Belum Menikah, Alasan Utama Milenial Belum Punya Rumah

Jum'at, 23 November 2018 - 20:01 WIB
Belum Menikah, Alasan...
Belum Menikah, Alasan Utama Milenial Belum Punya Rumah
A A A
JAKARTA - Kaum milenial rupanya masih betah berlama-lama tinggal di rumah orang tua. Kebanyakan dari mereka baru akan hidup mandiri jika sudah menikah.

Hal itu diketahui dari survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index terhadap 1.000 orang di kota-kota di Indonesia. Survei ditujukan untuk mengetahui respons pasar dari sisi permintaan sekaligus untuk menciptakan transparansi informasi untuk konsumen.

Dari total responden, sebanyak 63% di antaranya berada di golongan generasi milenial, yakni usia 22-35 tahun. Dari total responden milenial ini, sebanyak 51% mengaku masih tinggal di rumah orang tua.

survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 menunjukkan bahwa mayoritas responden milenial menetapkan rencana untuk keluar dari rumah orang tua pada rentang usia 25-30 tahun.

Ketika diminta untuk menyebutkan alasan-alasannya, sebanyak 59% menyertakan belum menikah sebagai salah satu faktornya. Alasan lain yang banyak disertakan adalah belum punya uang (53%). Sementara alasan Menjaga Orang Tua dicantumkan oleh 47% responden.

Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, berpendapat, hasil survei ini menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli rumah masih dipengaruhi oleh budaya ketimuran. Banyak orang melihat rumah adalah kebutuhan bagi orang yang sudah berkeluarga sehingga sebelum menikah, kebanyakan orang belum memikirkan untuk membeli rumah.

"Pemikiran ini perlu di-challenge kembali. Saat sudah menikah apa lagi punya anak, kebutuhan finansial akan semakin besar. Yang banyak terjadi, kebutuhan membeli rumah akhirnya dikorbankan dan sebuah keluarga mengandalkan tinggal di rumah orang tua," kata Ike di Jakarta, Jumat (23/11/2018).

Dia mengatakan, justru di masa muda, saat masih lajang atau belum punya anak, beban penghasilan belum terlalu besar ada baiknya mulai mencicil membeli rumah. "Untuk yang memiliki jenis pekerjaan formal, cicilan tetap dengan jangka panjang dapat dipilih. Untuk yang bekerja sektor informal atau musiman, bisa dengan mengumpulkan uang hasil proyek pekerjaan secara cermat," papar Ike.

Dengan demikian, uang muka (down payment/DP) bisa besar sehingga bisa mengatur masa cicilan yang tidak terlalu lama. Beban finansial saat menikah nanti pun bisa lebih ringan sehingga bisa membina rumah tangga dengan lebih mandiri di rumah sendiri. Dia menambahkan, semakin lama menunggu, harga rumah juga akan semakin tinggi.

"Meski bisa tinggal gratis di rumah orang tua, akan tetap lebih baik jika memiliki rumah sendiri untuk menghindari potensi konflik. Misalnya jika orang tua meninggal dan harta waris itu harus dibagi-bagi. Atau lebih baik lagi jika orang tua tinggal di rumah kita sendiri dan menyewakan rumah orang tua untuk mencukupi kebutuhan orang tua," jelas Ike.

Meskipun tergolong lama dalam memutuskan untuk tinggal terpisah dari orang tua, para milenial ini tetap menyadari pentingnya punya rumah sendiri. Sebanyak 87% responden milenial yang mengaku masih tinggal di rumah orang tua mengaku sudah merancang strategi untuk membeli rumah.

Saat ditanya strategi apa saja yang digunakan untuk membeli rumah di masa mendatang, sebanyak 65% responden menyertakan menabung bulanan sebagai salah satu strateginya. Kemudian cara lain yang juga dipilih adalah berinvestasi, yakni sebesar 32%. Meski demikian, masih ada 10% responden yang mengaku belum mulai menabung.

"Ketimbang menabung di rekening reguler, ada baiknya melakukan investasi. Instrumen investasi seperti deposito dan reksadana menawarkan bunga yang lebih tinggi dibanding rekening reguler dengan tingkat risiko yang rendah," tegas Ike.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0988 seconds (0.1#10.140)