BFIN Catat Pertumbuhan Penyaluran Pembiayaan Baru Rp12,7 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT BFI Finance Indonesia Tbk (kode emiten: BFIN) terus konsisten mencatat pertumbuhan positif. Pada kuartal III 2018, penyaluran pembiayaan baru BFIN sebesar Rp12,7 triliun alias tumbuh 24,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp10,2 triliun.
Dari nilai pembiayaan baru tersebut, pembiayaan mobil bekas masih mendominasi dengan komposisi nilai pembiayaan sebesar 68%, diikuti dengan pembiayaan motor sebesar 15%, alat berat dan machinery sebesar 14%, serta mobil baru dan properti dengan kontribusi masing-masing sebesar 2% dan 1%.
Keseluruhan pencapaian ini mendongkrak pertumbuhan piutang bersih sebesar 24,5% yoy menjadi Rp17,7 triliun dengan total aset sebesar Rp19,4 triliun atau meningkat 26,8% dari periode yang sama di 2017.
"Di tengah momentum kenaikan suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD serta kondisi bisnis yang cukup menantang di kuartal ini, kami tetap mampu mencatat pertumbuhan yang sehat sesuai rencana kerja yang ditetapkan," terang Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono dalam keterangan resmi, Selasa (23/10/2018).
Kebijakan dari Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya pada Mei 2018 menjadi akhir dari periode suku bunga level terendah 4,25% yang sudah berlangsung sejak September 2017. Selanjutnya, suku bunga acuan terus meningkat hingga mencapai 5,75% pada September lalu, atau naik 150 bps hanya dalam waktu empat bulan.
Kebijakan ini tentu saja berpengaruh pada cost of fund industri pembiayaan. Untuk mengimbangi kenaikan tersebut, BFI Finance turut menaikkan bunga pembiayaannya antara 0,5%-1,0% di bulan September 2018.
Efek kenaikan suku bunga ini belum berdampak signifikan bagi perusahaan. Pasalnya, perusahaan berhasil mempertahankan kinerja terbaiknya dengan membukukan peningkatan laba bersih yang cukup solid sebesar 30% yoy menjadi Rp1,1 triliun, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 27,5% menjadi Rp3,7 triliun.
Non-performing financing (NPF) pun dilaporkan stabil di kisaran 1,2%, sama jika dibandingkan kuartal II 2018. Angka ini masih jauh lebih baik dibandingkan angka NPF industri yang berkisar di angka 3,1% (per Agustus 2018-sumber: Otoritas Jasa Keuangan).
Sampai dengan kuartal III 2018, BFI Finance telah memperluas jaringan penjualannya dari Sumatra Utara hingga Papua dengan sebaran outlet sebanyak 389 outlet, dimana 4 di antaranya terdapat Unit Usaha Syariah. Jumlah ini merupakan peningkatan 47 outlet sejak akhir 2017.
Dari nilai pembiayaan baru tersebut, pembiayaan mobil bekas masih mendominasi dengan komposisi nilai pembiayaan sebesar 68%, diikuti dengan pembiayaan motor sebesar 15%, alat berat dan machinery sebesar 14%, serta mobil baru dan properti dengan kontribusi masing-masing sebesar 2% dan 1%.
Keseluruhan pencapaian ini mendongkrak pertumbuhan piutang bersih sebesar 24,5% yoy menjadi Rp17,7 triliun dengan total aset sebesar Rp19,4 triliun atau meningkat 26,8% dari periode yang sama di 2017.
"Di tengah momentum kenaikan suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD serta kondisi bisnis yang cukup menantang di kuartal ini, kami tetap mampu mencatat pertumbuhan yang sehat sesuai rencana kerja yang ditetapkan," terang Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono dalam keterangan resmi, Selasa (23/10/2018).
Kebijakan dari Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya pada Mei 2018 menjadi akhir dari periode suku bunga level terendah 4,25% yang sudah berlangsung sejak September 2017. Selanjutnya, suku bunga acuan terus meningkat hingga mencapai 5,75% pada September lalu, atau naik 150 bps hanya dalam waktu empat bulan.
Kebijakan ini tentu saja berpengaruh pada cost of fund industri pembiayaan. Untuk mengimbangi kenaikan tersebut, BFI Finance turut menaikkan bunga pembiayaannya antara 0,5%-1,0% di bulan September 2018.
Efek kenaikan suku bunga ini belum berdampak signifikan bagi perusahaan. Pasalnya, perusahaan berhasil mempertahankan kinerja terbaiknya dengan membukukan peningkatan laba bersih yang cukup solid sebesar 30% yoy menjadi Rp1,1 triliun, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 27,5% menjadi Rp3,7 triliun.
Non-performing financing (NPF) pun dilaporkan stabil di kisaran 1,2%, sama jika dibandingkan kuartal II 2018. Angka ini masih jauh lebih baik dibandingkan angka NPF industri yang berkisar di angka 3,1% (per Agustus 2018-sumber: Otoritas Jasa Keuangan).
Sampai dengan kuartal III 2018, BFI Finance telah memperluas jaringan penjualannya dari Sumatra Utara hingga Papua dengan sebaran outlet sebanyak 389 outlet, dimana 4 di antaranya terdapat Unit Usaha Syariah. Jumlah ini merupakan peningkatan 47 outlet sejak akhir 2017.
(ven)