,30 juta pada 2016 menjadi Rp497,50 juta pada 2017.
(fjo)