Jaminan Pertanian Tetap Produktif Saat Kemarau, Kementan Butuh Data Valid
A
A
A
JAKARTA - Jaminan stabilitas produksi sektor pertanian oleh Kementerian Pertanian (Kementan) saat musim kemarau disambut baik pimpinan Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut Wakil Rektor IPB Dodik Ridho Nurrochmart, stabilisasi produksi pertanian adalah tugas besar yang penting dilakukan pemerintah.
Upayanya dengan memastikan data ketersediaan komoditas pertanian dan ukuran kesejahteraan petani. Selain itu, ucap Dodik, juga memantau apa yang menjadi kebutuhan pasar dan jangkauan luas lahan panen yang terwujud di musim kemarau.
"Kita harus melihat datanya. Produk pertanian mana? Misalnya beras, padi, jagung atau kedelai. Itu stoknya ada berapa? Kebutuhan dan luas tanahnya berapa? Kita bisa lihat datanya di Kementerian Pertanian," kata Dodik dalam keterangan tertulis, Rabu (26/9/2018).
Sambung dia menjelaskan, data-data yang valid dan dapat terpercaya akan membantu Kementan untuk mengambil setiap keputusan. Dengan begitu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan jajarannya dapat jeli mewujudkan produktivitas petani dengan data yang ada.
"Di musim kemarau yang tidak berproduksi di mana dan komoditasnya apa? Kita lihat datanya dan ambil langkah-langkahnya dari situ," ucap Dodik.
Lebih lanjut dia juga mendukung sikap tegas Mentan Amran yang bertindak cepat menyelesaikan persolan kejanggalan komoditas pertanian di pasaran. Tindakan itu dinilai berpengaruh ke ketersediaan yang valid komoditas pertanian di musim kemarau serta terjangkaunya harga.
Dodik mengusulkan, Kementan menerapkan berbagai metode untuk menjaga produktivitas petani di musim kemarau, misalnya dengan panen di luar musim, pemafaatan embung, bendungan dan waduk yang dapat mendongkrak keuntungan petani.
Sebelumnya, Amran Sulaiman menyebutkan bahwa sektor pertanian tetap stabil dan produktif di musim kemarau. Hal itu disebabkan upaya penanganan yang cepat dari Kementerian Pertanian seperti distribusi alat pertanian, penambahan areal tanam baru dan pemanfaatan lahan secara optimal.
Upayanya dengan memastikan data ketersediaan komoditas pertanian dan ukuran kesejahteraan petani. Selain itu, ucap Dodik, juga memantau apa yang menjadi kebutuhan pasar dan jangkauan luas lahan panen yang terwujud di musim kemarau.
"Kita harus melihat datanya. Produk pertanian mana? Misalnya beras, padi, jagung atau kedelai. Itu stoknya ada berapa? Kebutuhan dan luas tanahnya berapa? Kita bisa lihat datanya di Kementerian Pertanian," kata Dodik dalam keterangan tertulis, Rabu (26/9/2018).
Sambung dia menjelaskan, data-data yang valid dan dapat terpercaya akan membantu Kementan untuk mengambil setiap keputusan. Dengan begitu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan jajarannya dapat jeli mewujudkan produktivitas petani dengan data yang ada.
"Di musim kemarau yang tidak berproduksi di mana dan komoditasnya apa? Kita lihat datanya dan ambil langkah-langkahnya dari situ," ucap Dodik.
Lebih lanjut dia juga mendukung sikap tegas Mentan Amran yang bertindak cepat menyelesaikan persolan kejanggalan komoditas pertanian di pasaran. Tindakan itu dinilai berpengaruh ke ketersediaan yang valid komoditas pertanian di musim kemarau serta terjangkaunya harga.
Dodik mengusulkan, Kementan menerapkan berbagai metode untuk menjaga produktivitas petani di musim kemarau, misalnya dengan panen di luar musim, pemafaatan embung, bendungan dan waduk yang dapat mendongkrak keuntungan petani.
Sebelumnya, Amran Sulaiman menyebutkan bahwa sektor pertanian tetap stabil dan produktif di musim kemarau. Hal itu disebabkan upaya penanganan yang cepat dari Kementerian Pertanian seperti distribusi alat pertanian, penambahan areal tanam baru dan pemanfaatan lahan secara optimal.
(fjo)