Disambangi Mendag Finlandia, Jonan Tawarkan Investasi Energi Terbarukan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menerima kunjungan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pembangunan Finlandia Anne-Mari Virolainen, yang datang bersama perusahaan-perusahaan asal Finlandia hari ini. Kunjungan tersebut merupakan tindaklanjut atas penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara kedua negara, yang dilakukan pada 2015 silam.
Dalam sambutannya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan, bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT). Menurutnya, EBT merupakan bisnis jangka panjang dan pemerintah berkomitmen untuk melaksanakannya dengan mencoba untuk mencapai 23% energi mix pada 2025.
"Renewable energy adalah bisnis jangka panjang disini. Meskipun kita telah menandantangani COP21 di Paris pada 2015, tapi kita mencoba untuk mencapai setidaknya 23% energy mix di 2025," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Finlandia sendiri dikenal dengan salah satu negara terhijau di dunia, serta memiliki listrik dengan harga yang murah. Jonan pun menawarkan perusahaan asal negara tersebut untuk berinvestasi di Tanah Air khususnya untuk teknologi biomasa dan panel surya.
Saat ini, pemerintah sendiri berencana untuk mengembangkan panel surya (solar PV) di Indonesia. Ditargetkan, dalam waktu dua tahun sudah terpasang panel surya sebanyak 1,8 gigawatt (GW) hingga 2 GW di Tanah Air, baik untuk rumah tangga, industri, hingga pemerintahan.
Mantan Menteri Perhubungan ini pun memberikan syarat kepada Finlandia, jika ingin berinvestasi di sektor biomasa dan panel surya di Indonesia, yakni harganya harus terjangkau. "Solar PV harus menguntungkan, tapi teknologinya juga kita harap harus terjangkau. Jika kalian (perusahaan Finlandia) bersedia untuk itu, silakan datang," tandasnya.
Dalam sambutannya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan, bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT). Menurutnya, EBT merupakan bisnis jangka panjang dan pemerintah berkomitmen untuk melaksanakannya dengan mencoba untuk mencapai 23% energi mix pada 2025.
"Renewable energy adalah bisnis jangka panjang disini. Meskipun kita telah menandantangani COP21 di Paris pada 2015, tapi kita mencoba untuk mencapai setidaknya 23% energy mix di 2025," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Finlandia sendiri dikenal dengan salah satu negara terhijau di dunia, serta memiliki listrik dengan harga yang murah. Jonan pun menawarkan perusahaan asal negara tersebut untuk berinvestasi di Tanah Air khususnya untuk teknologi biomasa dan panel surya.
Saat ini, pemerintah sendiri berencana untuk mengembangkan panel surya (solar PV) di Indonesia. Ditargetkan, dalam waktu dua tahun sudah terpasang panel surya sebanyak 1,8 gigawatt (GW) hingga 2 GW di Tanah Air, baik untuk rumah tangga, industri, hingga pemerintahan.
Mantan Menteri Perhubungan ini pun memberikan syarat kepada Finlandia, jika ingin berinvestasi di sektor biomasa dan panel surya di Indonesia, yakni harganya harus terjangkau. "Solar PV harus menguntungkan, tapi teknologinya juga kita harap harus terjangkau. Jika kalian (perusahaan Finlandia) bersedia untuk itu, silakan datang," tandasnya.
(akr)