Pemerintah Minta PLN Konversi Pembangkit Diesel ke CPO

Selasa, 09 Oktober 2018 - 13:57 WIB
Pemerintah Minta PLN Konversi Pembangkit Diesel ke CPO
Pemerintah Minta PLN Konversi Pembangkit Diesel ke CPO
A A A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT PLN (Persero) untuk mengonversikan semua pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang mereka punya menjadi menggunakan bahan bakar minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Hal ini guna mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) yang saat ini dilakukan Indonesia.

Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan, penugasan tersebut dengan catatan sepanjang harga minyak sawit tidak lebih mahal dari biodiesel. Paling tidak, jumlah PLTD yang dikonversikan ke CPO sekitar 1,5 gigawatt (GW) hingga 1,8 GW dalam dua tahun.

"Kalau sekiranya mereka ingin berinvestasi dengan teknologinya, pemerintah sudah menugaskan PLN untuk konversi semua dieselnya ke CPO. Berapa targetnya, kurang lebih 1,5-1,8 GW dan itu sudah diketok, sepanjang harga CPO nya tidak lebih mahal dari biodiesel," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/10/2018).

Menurutnya, penugasan untuk konversi tersebut telah diputuskan pula dalam rapat terbatas di Kantor Presiden. Meskipun hingga saat ini payung hukumnya belum terbit, namun secara kebijakan dipastikan telah ditetapkan.

"Ya itu kan dibicarakan operasionalnya, tapi secara policy sudah ditetapkan. Dan itu hanya dua sampai tiga tahun. Pak Jonan (Menteri ESDM) sih mintanya dua tahun, karena mesin yang ada hanya ditambah sedikit saja, sehingga kemudian minumnya tidak solar tapi CPO. Total kapasitasnya 1,8 atau 1,5 GW lah minimum," imbuh dia.

Untuk mesinnya, sambung Rida, akan ada sedikit modifikasi. Jadi nantinya, mesin yang digunakan murni menggunakan minyak sawit. "Pasti akan ada modifikasi sedikit lah. Dari diesel ke CPO. Purely, jadi tidak dicampur kayak sekarang. Biodiesel kan ada yang sampai B30 ya sekarang," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9401 seconds (0.1#10.140)