Harga Minyak Stabil Karena Arab Saudi Berjanji Tidak Melakukan Embargo
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia stabil pada perdagangan Selasa (23/10/2018), setelah Menteri Industri dan Energi Arab Saudi Khalid al-Falih berjanji Kerajaan tidak akan melakukan embargo minyak ditengah tekanan internasional atas kematian jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Turki.
Arab Saudi menyatakan Kerajaan akan melakukan peran konstruktif dan bertanggung jawab untuk menstabilkan pasar energi dunia demi pembangunan ekonomi global. Pasar sendiri tengah khawatir akan ketatnya pasokan menjelang sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah Iran pada 4 November besok.
Melansir dari Reuters, harga minyak berjangka Brent diperdagangkan di USD79,87 per barel pada pukul 01:20 GMT, naik 4 sen dari penutupan terakhir mereka. Harga minyak berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD69,41 per barel, naik 5 sen dari sesi sebelumnya.
Sanksi minyak terhadap Iran dan kematian wartawan Jamal Khashoggi telah menarik perhatian pasar minyak. "Sanksi Iran dan kisah kematian Khashoggi merupakan bagian geopolitik tidak terbantahkan dalam pasar minyak. Dan ini akan berdampak pada harga minyak serta volatilitas yang memerlukan keseimbangan pasar," analisa bank AS, JP Morgan.
Arab Saudi menyatakan Kerajaan akan melakukan peran konstruktif dan bertanggung jawab untuk menstabilkan pasar energi dunia demi pembangunan ekonomi global. Pasar sendiri tengah khawatir akan ketatnya pasokan menjelang sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah Iran pada 4 November besok.
Melansir dari Reuters, harga minyak berjangka Brent diperdagangkan di USD79,87 per barel pada pukul 01:20 GMT, naik 4 sen dari penutupan terakhir mereka. Harga minyak berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD69,41 per barel, naik 5 sen dari sesi sebelumnya.
Sanksi minyak terhadap Iran dan kematian wartawan Jamal Khashoggi telah menarik perhatian pasar minyak. "Sanksi Iran dan kisah kematian Khashoggi merupakan bagian geopolitik tidak terbantahkan dalam pasar minyak. Dan ini akan berdampak pada harga minyak serta volatilitas yang memerlukan keseimbangan pasar," analisa bank AS, JP Morgan.
(ven)