Mandiri InHealth Optimistis Tumbuh Dua Digit Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) optimistis pertumbuhan premi tahun ini mencapai dua digit. Meski di tengah ekonomi ketat saat ini, perusahaan berharap premi dan kepesertaan bisa tumbuh mencapai di atas 10% hingga akhir tahun nanti.
Direktur Utama Mandiri Inhealth Iwan Pasila mengatakan hingga tengah tahun ini pertumbuhan bisnis hanya sebesar 5%. Hal ini terkait faktor kemampuan perusahaan yang berkurang membayar premi. "Secara industri memang semuanya tertekan. Kami bersyukur masih bisa tumbuh," ujar Iwan di Jakarta, kemarin.
Pihaknya juga menyiapkan ekspansi dengan sejumlah produk baru untuk menggenjot pendapatan premi tahun ini. Perseroan akan meluncurkan produk untuk melayani segmen jemaah umrah dan BPJS Kesehatan.
Perseroan telah memiliki produk managed care dengan skema Coordination of Benefit (CoB) dengan BPJS Kesehatan. Sampai akhir Agustus 2018, terdapat lebih dari 1.300 badan usaha, baik BUMN maupun swasta, dengan total 2,1 juta peserta yang bekerja sama dengan Mandiri Inhealth. "Semester dua digenjot dengan CoB untuk BPJS kesehatan. Biaya kesehatan lebih efisien," tuturnya.
Dia mengatakan, segmen bisnis untuk peserta BPJS Kesehatan memiliki potensi besar karena 2019 akan menjadi tahun universal coverage. Namun saat ini perseroan masih mencari solusi masalah jalur distribusi karena tidak bisa menggunakan agensi karena nantinya akan mahal. Karena itu, perseroan telah mengembangkan semacam aplikasi digital sebagai solusi.
"Kuartal pertama tahun depan akan diluncurkan. Dari 1,3 juta peserta kita sekarang sekitar 800.000-an peserta manage care CoB. Strategi kita fokus di volume," paparnya.
Selain itu pihaknya juga akan selektif memilih badan usaha guna menghindari risiko. Namun sejauh ini dia melihat tidak banyak nasabahnya yang tutup meskipun kondisi ekonomi relatif berat.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2018, Mandiri Inhealth mencatatkan premi senilai Rp493,89 miliar. Adapun premi mengalami peningkatan sekitar 5% hingga Juli 2018.
Mandiri Inhealth sebelumnya ditunjuk sebagai Health and Insurance Partner untuk atlet dan official Asian Games 2018. Mandiri Inhealth menyediakan pelayanan asuransi kesehatan bagi 34.236 peserta yang terdiri dari Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC), atlet, offcial, OCA family, officer, provider, dan media partner yang berasal dari 45 negara dengan 40 cabang olah raga dengan nilai premi sekitar Rp26 miliar.
"Mandiri Inhealth ikut mendukung kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 dari sisi kesehatan dengan menyediakan pelayanan asuransi kesehatan. Kami melayani sebanyak 383 kasus rawat jalan, 61 kasus rawat inap, dan tiga kasus evakuasi medis," terang Iwan.
Direktur Utama Mandiri Inhealth Iwan Pasila mengatakan hingga tengah tahun ini pertumbuhan bisnis hanya sebesar 5%. Hal ini terkait faktor kemampuan perusahaan yang berkurang membayar premi. "Secara industri memang semuanya tertekan. Kami bersyukur masih bisa tumbuh," ujar Iwan di Jakarta, kemarin.
Pihaknya juga menyiapkan ekspansi dengan sejumlah produk baru untuk menggenjot pendapatan premi tahun ini. Perseroan akan meluncurkan produk untuk melayani segmen jemaah umrah dan BPJS Kesehatan.
Perseroan telah memiliki produk managed care dengan skema Coordination of Benefit (CoB) dengan BPJS Kesehatan. Sampai akhir Agustus 2018, terdapat lebih dari 1.300 badan usaha, baik BUMN maupun swasta, dengan total 2,1 juta peserta yang bekerja sama dengan Mandiri Inhealth. "Semester dua digenjot dengan CoB untuk BPJS kesehatan. Biaya kesehatan lebih efisien," tuturnya.
Dia mengatakan, segmen bisnis untuk peserta BPJS Kesehatan memiliki potensi besar karena 2019 akan menjadi tahun universal coverage. Namun saat ini perseroan masih mencari solusi masalah jalur distribusi karena tidak bisa menggunakan agensi karena nantinya akan mahal. Karena itu, perseroan telah mengembangkan semacam aplikasi digital sebagai solusi.
"Kuartal pertama tahun depan akan diluncurkan. Dari 1,3 juta peserta kita sekarang sekitar 800.000-an peserta manage care CoB. Strategi kita fokus di volume," paparnya.
Selain itu pihaknya juga akan selektif memilih badan usaha guna menghindari risiko. Namun sejauh ini dia melihat tidak banyak nasabahnya yang tutup meskipun kondisi ekonomi relatif berat.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2018, Mandiri Inhealth mencatatkan premi senilai Rp493,89 miliar. Adapun premi mengalami peningkatan sekitar 5% hingga Juli 2018.
Mandiri Inhealth sebelumnya ditunjuk sebagai Health and Insurance Partner untuk atlet dan official Asian Games 2018. Mandiri Inhealth menyediakan pelayanan asuransi kesehatan bagi 34.236 peserta yang terdiri dari Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC), atlet, offcial, OCA family, officer, provider, dan media partner yang berasal dari 45 negara dengan 40 cabang olah raga dengan nilai premi sekitar Rp26 miliar.
"Mandiri Inhealth ikut mendukung kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 dari sisi kesehatan dengan menyediakan pelayanan asuransi kesehatan. Kami melayani sebanyak 383 kasus rawat jalan, 61 kasus rawat inap, dan tiga kasus evakuasi medis," terang Iwan.
(fjo)