Denise Coates CEO Perempuan Termahal
A
A
A
STOKE-ON-TRENT - Kendati posisi eksekutif masih didominasi laki-laki, tak sedikit kaum perempuan yang sukses mencapai puncak kariernya.
Chief Executive Officer (CEO) Bet365, Denise Coates, menjadi pemimpin perempuan dengan pendapatan terbesar di dunia hingga mengalahkan CEO laki-laki di firma-firma mapan. Seperti dilansir theguardian.com, gaji Denise dilaporkan mencapai USD340 juta (Rp4,9 triliun, kurs 18.644 per poundsterling) per tahun.
Jumlah itu tiga kali lipat lebih besar daripada pendapatan CEO Apple, Tim Cook, yang hanya meraih 80 juta poundsterling (Rp1,4 triliun) dan 55 kali lebih besar dari gaji CEO Tesco, Dave Lewis. Denise tidak sendirian.
CEO perempuan lainnya yang tercatat meraih gaji tinggi ialah Marissa Mayer (Yahoo) dengan penghasilan USD42,1 juta, Safra Ada Cruz (Oracle, USD37,7 juta), Marillyn Hewson (Lockheed Martin, USD33,7 juta), Indra Nooyi (PepsiCo, USD22,5 juta), Ursula Burns (Xerox, USD22,2 juta), dan Irene Rosenfeld (Mondelez, USD USD21 juta) pada 2015.
Organisasi The American Association of University Women (AAUW) mengakui peran perempuan di dunia bisnis telah meningkat. Kendati demikian mereka belum puas karena selisih gaji yang diterima antara perempuan dan laki-laki masih besar, yakni mencapai 80%.
“Beberapa perusahaan bahkan melarang karyawannya menguak gaji mereka. Hal ini jelas memperpanjang ketidakadilan,” ungkap AAUW. Sebanyak 10 pekerjaan, mulai dari akuntan hingga CEO, juga timpang.
Pada 2017, perempuan yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit rata-rata mendapatkan gaji sekitar USD65.000 per bulan, sedangkan laki-laki USD71.000. “Ketidaksetaraan ini terjadi di hampir seluruh industri di AS,” lanjut AAUW.
Bloomberg Pay Index juga menunjukkan CEO dengan pendapatan tertinggi masih didominasi laki-laki. Pada 2017, hanya ada dua CEO perempuan yang masuk 100 besar. Posisi puncak dikuasai CEO Snap Inc Evan Spiegel dengan gaji USD504,5 juta, lalu pendiri KKR & Co Scott Nuttal dengan penghasilan USD213 juta.
Apa yang diraih Denise memang luar biasa. Dia bahkan tidak meraup uang triliunan ini untuk pertama kali. Setahun sebelumnya, dia juga meraup 217 juta poundsterling setelah bisnis perusahaan rintisannya berjalan dengan lancar.
Bet365 merupakan salah satu tempat judi paling sukses di Inggris. Pada tahun lalu, penjudi bertaruh hingga 52,5 triliun poundsterling. Angka itu melebihi output ekonomi Kroasia dan Uruguay.
Sesuai dengan laporan keuangan yang dirilis pada pekan ini, pendapatan Bet365 mencapai 2,7 miliar poundsterling dengan keuntungan operasi sebesar 682 juta poundsterling. Artinya Bet365 memiliki selisih profit 25%, jauh lebih tinggi daripada tempat judi konvensional.
Atas kesuksesan itu, Denise yang memiliki lebih dari separuh saham perusahaan memperoleh gaji 220 juta poundsterling dan dividen 45 juta poundsterling. Mantan Menteri Bisnis Inovasi dan Kemampuan Inggris Vince Cable yang juga pemimpin Liberal Demokrat menilai gaji tersebut sangat mengejutkan dan berlebihan.
Para ahli menilai, apabila Bet365 terdaftar di bursa saham, gaji sebesar itu akan langsung mendapatkan protes dari para pemegang saham. Fenomena itu sudah sering terjadi. Teranyar, CEO Persimmon plc, Jeff Fairburn, harus hengkang setelah didemo pemegang saham atas perkara bonus sebesar 100 juta poundsterling.
Bet365 merupakan perusahaan milik keluarga dengan valuasi mencapai 5,8 miliar poundsterling, lebih besar daripada kekaisaran bisnis Richard Branson. Ayah Denise, Peter Coates, awalnya hanya memiliki warung judi kecil.
Namun memasuki abad milenial, Denise mencoba mentransformasinya ke dunia online . Denise membeli domain senilai USD25.000 dari eBay untuk membuat situs Bet365.com. Sejak saat itu warung judi di Inggris bangkrut satu per satu. Bet365 berkembang sangat pesat.
Di bawah kepengurusan Denise, perusahaan yang bermarkas di Kota Stoke-on-Trent, Inggris, itu mampu memasarkan jasanya secara luas. Bet365 juga bukan situs judi yang hanya fokus pada kompetisi bergengsi Liga Primer dan Liga Champions, tapi juga liga kecil di negara lain, kompetisi ski, pemilu politik hingga ajang pencarian bakat di berbagai kawasan.
Bet365 dilaporkan memiliki sekitar 35 juta pelanggan dan dinobatkan sebagai bisnis judi online terbesar di dunia. Saat ini Bet365 mencoba mengembangkan sayap bisnis dengan menembus pasar judi Amerika Serikat (AS).
Mereka meneken kesepakatan memukau sebesar 39 juta poundsterling dengan operator kasino di New York. Langkah itu diambil setelah Mahkamah Agung AS mencabut larangan melakukan perjudian di bidang olahraga.
Bet365 telah menjadi “produk” ekspor paling sukses Stoke. Perusahaan berbasis teknologi itu berhasil memajukan ekonomi lokal yang dulu didominasi bisnis tembikar. Bet365 juga menjadi sponsor utama klub sepak bola Stoke City.
Mayoritas karyawan Bet365 yang mencapai 4.000 orang juga bekerja di dekat pusat kota Hanley. Pendapatan tinggi Denise menuai banyak kritikan, terutama setelah meningkatnya jumlah pejudi anakanak di Inggris.
Charles dan Liz Ritchie, pendiri yayasan amal Gambing With Lives, setelah anak mereka tewas bunuh diri akibat judi mengatakan gaji yang diterima Denise bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan. Denise diduga mendapatkan gaji besar karena persentase pajak perusahaan di Inggris kecil.
Denise juga memiliki badan amal sendiri dan sering menyumbangkan kekayaannya. Salah satunya ke Douglas Macmillan Hospice dan Alzheimerís Research, tetapi tidak ada satu pun yang mengalir ke pemulihan masalah perjudian. (Muh Shamil)
Chief Executive Officer (CEO) Bet365, Denise Coates, menjadi pemimpin perempuan dengan pendapatan terbesar di dunia hingga mengalahkan CEO laki-laki di firma-firma mapan. Seperti dilansir theguardian.com, gaji Denise dilaporkan mencapai USD340 juta (Rp4,9 triliun, kurs 18.644 per poundsterling) per tahun.
Jumlah itu tiga kali lipat lebih besar daripada pendapatan CEO Apple, Tim Cook, yang hanya meraih 80 juta poundsterling (Rp1,4 triliun) dan 55 kali lebih besar dari gaji CEO Tesco, Dave Lewis. Denise tidak sendirian.
CEO perempuan lainnya yang tercatat meraih gaji tinggi ialah Marissa Mayer (Yahoo) dengan penghasilan USD42,1 juta, Safra Ada Cruz (Oracle, USD37,7 juta), Marillyn Hewson (Lockheed Martin, USD33,7 juta), Indra Nooyi (PepsiCo, USD22,5 juta), Ursula Burns (Xerox, USD22,2 juta), dan Irene Rosenfeld (Mondelez, USD USD21 juta) pada 2015.
Organisasi The American Association of University Women (AAUW) mengakui peran perempuan di dunia bisnis telah meningkat. Kendati demikian mereka belum puas karena selisih gaji yang diterima antara perempuan dan laki-laki masih besar, yakni mencapai 80%.
“Beberapa perusahaan bahkan melarang karyawannya menguak gaji mereka. Hal ini jelas memperpanjang ketidakadilan,” ungkap AAUW. Sebanyak 10 pekerjaan, mulai dari akuntan hingga CEO, juga timpang.
Pada 2017, perempuan yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit rata-rata mendapatkan gaji sekitar USD65.000 per bulan, sedangkan laki-laki USD71.000. “Ketidaksetaraan ini terjadi di hampir seluruh industri di AS,” lanjut AAUW.
Bloomberg Pay Index juga menunjukkan CEO dengan pendapatan tertinggi masih didominasi laki-laki. Pada 2017, hanya ada dua CEO perempuan yang masuk 100 besar. Posisi puncak dikuasai CEO Snap Inc Evan Spiegel dengan gaji USD504,5 juta, lalu pendiri KKR & Co Scott Nuttal dengan penghasilan USD213 juta.
Apa yang diraih Denise memang luar biasa. Dia bahkan tidak meraup uang triliunan ini untuk pertama kali. Setahun sebelumnya, dia juga meraup 217 juta poundsterling setelah bisnis perusahaan rintisannya berjalan dengan lancar.
Bet365 merupakan salah satu tempat judi paling sukses di Inggris. Pada tahun lalu, penjudi bertaruh hingga 52,5 triliun poundsterling. Angka itu melebihi output ekonomi Kroasia dan Uruguay.
Sesuai dengan laporan keuangan yang dirilis pada pekan ini, pendapatan Bet365 mencapai 2,7 miliar poundsterling dengan keuntungan operasi sebesar 682 juta poundsterling. Artinya Bet365 memiliki selisih profit 25%, jauh lebih tinggi daripada tempat judi konvensional.
Atas kesuksesan itu, Denise yang memiliki lebih dari separuh saham perusahaan memperoleh gaji 220 juta poundsterling dan dividen 45 juta poundsterling. Mantan Menteri Bisnis Inovasi dan Kemampuan Inggris Vince Cable yang juga pemimpin Liberal Demokrat menilai gaji tersebut sangat mengejutkan dan berlebihan.
Para ahli menilai, apabila Bet365 terdaftar di bursa saham, gaji sebesar itu akan langsung mendapatkan protes dari para pemegang saham. Fenomena itu sudah sering terjadi. Teranyar, CEO Persimmon plc, Jeff Fairburn, harus hengkang setelah didemo pemegang saham atas perkara bonus sebesar 100 juta poundsterling.
Bet365 merupakan perusahaan milik keluarga dengan valuasi mencapai 5,8 miliar poundsterling, lebih besar daripada kekaisaran bisnis Richard Branson. Ayah Denise, Peter Coates, awalnya hanya memiliki warung judi kecil.
Namun memasuki abad milenial, Denise mencoba mentransformasinya ke dunia online . Denise membeli domain senilai USD25.000 dari eBay untuk membuat situs Bet365.com. Sejak saat itu warung judi di Inggris bangkrut satu per satu. Bet365 berkembang sangat pesat.
Di bawah kepengurusan Denise, perusahaan yang bermarkas di Kota Stoke-on-Trent, Inggris, itu mampu memasarkan jasanya secara luas. Bet365 juga bukan situs judi yang hanya fokus pada kompetisi bergengsi Liga Primer dan Liga Champions, tapi juga liga kecil di negara lain, kompetisi ski, pemilu politik hingga ajang pencarian bakat di berbagai kawasan.
Bet365 dilaporkan memiliki sekitar 35 juta pelanggan dan dinobatkan sebagai bisnis judi online terbesar di dunia. Saat ini Bet365 mencoba mengembangkan sayap bisnis dengan menembus pasar judi Amerika Serikat (AS).
Mereka meneken kesepakatan memukau sebesar 39 juta poundsterling dengan operator kasino di New York. Langkah itu diambil setelah Mahkamah Agung AS mencabut larangan melakukan perjudian di bidang olahraga.
Bet365 telah menjadi “produk” ekspor paling sukses Stoke. Perusahaan berbasis teknologi itu berhasil memajukan ekonomi lokal yang dulu didominasi bisnis tembikar. Bet365 juga menjadi sponsor utama klub sepak bola Stoke City.
Mayoritas karyawan Bet365 yang mencapai 4.000 orang juga bekerja di dekat pusat kota Hanley. Pendapatan tinggi Denise menuai banyak kritikan, terutama setelah meningkatnya jumlah pejudi anakanak di Inggris.
Charles dan Liz Ritchie, pendiri yayasan amal Gambing With Lives, setelah anak mereka tewas bunuh diri akibat judi mengatakan gaji yang diterima Denise bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan. Denise diduga mendapatkan gaji besar karena persentase pajak perusahaan di Inggris kecil.
Denise juga memiliki badan amal sendiri dan sering menyumbangkan kekayaannya. Salah satunya ke Douglas Macmillan Hospice dan Alzheimerís Research, tetapi tidak ada satu pun yang mengalir ke pemulihan masalah perjudian. (Muh Shamil)
(nfl)