Thailand Bantu Petani Karet

Rabu, 21 November 2018 - 13:52 WIB
Thailand Bantu Petani Karet
Thailand Bantu Petani Karet
A A A
BANGKOK - Thailand menyetujui subsidi dan kebijakan baru untuk membantu para petani karet yang harus berjuang menghadapi penurunan harga karet.

Para petani karet berencana menggelar unjuk rasa untuk mendesak pemerintah segera memberi bantuan. Thailand merupakan produsen karet terbesar dunia yang terkena dampak penurunan harga hingga 40% dalam dua tahun terakhir.

Kondisi itu diperparah dengan ada perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mengurangi permintaan China pada karet asal Thailand. Pemerintah Thailand telah menyetujui paket kebijakan bernilai USD567 juta dalam rapat kabinet.

Meski demikian, paket kebijakan itu dikritik asosiasi petani karet yang menilai kebijakan itu hanya membantu satu dari sepuluh petani karet. Para petani karet merupakan kekuatan besar di Thailand dan pemerintah berupaya menghindari terulangnya unjuk rasa seperti 2013.

Paket kebijakan itu akan berlaku pada Januari dan termasuk subsidi langsung sebesar 1.100 baht atau USD33 per rai atau 0,16 hektare. Subsidi langsung itu dapat diberikan hingga 16.500 baht untuk para petani karet skala kecil yang terdaftar di Otoritas Karet Thailand.

Para penyadap karet yang bekerja di perkebunan terdaftar, tapi tidak memiliki lahan sendiri, akan mendapat subsidi langsung sebesar 700baht per rai lahan, maksimal 10.500 baht. “Kami perkirakan langkah ini akan menguntungkan sekitar satu juta petani dan 300.000 penyadap karet,” ujar Deputi Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand Luck Wajananawat, dikutip kantor berita Reuters.

Para petani telah menerima sejumlah subsidi dari pemerintah. Tahun lalu Thailand memproduksi 4,5 juta ton karet dari lahan seluas 20,32 juta rai dan mengekspor 85% dari seluruh produksi. Karet Thailand grade RSS3 dihargai USD1,35 per kilogram, free on board Bangkok kemarin.

Petani karet mengancam menggelar unjuk rasa dalam beberapa pekan terakhir. Menurut mereka, kebijakan baru ini sangat terbatas dan tidak akan membantu mereka yang tidak terdaftar pada otoritas.

“Ini hanya akan membantu sekitar 10% petani,” ujar Manat Boonphat, presiden Asosiasi Petani dan Penyadap Karet Kecil Thailand, pada Reuters. Manat menjelaskan, pemerintah lebih baik membeli karet dari para petani dengan harga di atas harga pasar.

Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-ocha meminta petani tidak berunjuk rasa. Dia pun berjanji membantu para petani. Pada 2013 ratusan petani karet menggelar protes di penjuru Thailand dengan memblokir jalanan dan bandara regional di wilayah selatan. Mereka menjadi bagian dari unjuk rasa lebih besar di Thailand yang berubah menjadi gerakan politik mendukung kudeta militer 2014. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5644 seconds (0.1#10.140)