Mandiri Inhealth Siapkan Sinergi Kartu dengan e-Money
A
A
A
JAKARTA - PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) siapkan inovasi dalam bentuk sinergi kartu dengan induk usahanya Bank Mandiri. Perseroan akan meluncurkan TapCard yang akan langsung terintegrasi dengan corporate card dan e-Money dari Bank Mandiri.
Direktur Utama Mandiri Inhealth, Iwan Pasila mengatakan inovasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bagi peserta dalam mendapatkan layanan kesehatan. Layanan di seluruh jaringan mitra Mandiri Inhealth akan terus dilakukan pengembangan
"Ini upaya supaya peserta tidak banyak membawa kartu yang tentu akan merepotkan. Cukup dengan membawa satu kartu untuk berbagai manfaat," ujar Iwan di Jakarta, Senin (24/9/2018).
Inovasi juga disiapkan perseroan dengan mengembangkan aplikasi digital untuk melayani skema Coordination of Benefit (CoB) dengan BPJS Kesehatan. Sampai akhir Agustus 2018 terdapat lebih dari 1.300 badan usaha, baik BUMN maupun swasta, dengan total 2,1 juta peserta yang bekerja sama dengan Mandiri Inhealth.
"Kita masih mengembangkan solusi masalah jalur distribusi karena tidak bisa menggunakan agensi. Karena nanti akan mahal. Kuartal pertama tahun depan akan diluncurkan. Strategi kita fokus di volume," ujarnya.
Dia mengatakan, segmen bisnis untuk peserta BPJS Kesehatan memiliki potensi besar karena 2019 akan menjadi tahun universal coverage. Dari 1,3 juta peserta saat ini, sekitar 800.000 peserta Managed Care CoB. "Semester dua digenjot dengan CoB untuk BPJS kesehatan. Biaya kesehatan lebih efisien," kata Iwan.
Perseroan juga melakukan rangkaian kegiatan Customer & Provider Gathering Mandiri Inhealth 2018 yang dilakukan di 10 kota. Selain itu digelar juga Tournament Golf, Fun Walk dan Gala Dinner. Event seperti ini rutin dilakukan setiap tahun untuk memberikan apresiasi kepada peserta dan provider.
Selain itu, juga diharapkan akan makin meningkatkan kebersamaan antara Mandiri Inhealth dengan peserta dan provider guna memastikan bahwa kualitas layanan kesehatan yang akan diterima peserta makin meningkat dan makin baik.
"Kita inginkan bila peserta datang ke rumah sakit atau provider dapat dilayani dengan baik, bukan hanya kualitas layanannya saja tapi juga kualitas medisnya, dan memastikan layanan yang diberikan bukan berlebih. Jadi ada kendali medis dan kendali biaya. Dalam jangka panjang kualitas makin baik dan mutu tetap terjaga," ujar Iwan.
Direktur Utama Mandiri Inhealth, Iwan Pasila mengatakan inovasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bagi peserta dalam mendapatkan layanan kesehatan. Layanan di seluruh jaringan mitra Mandiri Inhealth akan terus dilakukan pengembangan
"Ini upaya supaya peserta tidak banyak membawa kartu yang tentu akan merepotkan. Cukup dengan membawa satu kartu untuk berbagai manfaat," ujar Iwan di Jakarta, Senin (24/9/2018).
Inovasi juga disiapkan perseroan dengan mengembangkan aplikasi digital untuk melayani skema Coordination of Benefit (CoB) dengan BPJS Kesehatan. Sampai akhir Agustus 2018 terdapat lebih dari 1.300 badan usaha, baik BUMN maupun swasta, dengan total 2,1 juta peserta yang bekerja sama dengan Mandiri Inhealth.
"Kita masih mengembangkan solusi masalah jalur distribusi karena tidak bisa menggunakan agensi. Karena nanti akan mahal. Kuartal pertama tahun depan akan diluncurkan. Strategi kita fokus di volume," ujarnya.
Dia mengatakan, segmen bisnis untuk peserta BPJS Kesehatan memiliki potensi besar karena 2019 akan menjadi tahun universal coverage. Dari 1,3 juta peserta saat ini, sekitar 800.000 peserta Managed Care CoB. "Semester dua digenjot dengan CoB untuk BPJS kesehatan. Biaya kesehatan lebih efisien," kata Iwan.
Perseroan juga melakukan rangkaian kegiatan Customer & Provider Gathering Mandiri Inhealth 2018 yang dilakukan di 10 kota. Selain itu digelar juga Tournament Golf, Fun Walk dan Gala Dinner. Event seperti ini rutin dilakukan setiap tahun untuk memberikan apresiasi kepada peserta dan provider.
Selain itu, juga diharapkan akan makin meningkatkan kebersamaan antara Mandiri Inhealth dengan peserta dan provider guna memastikan bahwa kualitas layanan kesehatan yang akan diterima peserta makin meningkat dan makin baik.
"Kita inginkan bila peserta datang ke rumah sakit atau provider dapat dilayani dengan baik, bukan hanya kualitas layanannya saja tapi juga kualitas medisnya, dan memastikan layanan yang diberikan bukan berlebih. Jadi ada kendali medis dan kendali biaya. Dalam jangka panjang kualitas makin baik dan mutu tetap terjaga," ujar Iwan.
(ven)