Laporan WEF 2018, Daya Saing Indonesia Peringkat 45
A
A
A
JAKARTA - Laporan terbaru mengenai daya saing global yang disusun World Economic Forum (WEF) menempatkan Indonesia di peringkat ke 45 dari 140 negara.Laporan itu juga menempatkan Amerika Serikat (AS) di urutan pertama dengan skor 85,6 atau paling mendekati skor teratas 100, diikuti Singapura dengan skor 83,5, lalu Jerman (82,8), Swiss (82,6) dan Jepang (82,5).
Sementara untuk negara-negara ASEAN, setelah Singapura, Malaysia berada di urutan kedua tertinggi dengan peringkat 25 dengan skor 74,5. Selanjutnya adalah Thailand di posisi 38 dengan skor 67,5, diikuti Indonesia di urutan 45 dengan skor (64,9). Di urutan selanjutnya adalah Filipina (56), Brunei Darussalam (62), Vietnam (77), Kamboja (110) dan Laos (122).
Laporan itu menyebutkan, di ASEAN hanya Malaysia dengan skor 74,4 yang paling setara dengan negara-negara maju.
Sementara, negara ASEAN dengan ekonomi terbesar seperti Indonesia, Filipina, Vietnam dan Thailand, termasuk Brunei Darussalam masih tertinggal lebih dari 40 poin dari skor teratas 100. Hal itu disebut merefleksikan kelemahan utama negara-negara tadi yang mengancam pertumbuhan berkelanjutannya.
"Ini membuat mereka rentan terhadap guncangan tiba-tiba, seperti kenaikan tingkat suku bunga di negara maju yang lebih cepat dari perkiraan, menguatnya ketegangan perdagangan , atau untuk kasus spesifik melemahnya harga kmoditas," ungkap laporan tersebut.
Untuk kelemahan negara-negara berkembang disebutkan masih sama yakni pada infrastruktur, penerapan teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan dan keteramnilan, pengembangan sistem finansia, dan kemampuan berinovasi.
Sementara untuk negara-negara ASEAN, setelah Singapura, Malaysia berada di urutan kedua tertinggi dengan peringkat 25 dengan skor 74,5. Selanjutnya adalah Thailand di posisi 38 dengan skor 67,5, diikuti Indonesia di urutan 45 dengan skor (64,9). Di urutan selanjutnya adalah Filipina (56), Brunei Darussalam (62), Vietnam (77), Kamboja (110) dan Laos (122).
Laporan itu menyebutkan, di ASEAN hanya Malaysia dengan skor 74,4 yang paling setara dengan negara-negara maju.
Sementara, negara ASEAN dengan ekonomi terbesar seperti Indonesia, Filipina, Vietnam dan Thailand, termasuk Brunei Darussalam masih tertinggal lebih dari 40 poin dari skor teratas 100. Hal itu disebut merefleksikan kelemahan utama negara-negara tadi yang mengancam pertumbuhan berkelanjutannya.
"Ini membuat mereka rentan terhadap guncangan tiba-tiba, seperti kenaikan tingkat suku bunga di negara maju yang lebih cepat dari perkiraan, menguatnya ketegangan perdagangan , atau untuk kasus spesifik melemahnya harga kmoditas," ungkap laporan tersebut.
Untuk kelemahan negara-negara berkembang disebutkan masih sama yakni pada infrastruktur, penerapan teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan dan keteramnilan, pengembangan sistem finansia, dan kemampuan berinovasi.
(fjo)