Menko Darmin Akui Pebaiki Defisit Transaksi Berjalan Tak Mudah
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan bahwa memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) bukan perkara mudah. Butuh waktu bertahun-tahun untuk memperbaki defisit transaksi berjalan.
"Desfisit transaksi berjalan bisa diperbaki, tapi itu butuh bertahun-tahun, jadi bukan dalam waktu yang cepat. Kita harus lakukan beberapa kebijakan jangka panjang dalam mengurangi defisit transaksi berjalan," ujar Darmin di Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Dia memperkirakan, transaksi berjalan masih akan tertekan. Pasalnya, kenaikan suku bunga dan perang dagang masih mempengaruhi ekonomi Indonesia
"Masih ada perang dagang dan macam-macam persoalan lagi. Ini kita harus menjaga diri kita," katanya.
Darmin menegaskan bahwa beberapa kebijakan yang diambil pemerintah juga terkait dengan upaya itu, seperti revisi Daftar Negatif Investasi (DNI). Dia menekankan, semuanyasudah direncanakan dengan matang. Hal ini dilakukan untuk menjaga dan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia
"kebijakan ini kita mulai dari kebijakan untuk mengurangi impor, dan kita membuat kebijakan yang besar. Jangan bilang situasi sudah tenang," tandasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyebutkan, defisit transaksi berjalan pada kuartal III/2018 melebar dibandingkan kuartal sebelumnya. Defisit transaksi berjalan di kuartal III/2018 tercatat sebesar USD8,8 miliar atau 3,37% dari produk domestik bruto (PDB). Meningkatnya defisit disebut sejalan dengan menguatnya permintaan domestik.
"Desfisit transaksi berjalan bisa diperbaki, tapi itu butuh bertahun-tahun, jadi bukan dalam waktu yang cepat. Kita harus lakukan beberapa kebijakan jangka panjang dalam mengurangi defisit transaksi berjalan," ujar Darmin di Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Dia memperkirakan, transaksi berjalan masih akan tertekan. Pasalnya, kenaikan suku bunga dan perang dagang masih mempengaruhi ekonomi Indonesia
"Masih ada perang dagang dan macam-macam persoalan lagi. Ini kita harus menjaga diri kita," katanya.
Darmin menegaskan bahwa beberapa kebijakan yang diambil pemerintah juga terkait dengan upaya itu, seperti revisi Daftar Negatif Investasi (DNI). Dia menekankan, semuanyasudah direncanakan dengan matang. Hal ini dilakukan untuk menjaga dan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia
"kebijakan ini kita mulai dari kebijakan untuk mengurangi impor, dan kita membuat kebijakan yang besar. Jangan bilang situasi sudah tenang," tandasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyebutkan, defisit transaksi berjalan pada kuartal III/2018 melebar dibandingkan kuartal sebelumnya. Defisit transaksi berjalan di kuartal III/2018 tercatat sebesar USD8,8 miliar atau 3,37% dari produk domestik bruto (PDB). Meningkatnya defisit disebut sejalan dengan menguatnya permintaan domestik.
(fjo)