Jadikan RI Lumbung Pangan Dunia, Infrastruktur dan Lahan Jadi Kunci
A
A
A
JAKARTA - Guna mencapai target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045, maka Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai harus memastikan segala kesiapan di sektor pertanian. Salah satunya menurut Pengamat ekonomi pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Nunung Nuryartono yakni infrastruktur pertanian.
"Infrastruktur pertanian harus disiapkan. Infrastruktur yang baik, mulai dari penyediaan sarana produksi sampai panen dan seterusnya. Bisa perbankan, regulasi serta lainnya," ujar Nunung di Jakarta, Jumat (12/10/2018).
Lebih utama dari itu, menurutnya menjadikan Indonesia sebagai negara lumbung pangan dunia 2045 tak boleh mengabaikan tingkat kesejahteraan petani. Bukan sekadar mendongkrak angka produksi pertanian.
"Jadi bagaimana agar tidak hanya di produksi (pertanian). Tapi juga meningkatkan kesejahteraan para petani yang melakukan kegiatan produksi itu," ucap Nunung yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Subsektor lainnya yang perlu dicermati adalah mengenai cukupnya ketersediaan lahan pertanian untuk menuju Indonesia sebagai negara yang mampu memasok kebutuhan pangan dunia. Nunung menilai, ketersediaan lahan perlu dilakukan secara sistematis sebab terus semakin melonjaknya pertumbuhan penduduk sehingga menyebabkan konveksi.
Oleh sebab itu, Ia menyarankan, Kementan terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk infrastruktur seperti pembangunan bendungan maupun Kementerian Keuangan sebagai dukungan pembiayaan. Aspek lainnya dikemukakan yakni kayanya produksi pertanian lokal Indonesia dan mampu bersaing secara kualitas dengan negara-negara di level internasional sehingga memang sangat wajar jika ekspor harus menggeliat.
"Memang kalau dibandingkan komoditas lainnya, kita harus lihat seperti apa nih. Terutama di komoditas hortikultura yang ekspor dan impornya berapa banyak. Jadi, hortikultura itu bisa jadi andalan," jelasnya.
Nunung juga menyampaikan dukungannya untuk Kementan agar semakin mempromosikan produksi pertanian Indonesia ke kancah global agar nilai ekspor terus menanjak. Untuk itu, patut ada data pemetaan komoditas pertanian yang diinginkan pasar internasional dan memiliki daya saing.
Ia berpendapat, Kementan perlu terus mengelola komoditas pertanian unggulan secara berkelanjutan karena akan berpengaruh ke nilai harga di pasar dunia. Sebelumnya, saat pelepasan ekspor komoditas hortikultura jenis mangga, benih kangkung dan bawang merah di Surabaya, Jawa Timur, belum lama ini, Mentan Amran Sulaiman mengatakan, potensi pangan Indonesia amat potensial untuk berdaulat.
Bahkan terang Mentan akan mampu menyediakan kebutuhan dunia.Amran Sulaiman juga optimistis ekspor komoditas pertanian Indonesia akan semakin meningkat, sehingga dapat menjadi lumbung pangan dunia serta meningkatkan kesejahteraan petani dan menambah devisa negara.
"Infrastruktur pertanian harus disiapkan. Infrastruktur yang baik, mulai dari penyediaan sarana produksi sampai panen dan seterusnya. Bisa perbankan, regulasi serta lainnya," ujar Nunung di Jakarta, Jumat (12/10/2018).
Lebih utama dari itu, menurutnya menjadikan Indonesia sebagai negara lumbung pangan dunia 2045 tak boleh mengabaikan tingkat kesejahteraan petani. Bukan sekadar mendongkrak angka produksi pertanian.
"Jadi bagaimana agar tidak hanya di produksi (pertanian). Tapi juga meningkatkan kesejahteraan para petani yang melakukan kegiatan produksi itu," ucap Nunung yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Subsektor lainnya yang perlu dicermati adalah mengenai cukupnya ketersediaan lahan pertanian untuk menuju Indonesia sebagai negara yang mampu memasok kebutuhan pangan dunia. Nunung menilai, ketersediaan lahan perlu dilakukan secara sistematis sebab terus semakin melonjaknya pertumbuhan penduduk sehingga menyebabkan konveksi.
Oleh sebab itu, Ia menyarankan, Kementan terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk infrastruktur seperti pembangunan bendungan maupun Kementerian Keuangan sebagai dukungan pembiayaan. Aspek lainnya dikemukakan yakni kayanya produksi pertanian lokal Indonesia dan mampu bersaing secara kualitas dengan negara-negara di level internasional sehingga memang sangat wajar jika ekspor harus menggeliat.
"Memang kalau dibandingkan komoditas lainnya, kita harus lihat seperti apa nih. Terutama di komoditas hortikultura yang ekspor dan impornya berapa banyak. Jadi, hortikultura itu bisa jadi andalan," jelasnya.
Nunung juga menyampaikan dukungannya untuk Kementan agar semakin mempromosikan produksi pertanian Indonesia ke kancah global agar nilai ekspor terus menanjak. Untuk itu, patut ada data pemetaan komoditas pertanian yang diinginkan pasar internasional dan memiliki daya saing.
Ia berpendapat, Kementan perlu terus mengelola komoditas pertanian unggulan secara berkelanjutan karena akan berpengaruh ke nilai harga di pasar dunia. Sebelumnya, saat pelepasan ekspor komoditas hortikultura jenis mangga, benih kangkung dan bawang merah di Surabaya, Jawa Timur, belum lama ini, Mentan Amran Sulaiman mengatakan, potensi pangan Indonesia amat potensial untuk berdaulat.
Bahkan terang Mentan akan mampu menyediakan kebutuhan dunia.Amran Sulaiman juga optimistis ekspor komoditas pertanian Indonesia akan semakin meningkat, sehingga dapat menjadi lumbung pangan dunia serta meningkatkan kesejahteraan petani dan menambah devisa negara.
(akr)