Produk Kerajinan UMKM dan Mode Indonesia Ditampilkan di AS

Jum'at, 23 November 2018 - 17:01 WIB
Produk Kerajinan UMKM dan Mode Indonesia Ditampilkan di AS
Produk Kerajinan UMKM dan Mode Indonesia Ditampilkan di AS
A A A
JAKARTA - Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) terus mempromosikan produk Indonesia, terutama produk usaha kecil dan menengah (UMKM) di Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Salah satunya melalui keikutsertaan dalam peragaan busana Fair Trade Fashion Show yang dilaksanakan pada 11 November 2018 lalu di LA, AS.

"Kerajinan tangan dan produk mode Indonesia tampil dalam peragaan busana dan bersanding dengan berbagai merek lokal AS. Keikutsertaan Indonesia dalam peragaan busana kali ini dimaksudkan untuk mendukung perdagangan produk yang mengutamakan keadilan sosial, komunikasi yang transparan, dan rasa hormat," ujar Kepala ITPC LA Antonius Budiman dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (23/11/2018).

Fair Trade Fashion Show merupakan acara mode yang menjadi rujukan komunitas vegan dan perdagangan yang adil (fair-trade) AS yang dihadiri oleh berbagai selebritas dan aktivis dunia mode.

"Menjadi bagian dari pasar dengan kebutuhan khusus (niche market) seperti komunitas fair trade sangat berpotensi untuk meningkatkan eksposur maupun pasar produk Indonesia, terutama produk UMKM Indonesia," ujar Antonius.

Menurut Antonius, komunitas dan pelaku gerakan fair-trade memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap produsen skala kecil dan produk-produk kerajinan tangan karena tingginya semangat untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan secara kolektif.

"Gerakan fair-trade mengimbau perdagangan yang lebih adil dengan mengedepankan hak manusia maupun keberlangsungan lingkungan hidup. Sehingga, produksi massal dengan harga yang ditekan rendah dapat dihindari karena hal ini dapat merugikan produsen akibat imbalan yang diterima tidak sepadan dengan proses kerja yang dilakukan," tambahnya.

Gerakan ini, lanjut Antonius, merupakan inisiasi untuk menghindari produksi dan konsumsi pakaian yang cenderung bergerak sangat cepat dengan harga rendah. Industri mode dinilai sebagai salah satu sumber polusi terbesar di dunia karena pembuatannya maupun konsumsinya yang berlebihan.

"Untuk itu, konsumen menginginkan pakaian yang ramah terhadap lingkungan hidup maupun manusia. Hal ini biasa disebut dengan ethical fashion, fair trade fashion, dan sustainable fashion," imbuhnya.

Sementara itu, pada November 2017, telah dibentuk 10 prinsip fair trade melalui World Fair Trade Organization (WFTO). Prinsip tersebut, yaitu membuka kesempatan bagi produsen-produsen kecil, menerapkan transparansi dan akuntabilitas, melakukan praktik dagang yang adil (membayar tepat waktu dan sebagainya), pembayaran yang sesuai dengan biaya hidup lokal, serta memastikan tidak adanya kerja paksa atau mengikuti peraturan lokal dan PBB mengenai mempekerjakan anak dan hak dasar anak.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4073 seconds (0.1#10.140)