FIHRRST dan BINUS Bantu Bina WBP LP Perempuan Tangerang

Jum'at, 28 September 2018 - 20:23 WIB
FIHRRST dan BINUS Bantu Bina WBP LP Perempuan Tangerang
FIHRRST dan BINUS Bantu Bina WBP LP Perempuan Tangerang
A A A
JAKARTA - Berpartisipasi mendukung pelaksanaan Basic Principles for the Treatment of Prisoners, The Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) bekerja sama dengan Jurusan Psikologi, Universitas Bina Nusantara (BINUS), melaksanakan program pembinaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Perempuan Kelas II A Tangerang, Banten.

Program itu terselenggara berkat bantuan Tifa Foundation dan kerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Tangerang dalam kerangka kemitraan pemerintah-swasta.

Seperti kebanyakan LP di Indonesia yang mengalami kelebihan kapasitas, LP Perempuan Tangerang yang berkapasitas 250 orang dihuni 398 orang. Kelebihan kapasitas ini merupakan tantangan bagi institusi pengelola lembaga pemasyarakatan di Indonesia untuk memenuhi kaidah-kaidah sesuai Basic Principles for the Treatment of Prisoners.

WBP perempuan menghadapi permasalahan lebih kompleks, tidak hanya faktor psikis, tetapi juga psikologis. Sulitnya menerima kondisi yang terjadi, termasuk pemisahan dari keluarga dan sulit beradaptasi dengan lingkungan penjara, dan pengalaman trauma di masa lalu seringkali menjadi faktor yang membuat perempuan WBP cenderung memiliki tingkat permasalahan psikologis lebih tinggi. Situasi itu menunjukkan pentingnya penyediaan layanan kesehatan mental bagi para perempuan penghuni lembaga pemasyarakatan.

Karena itu, FIHRRST bekerja sama dengan Jurusan Psikologi Universitas BINUS mengupayakan penguatan kondisi psikologis WBP perempuan di LP Tangerang. WBP yang memiliki pengalaman traumatis dan kendala dalam pengelolaan stres dan emosi, diberi kesempatan mengikuti konseling emosi dan trauma. Selain itu, pelatihan seperti parenting skill, pelatihan interpersonal, dan komunikasi efektif, juga diberikan kepada WBP.

Program pelatihan selain diberikan kepada WBP, juga kepada pengelola lembaga pemasyarakatan. Pelatihan diberikan kepada petugas LP yang ditunjuk menjadi kader kesehatan mental, yang diharapkan dapat melanjutkan program penguatan kondisi psikologis dan karakter WBP di dalam LP perempuan Tangerang.

"Melibatkan organisasi masyarakat sipil dalam suatu program di lembaga pemasyarakatan akan dapat membantu menciptakan dan menjaga hubungan sehat antar-WBP dan dengan lingkungan di luar lembaga pemasyarakatan, mengurangi efek buruk atas kendala terbatasnya fasilitas di dalam penjara, dan turut berpengaruh dalam memperbaiki suasana di dalam lembaga pemasyarakatan," kata pendiri FIHRRST James Kallman dalam siaran pers,(28/9/2018).

Sebagai komitmen untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat luas, FIHRRST bersama Jurusan Psikologi Universitas BINUS, Yayasan TIFA, dan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Tangerang mengadakan kuliah umum tentang ini. Hadir sebagai pembicara di antaranya James Kallman dan Tequila Bester (FIHRRST), Rita Eriani dan Nuning Sukma dari LP Perempuan Tangerang, Darmawan Triwibowo (TIFA Foundation), dan Istiani dari Psikologi BINUS.

"Proyek ini sangat baik untuk pembinaan kesehatan mental di lapas, apalagi karena lapas tidak memiliki tenaga psikolog. Dengan adanya program ini, setidaknya WBP dapat secara mandiri mengatasi masalah, baik untuk pribadi maupun teman sesama WBP. Pelatihan yang diberikan untuk petugaspun melatih mereka menumbuhkan rasa empati dan kepedulian saat menangani WBP yang memiliki masalah psikologis," ungkap Nuning Sukma.

Sedangkan Direktur Eksekutif Yayasan TIFA Darmawan Triwibowo mengatakan, memperbaiki kualitas pelayanan sistem lembaga pemasyarakatan adalah langkah penting yang tidak bisa ditunda lagi. "Negara harus hadir, namun ada kalanya negara perlu untuk tidak sendirian hadir. TIFA melihat pentingnya kerja sama antara negara dan aktor non-negara untuk terus ditumbuhkan," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8775 seconds (0.1#10.140)