Tenggelamkan Kapal, Susi Sebut Perikanan RI Tetap Nomor Satu di ASEAN

Jum'at, 21 September 2018 - 14:10 WIB
Tenggelamkan Kapal,...
Tenggelamkan Kapal, Susi Sebut Perikanan RI Tetap Nomor Satu di ASEAN
A A A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan, kebijakan menenggelamkan kapal tidak menghambat produktivitas perikanan Indonesia. Hal itu menurutnya terbukti dengan melihat neraca perdagangan hasil perikanan dan ekspor yang terus menanjak naik.(Baca Juga: Menteri Susi Paparkan Neraca Perdagangan Perikanan Naik 13,88%Tercatat volume hasil perikanan Indonesia di 2018 sejauh ini mencapai 510,05 ribu ton atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 475,74 ribu ton. Sementara ekspor perikanan meningkat 12,88% sepanjang tahun ini secara YoY ditambah produksi ikan RI lebih tinggi 13,88% dari tahun 2017.

Melihat perkembangan ini, Menteri Susi menerangkan menjadikan Indonesia menjadi negara nomor satu dalam menjual ekspor perikanan di ASEAN. Indonesia mengalahkan Thailand dan Vietnam sebagai pengeskpor tertinggi perikanan.

"Neraca perdagangan kita bagus, dimana aturan pemerintah sudah benar dan produk perikanan memberikan surplus dalam neraca perdagangan kita. Di ASEAN kita menjadi nomer 1 meninggalkan yang lain. Orang bilangnya kita merusak perikanan karena sering tenggelamkan kapal. Padahal nyatanya kita terus mempertahankan juara pertama dalam melakukan ekspor di ASEAN sejak 2015 mengalahkan Thailand dan Vietnam," ujar Menteri Susi di Gedung KKP, Jumat (21/9/2018).

Sambung dia menerangkan, dengan ekspor yang terus meningkat sehingga akan bisa menyumbang surplus neraca perdagangan Indonesia. Pasalnya sektor perikanan ikut berperan banyak dalam membuat neraca perdagangan surplus. "Neraca perdagangan hasil perikanan kita bagus dimana aturan pemerintah sudah benar dan produk perikanan memberikan surplus dalam neraca perdagangan," jelasnya.

Saat ini Ia memasang target kenaikan penjualan ekspor Ikan sebesar 20% di tahun 2019. Hal ini dikarenakan panen ikan yang akan melimpah pada tahun ini. "Kenaikannya 10-20% volumenya dan nilainya tahun depan. Karena melihat cuaca yang abis ombak besar, panennya bakal besar karena ini siklusnya dua tahun sekali. Kita harapkan hasilnya bisa lumayan tiap tahunnya," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7272 seconds (0.1#10.140)