Harga Minyak AS Jatuh Melebihi 1% Dibayangi Banjir Pasokan
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia jatuh cukup besar pada perdagangan, Jumat (23/11/2018) yang terbebani keprihatinan bahwa produsen minyak terus menggenjot produksi melebihi kebutuhan. Peningkatan tersebut terjadi di tengah perkiraan perlambatan ekonomi global.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD53.83 per barel pada pukul 00.29 GMT, atau jatuh 80 sen yang setara dengan 1,5% dibandingkan sesi terakhir sebelumnya. Sementara perdagangan harga minyak Brent yang menjadi patokan Internasional dibuka pada level USD62,64 per barel atau naik 4 sen di atas penutupan terakhir.
Pasokan minyak mentah sendiri telah melonjak tahun ini, dengan tiga produsen top dunia Amerika, Rusia dan Arab Saudi memompa keluar lebih dari sepertiga dari konsumsi global, yang sekitar 100 juta barel per hari (bpd). "Harga minyak jatuh sebagai keprihatinan tambahan hingga kelebihan pasokan untuk menjadi sentimen yang membuat harga lebih rendah," kata Bank ANZ pada hari Jumat.
Produksi tinggi datang saat outlook permintaan melemah di belakang perlambatan ekonomi global. Sebagai akibatnya, harga minyak telah jatuh mencapai sekitar 30% sejak puncak tertinggi terakhir pada awal Oktober, lalu. Menyesuaikan dengan penurunan permintaan, eksportir besar yakni Arab Saudi mengatakan pada hari Kamis bahwa dapat mengurangi pasokan. "Kami tidak akan menjual minyak kepada pelanggan yang tidak memerlukan," kata Menteri Energi Arab Khalid al-Falih.
Arab Saudi secara de-facto sebagai pemimpin produsen dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) akan membahas seputar rencana mengurangi pasokan minyak sebanyak 1,4 juta bpd untuk mencegah banjir pasokan. Seperti diketahui OPEC sejak awal tahun berkomitmen mengurangi produksi para anggotanya dalam upaya mengangkat harga minyak.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD53.83 per barel pada pukul 00.29 GMT, atau jatuh 80 sen yang setara dengan 1,5% dibandingkan sesi terakhir sebelumnya. Sementara perdagangan harga minyak Brent yang menjadi patokan Internasional dibuka pada level USD62,64 per barel atau naik 4 sen di atas penutupan terakhir.
Pasokan minyak mentah sendiri telah melonjak tahun ini, dengan tiga produsen top dunia Amerika, Rusia dan Arab Saudi memompa keluar lebih dari sepertiga dari konsumsi global, yang sekitar 100 juta barel per hari (bpd). "Harga minyak jatuh sebagai keprihatinan tambahan hingga kelebihan pasokan untuk menjadi sentimen yang membuat harga lebih rendah," kata Bank ANZ pada hari Jumat.
Produksi tinggi datang saat outlook permintaan melemah di belakang perlambatan ekonomi global. Sebagai akibatnya, harga minyak telah jatuh mencapai sekitar 30% sejak puncak tertinggi terakhir pada awal Oktober, lalu. Menyesuaikan dengan penurunan permintaan, eksportir besar yakni Arab Saudi mengatakan pada hari Kamis bahwa dapat mengurangi pasokan. "Kami tidak akan menjual minyak kepada pelanggan yang tidak memerlukan," kata Menteri Energi Arab Khalid al-Falih.
Arab Saudi secara de-facto sebagai pemimpin produsen dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) akan membahas seputar rencana mengurangi pasokan minyak sebanyak 1,4 juta bpd untuk mencegah banjir pasokan. Seperti diketahui OPEC sejak awal tahun berkomitmen mengurangi produksi para anggotanya dalam upaya mengangkat harga minyak.
(akr)