Upah dan Jumlah Tenaga Kerja di Amerika Serikat Melaju Kencang
A
A
A
WASHINGTON - Pertumbuhan tenaga kerja di Amerika Serikat era Presiden Donald Trump, melaju tinggi di bulan Oktober 2018 melampaui ekspektasi para pengamat. Selain itu, terjadi kenaikan upah yang melonjak 3% (year-on-year), merupakan kali pertama sejak resesi ekonomi 2008.
Melansir dari CNBC, Sabtu (3/11/2018), Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat waktu setempat, mengumumkan jumlah tenaga kerja di AS mencapai 250.000 orang pada Oktober lewat, lebih tinggi dari perkiraan ekonom di angka 190.000 orang. Tingkat pengangguran berada di level 3,7%, terendah sejak Desember 1969.
"Pasar tenaga kerja berjalan sangat baik. Laporan ini membuat ekonomi bisa melewati tahun 2018 dengan pijakan yang kuat," ujar Jim Baird, kepala investasi untuk Plante Moran Financial Advisors.
Dengan penambahan sebesar 250.000 tenaga kerja maka jumlah pekerja keseluruhan di AS saat ini sebanyak 156,6 juta orang, sebuah rekor tertinggi. Sehingga rasio tenaga kerja terhadap jumlah penduduk meningkat menjadi 60,6%.
Dan cerita yang membahagiakan adalah kenaikan upah, yang selama hampir 10 tahun hilang dari wajah ekonomi AS. Penghasilan per jam rata-rata naik 5 sen dari bulan lalu, dan secara tahunan sudah meningkat 83 sen. Merupakan peningkatan upah terbaik sejak 2009.
Peningkatan jumlah tenaga kerja dan upah ini, disinyalir akan membuat The Fed kembali meningkatkan suku bunga acuannya pada tahun ini dan tahun depan. Pertumbuhan upah yang lebih tinggi selaras dengan keinginan bank sentral untuk menaikkan suku bunga agar inflasi tetap terkendali.
Adapun sektor perawatan kesehatan tumbuh paling besar pada Oktober, dengan tambahan 36.000 lapangan kerja. Manufaktur menyumbang 32.000, dimana produksi peralatan transportasi berkontribusi sebesar 10.000 tenaga kerja.
Konstruksi meningkat 30.000 tenaga kerja, transportasi dan logistik melonjak hingga 42.000 tenaga kerja. Hospitality menyerap 42.000 tenaga kerja. Layanan profesional dan bisnis meningkat 35.000 tenaga kerja. Dan dengan penambahan 250.000 tenaga kerja, maka sepanjang tahun 2018, terjadi penyerapan 2.125.000 tenaga kerja di Amerika Serikat.
Melansir dari CNBC, Sabtu (3/11/2018), Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat waktu setempat, mengumumkan jumlah tenaga kerja di AS mencapai 250.000 orang pada Oktober lewat, lebih tinggi dari perkiraan ekonom di angka 190.000 orang. Tingkat pengangguran berada di level 3,7%, terendah sejak Desember 1969.
"Pasar tenaga kerja berjalan sangat baik. Laporan ini membuat ekonomi bisa melewati tahun 2018 dengan pijakan yang kuat," ujar Jim Baird, kepala investasi untuk Plante Moran Financial Advisors.
Dengan penambahan sebesar 250.000 tenaga kerja maka jumlah pekerja keseluruhan di AS saat ini sebanyak 156,6 juta orang, sebuah rekor tertinggi. Sehingga rasio tenaga kerja terhadap jumlah penduduk meningkat menjadi 60,6%.
Dan cerita yang membahagiakan adalah kenaikan upah, yang selama hampir 10 tahun hilang dari wajah ekonomi AS. Penghasilan per jam rata-rata naik 5 sen dari bulan lalu, dan secara tahunan sudah meningkat 83 sen. Merupakan peningkatan upah terbaik sejak 2009.
Peningkatan jumlah tenaga kerja dan upah ini, disinyalir akan membuat The Fed kembali meningkatkan suku bunga acuannya pada tahun ini dan tahun depan. Pertumbuhan upah yang lebih tinggi selaras dengan keinginan bank sentral untuk menaikkan suku bunga agar inflasi tetap terkendali.
Adapun sektor perawatan kesehatan tumbuh paling besar pada Oktober, dengan tambahan 36.000 lapangan kerja. Manufaktur menyumbang 32.000, dimana produksi peralatan transportasi berkontribusi sebesar 10.000 tenaga kerja.
Konstruksi meningkat 30.000 tenaga kerja, transportasi dan logistik melonjak hingga 42.000 tenaga kerja. Hospitality menyerap 42.000 tenaga kerja. Layanan profesional dan bisnis meningkat 35.000 tenaga kerja. Dan dengan penambahan 250.000 tenaga kerja, maka sepanjang tahun 2018, terjadi penyerapan 2.125.000 tenaga kerja di Amerika Serikat.
(ven)