Berhasil Revitalisasi Pasar Rakyat, Kota Denpasar Jadi Contoh
A
A
A
DENPASAR - Pengembangan ekonomi kerakyatan yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar melalui program revitalisasi pasar tradisional, yang hingga saat ini telah dilakukan di 34 pasar mampu menarik minat beberapa daerah untuk belajar pengembangan pasar rakyat ke Kota Denpasar. Keberhasilan ini kemudian terdengar oleh beberapa pemerintah daerah lain di Indonesia untuk datang dan belajar terkait pengelolaan pasar tradisional kepada Pemerintah Kota Denpasar.
Beberapa di antaranya adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Trenggalek, Pemerintah Kota Palembang, Bappeda dan DPRD Kota Yogyakarta serta Universitas Gajah Mada, pada 3 dan 4 Oktober lalu yang diterima oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar. Keberhasilan pengembangan pasar rakyat di Kota Denpasar tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan RI yang memilih dua pasar di Denpasar untuk diberikan pendampingan dan sertifikasi SNI, yaitu Pasar Agung dan Pasar Poh Gading.
Melalui kegiatan study tiru di Pemkot Denpasar, rombongan secara umum berbagi permasalahan dan solusi terkait pengembangan pasar tradisional, seperti penanganan pasar tumpah hingga pengaturan zonasi pasar yang dilakukan Pemkot Denpasar. Selain dalam hal fisik, keterbatasan SDM pengelola pasar dan pedagang, kenyataannya menjadi salah satu faktor penghambat pengembangan pasar tradisional di beberapa daerah tersebut. Maka dari itu rombongan mengapresiasi program Sekolah Pasar yang dilaksanakan Pemkot Denpasar.
"Pemkot Denpasar sejak tahun 2016 telah merintis program Sekolah Pasar untuk memberikan edukasi kepada pedagang tentang bagaimana mewujudkan pasar yang ramah, segar dan terpercaya. Hal ini penting untuk membuat masyarakat senang berbelanja di pasar tradisional sehingga berpengaruh meningkatkan daya saing pasar tradisional itu sendiri," ujar Kabid Perdagangan Disperindag Kota Denpasar IGA. Laxmi Saraswati.
Dikatakan olehnya, melalui program ini Pemkot Denpasar berkomitmen bahwa revitalisasi tidak hanya dilakukan dengan merubah pasar secara fisik, namun juga merubah pola pikir atau mindset para pengelola dan pedagang di pasar. Sekolah pasar ini juga dibentuk sebagai kesempatan bertukar pikiran serta menyamakan gagasan inovasi dan kemajuan pasar rakyat ke depan.
Dalam hal aspek pariwisata Bappeda dan DPRD Kota Yogyakarta serta Universitas Gajah Mada juga tertarik untuk melihat dan mempelajari secara langsung bentuk pengembangan dan pengelolaan pasar tradisional di Kota Denpasar yang telah mampu mengintegrasikan sektor pariwisata, budaya dan lingkungan di wilayah perkotaan dengan baik, salah satunya yakni Pasar Sindu Sanur.
Kondisi Pasar Sindu yang bersih dan tertata menjadi daya tarik para turis di sekitar daerah wisata Sanur untuk berbelaja di pasar tersebut. Ditambah dengan kenyamanan dalam berkomunikasi, dimana para pedagang rata-rata mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.
Beberapa di antaranya adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Trenggalek, Pemerintah Kota Palembang, Bappeda dan DPRD Kota Yogyakarta serta Universitas Gajah Mada, pada 3 dan 4 Oktober lalu yang diterima oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar. Keberhasilan pengembangan pasar rakyat di Kota Denpasar tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan RI yang memilih dua pasar di Denpasar untuk diberikan pendampingan dan sertifikasi SNI, yaitu Pasar Agung dan Pasar Poh Gading.
Melalui kegiatan study tiru di Pemkot Denpasar, rombongan secara umum berbagi permasalahan dan solusi terkait pengembangan pasar tradisional, seperti penanganan pasar tumpah hingga pengaturan zonasi pasar yang dilakukan Pemkot Denpasar. Selain dalam hal fisik, keterbatasan SDM pengelola pasar dan pedagang, kenyataannya menjadi salah satu faktor penghambat pengembangan pasar tradisional di beberapa daerah tersebut. Maka dari itu rombongan mengapresiasi program Sekolah Pasar yang dilaksanakan Pemkot Denpasar.
"Pemkot Denpasar sejak tahun 2016 telah merintis program Sekolah Pasar untuk memberikan edukasi kepada pedagang tentang bagaimana mewujudkan pasar yang ramah, segar dan terpercaya. Hal ini penting untuk membuat masyarakat senang berbelanja di pasar tradisional sehingga berpengaruh meningkatkan daya saing pasar tradisional itu sendiri," ujar Kabid Perdagangan Disperindag Kota Denpasar IGA. Laxmi Saraswati.
Dikatakan olehnya, melalui program ini Pemkot Denpasar berkomitmen bahwa revitalisasi tidak hanya dilakukan dengan merubah pasar secara fisik, namun juga merubah pola pikir atau mindset para pengelola dan pedagang di pasar. Sekolah pasar ini juga dibentuk sebagai kesempatan bertukar pikiran serta menyamakan gagasan inovasi dan kemajuan pasar rakyat ke depan.
Dalam hal aspek pariwisata Bappeda dan DPRD Kota Yogyakarta serta Universitas Gajah Mada juga tertarik untuk melihat dan mempelajari secara langsung bentuk pengembangan dan pengelolaan pasar tradisional di Kota Denpasar yang telah mampu mengintegrasikan sektor pariwisata, budaya dan lingkungan di wilayah perkotaan dengan baik, salah satunya yakni Pasar Sindu Sanur.
Kondisi Pasar Sindu yang bersih dan tertata menjadi daya tarik para turis di sekitar daerah wisata Sanur untuk berbelaja di pasar tersebut. Ditambah dengan kenyamanan dalam berkomunikasi, dimana para pedagang rata-rata mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.
(akr)