Kembangkan Teknologi Industri Alat Kesehatan, ASPAKI-KMDICA Teken MoU
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) menandatangani kerja sama dengan Korea Medical Devices Industrial Cooperative Association (KMDICA) dalam hal pengembangan teknologi industri alat kesehatan. Hal ini dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Hospital Expo 2018, di Hotel Sultan Jakarta.
Pengembangan tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti Business Matching antar anggota, partisipasi dalam misi dagang, pameran, seminar, dan juga berbagai training program pertukaran informasi dan teknologi alat kesehatan. Acara ini disaksikan oleh perwakilan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Direktorat Jenderal ILMATE serta Ketua Gakeslab (Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium).
"Kualitas dan keamanan alat kesehatan menjadi prioritas sepanjang siklus hidup alat kesehatan tersebut, sejak tahap penelitian dan pengembangan produk, proses produksi, pengendalian mutu, distribusi hingga pemasaran dan purna jualnya," ujar Ketua Umum ASPAKI, Ir. Ade Tarya Hidayat di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Lebih lanjut, Ia menerangkan Indonesia dan Korea sama-sama memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk yang berkualitas internasional dan juga pengembangan industri alat kesehatan. "Diharapkan penandatanganan MOU ini dapat ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak," sambungnya.
Sementara Ketua KMDICA, Park Hee Byung menambahkan bahwa kerjasama dalam bidang alat kesehatan antara Indonesia dan Korea telah berlangsung lama dan berharap agar kerjasama ini khususnya melalui program KSP (Knowledge Sharing Program) dapat menjadi wadah berbagi pengalaman antara kedua belah pihak.
Didirikan pada tahun 1998, ASPAKI menjadi wadah bagi produsen alat kesehatan Indonesia dalam bekerja sama untuk mengembangkan usaha industri alat kesehatan yang berbasis pada kompetensi. Hingga kini ASPAKI memiliki sekitar 90 anggota, yang memiliki visi untuk mewujudkan industri alat kesehatan nasional yang unggul dan memiliki daya saing di tingkat nasional dan internasional.
Melalui kerjasama kemitraan antar regulator, industri, akademisi dan konsumen, ASPAKI memiliki komitmen yang tinggi untuk berperan serta dalam mendukung pelayanan kesehatan nasional. Sementara KMDICA didirikan pada tahun 1979, dengan beranggotakan 650 industri alat kesehatan.
Dalam kaitannya dalam mengembangkan industri, KMDICA menyelenggarakan berbagai kegiatan pameran seperti KIMES, edukasi, dan konsultansi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di Korea maupun di berbagai negara. Hingga tahun 2014, melalui proyek EDCF, KMDICA berperan dalam konsultansi dan koordinasi peralatan medis untuk 5 rumah sakit Pendidikan di Indonesia. Selain di Indonesia, KMDICA juga memiliki kantor supporting export di Vietnam.
Acara ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 hingga 2035 yang menempatkan Industri Alat Kesehatan ke dalam 10 industri prioritas di Indonesia. Dalam hal tersebut, berbagai upaya untuk memajukan dan mengembangkan Industri Alat Kesehatan Indonesia terus dilakukan, salah satunya melalui kolaborasi antara asosasi industri alat kesehatan.
Pengembangan tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti Business Matching antar anggota, partisipasi dalam misi dagang, pameran, seminar, dan juga berbagai training program pertukaran informasi dan teknologi alat kesehatan. Acara ini disaksikan oleh perwakilan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Direktorat Jenderal ILMATE serta Ketua Gakeslab (Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium).
"Kualitas dan keamanan alat kesehatan menjadi prioritas sepanjang siklus hidup alat kesehatan tersebut, sejak tahap penelitian dan pengembangan produk, proses produksi, pengendalian mutu, distribusi hingga pemasaran dan purna jualnya," ujar Ketua Umum ASPAKI, Ir. Ade Tarya Hidayat di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Lebih lanjut, Ia menerangkan Indonesia dan Korea sama-sama memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk yang berkualitas internasional dan juga pengembangan industri alat kesehatan. "Diharapkan penandatanganan MOU ini dapat ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak," sambungnya.
Sementara Ketua KMDICA, Park Hee Byung menambahkan bahwa kerjasama dalam bidang alat kesehatan antara Indonesia dan Korea telah berlangsung lama dan berharap agar kerjasama ini khususnya melalui program KSP (Knowledge Sharing Program) dapat menjadi wadah berbagi pengalaman antara kedua belah pihak.
Didirikan pada tahun 1998, ASPAKI menjadi wadah bagi produsen alat kesehatan Indonesia dalam bekerja sama untuk mengembangkan usaha industri alat kesehatan yang berbasis pada kompetensi. Hingga kini ASPAKI memiliki sekitar 90 anggota, yang memiliki visi untuk mewujudkan industri alat kesehatan nasional yang unggul dan memiliki daya saing di tingkat nasional dan internasional.
Melalui kerjasama kemitraan antar regulator, industri, akademisi dan konsumen, ASPAKI memiliki komitmen yang tinggi untuk berperan serta dalam mendukung pelayanan kesehatan nasional. Sementara KMDICA didirikan pada tahun 1979, dengan beranggotakan 650 industri alat kesehatan.
Dalam kaitannya dalam mengembangkan industri, KMDICA menyelenggarakan berbagai kegiatan pameran seperti KIMES, edukasi, dan konsultansi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di Korea maupun di berbagai negara. Hingga tahun 2014, melalui proyek EDCF, KMDICA berperan dalam konsultansi dan koordinasi peralatan medis untuk 5 rumah sakit Pendidikan di Indonesia. Selain di Indonesia, KMDICA juga memiliki kantor supporting export di Vietnam.
Acara ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 hingga 2035 yang menempatkan Industri Alat Kesehatan ke dalam 10 industri prioritas di Indonesia. Dalam hal tersebut, berbagai upaya untuk memajukan dan mengembangkan Industri Alat Kesehatan Indonesia terus dilakukan, salah satunya melalui kolaborasi antara asosasi industri alat kesehatan.
(akr)