Amerika Serikat Tahan Spionase Ekonomi dari China
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan telah menahan seorang mata-mata yang bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara Republik Rakyat China.
Sang mata-mata ditangkap dan didakwa telah melakukan spionase ekonomi dengan berusaha mencuri rahasia dagang dari beberapa perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan Amerika Serikat.
Melansir dari Reuters, Kamis (11/10/2018), sang mata-mata bernama Yanjun Xu, merupakan seorang wakil direktur di Departemen Keamanan Negara China di Provinsi Jiangsu. Xu dituduh ingin mencuri beberapa data rahasia perusahaan pesawat, termasuk GE Aviation, anak usaha dari General Electric.
GE Aviation adalah produsen mesin jet, turboprop dan komponen untuk pesawat komersial, militer, bisnis dan penerbangan umum. Perusahaan ini merupakan pemasok mesin untuk pesawat Boeing dan Airbus. Saat ini, GE Aviation juga mendapat kontrak untuk mengerjakan mesin generasi baru bagi pesawat komersial dan helikopter militer AS.
Departemen Kehakiman AS menyebut Departemen Keamanan Negara RRC merupakan badan intelijen yang bertanggung jawab atas kontra intelijen dan memiliki tugas melakukan spionase di dalam dan luar negeri, termasuk pencurian hak kekayaan intelektual dan data ekonomi.
Dakwaan terhadap Yanjun Xu menambah kesal Amerika Serikat terhadap pemerintah China yang dianggap hobi mencuri kekayaan intelektual perusahaan AS. Untuk itu, Amerika akan meningkatkan tekanan terhadap China di bidang perdagangan.
Penangkapan Xu sejatinya terjadi pada April lalu di Belgia. The Washington Post melaporkan Xu dibujuk ke Belgia oleh agen penegak hukum federal AS yang sedang melakukan penyamaran. Setelah itu, Xu diekstradisi ke Amerika Serikat pada Selasa, 9 Oktober kemarin.
"Dengan ini, Xu yang merupakan perwira intelijen China didakwa telah berusaha mencuri rahasia dagang dan informasi sensitif lainnya dari perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan Amerika Serikat," ujar John Demers, asisten jaksa agung AS untuk keamanan nasional.
Menurut Demers, kasus pencurian ini merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang sengaja dilakukan China untuk mengalahkan Amerika Serikat. "Kita tidak bisa mentolerir negara yang ingin mencuri hasil dari pemikiran otak kita dan senjata buatan kita," tandasnya.
Dalam surat dakwaan, Yanjun Xu diduga mulai melakukan aksi culasnya sejak Desember 2013 dan berlanjut hingga penangkapannya. Selain mencuri data rahasia perusahaan penerbangan di AS, Xu juga melakukan pencurian data perusahaan penerbangan AS di luar negeri.
Xu kerap mengelabui para ahli penerbangan untuk melakukan perjalanan ke China, seperti menjadi pembicara di universitas di China, bahkan membayar biaya dan gaji para ahli untuk berkhianat, kata Departemen Kehakiman AS.
Sang mata-mata ditangkap dan didakwa telah melakukan spionase ekonomi dengan berusaha mencuri rahasia dagang dari beberapa perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan Amerika Serikat.
Melansir dari Reuters, Kamis (11/10/2018), sang mata-mata bernama Yanjun Xu, merupakan seorang wakil direktur di Departemen Keamanan Negara China di Provinsi Jiangsu. Xu dituduh ingin mencuri beberapa data rahasia perusahaan pesawat, termasuk GE Aviation, anak usaha dari General Electric.
GE Aviation adalah produsen mesin jet, turboprop dan komponen untuk pesawat komersial, militer, bisnis dan penerbangan umum. Perusahaan ini merupakan pemasok mesin untuk pesawat Boeing dan Airbus. Saat ini, GE Aviation juga mendapat kontrak untuk mengerjakan mesin generasi baru bagi pesawat komersial dan helikopter militer AS.
Departemen Kehakiman AS menyebut Departemen Keamanan Negara RRC merupakan badan intelijen yang bertanggung jawab atas kontra intelijen dan memiliki tugas melakukan spionase di dalam dan luar negeri, termasuk pencurian hak kekayaan intelektual dan data ekonomi.
Dakwaan terhadap Yanjun Xu menambah kesal Amerika Serikat terhadap pemerintah China yang dianggap hobi mencuri kekayaan intelektual perusahaan AS. Untuk itu, Amerika akan meningkatkan tekanan terhadap China di bidang perdagangan.
Penangkapan Xu sejatinya terjadi pada April lalu di Belgia. The Washington Post melaporkan Xu dibujuk ke Belgia oleh agen penegak hukum federal AS yang sedang melakukan penyamaran. Setelah itu, Xu diekstradisi ke Amerika Serikat pada Selasa, 9 Oktober kemarin.
"Dengan ini, Xu yang merupakan perwira intelijen China didakwa telah berusaha mencuri rahasia dagang dan informasi sensitif lainnya dari perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan Amerika Serikat," ujar John Demers, asisten jaksa agung AS untuk keamanan nasional.
Menurut Demers, kasus pencurian ini merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang sengaja dilakukan China untuk mengalahkan Amerika Serikat. "Kita tidak bisa mentolerir negara yang ingin mencuri hasil dari pemikiran otak kita dan senjata buatan kita," tandasnya.
Dalam surat dakwaan, Yanjun Xu diduga mulai melakukan aksi culasnya sejak Desember 2013 dan berlanjut hingga penangkapannya. Selain mencuri data rahasia perusahaan penerbangan di AS, Xu juga melakukan pencurian data perusahaan penerbangan AS di luar negeri.
Xu kerap mengelabui para ahli penerbangan untuk melakukan perjalanan ke China, seperti menjadi pembicara di universitas di China, bahkan membayar biaya dan gaji para ahli untuk berkhianat, kata Departemen Kehakiman AS.
(ven)