Pertamina EP Kembangkan Ekowisata Mangrove di Pantai Mekar
A
A
A
MUARAGEMBONG - PT Pertamina EP terus berupaya meningkatkan ekonomi masyarakat melalui ekowisata hutan bakau (mangrove) khususnya di daerah pesisir pantai. Melalui Asset 3 Tambun Field, Pertamina EP melakukan Program Pengembangan Kawasan Ekowisata Mangrove di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi.
"Program sosial perusahaan ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah bersama-sama mengembangkan ekowisata, menanam mangrove, pembangunan tracking, pelatihan pengolahan mangrove, sosialisasi cinta lingkungan dan bersih pesisir," ujar Direktur Ekplorasi Pertamina EP Achmad Alfian Husein disela acara penanaman 1.500 pohon di Kawasan Pantai Mekar, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/11/2018).
Menurut dia pengembangan ekowisata tersebut merupakan wujud Pertamina dalam menyelamatkan ekosistem lingkungan pesisir pantai. Dalam hal ini Pertamina EP juga bekerja sama dengan Pokdarwis Citra Alam Bahari sebagai pengelola ekowisata.
"Semoga kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar semakin dikenal oleh masyarakat luas sehingga perekonomian dapat meningkat signifikan," ujarnya.
Selain Pokdarwis, peserta kegiatan ini juga terdiri dari masyarakat Desa Pantai Mekar, Karang Taruna Desa Pantai Mekar dan Siswa/Siswi tingkat SD/SMP/SMA yang berada di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong.
Kepala Badan Koordinasi Pemerintah & Pembangunan (BKPP) Wilayah II Provinsi Jawa Barat Toto Mohamad Toha menambahkan nilai ekowisata yang bisa dijual adalah tracking ekowisata mangrove sepanjang 200 meter dan keindahan hutan mangrove dengan panorama sunset.
Dengan adanya ekowisata mangrove harapannya dapat memberikan dampak positif terutama dampak ekonomi bagi masyarakat Desa Pantai Mekar karena menambah pendapatan masyarakat desa sekitar.
Ia juga menyampaikan pentingnya memelihara kawasan hutan mangrove sebagai kawasan hutan lindung upaya Provinsi Jawa Barat dalam menyelamatkan ekosistem. Menurut dia, Jabar mempunyai 816.000 hektare hutan dengan salah satu didalamnya ialah hutan mangrove. Sementara sekitar 30.000 ha hutannya memprihatinkan padahal hutan mangrove khususnya penting menahan angin dan gelombang laut.
"Sebab itu perlu dirawat dan didorong sebagai ekowisata. Dengan begitu akan mendorong tumbuh kembang ekonomi masyarakat," tandasnya.
"Program sosial perusahaan ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah bersama-sama mengembangkan ekowisata, menanam mangrove, pembangunan tracking, pelatihan pengolahan mangrove, sosialisasi cinta lingkungan dan bersih pesisir," ujar Direktur Ekplorasi Pertamina EP Achmad Alfian Husein disela acara penanaman 1.500 pohon di Kawasan Pantai Mekar, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/11/2018).
Menurut dia pengembangan ekowisata tersebut merupakan wujud Pertamina dalam menyelamatkan ekosistem lingkungan pesisir pantai. Dalam hal ini Pertamina EP juga bekerja sama dengan Pokdarwis Citra Alam Bahari sebagai pengelola ekowisata.
"Semoga kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar semakin dikenal oleh masyarakat luas sehingga perekonomian dapat meningkat signifikan," ujarnya.
Selain Pokdarwis, peserta kegiatan ini juga terdiri dari masyarakat Desa Pantai Mekar, Karang Taruna Desa Pantai Mekar dan Siswa/Siswi tingkat SD/SMP/SMA yang berada di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong.
Kepala Badan Koordinasi Pemerintah & Pembangunan (BKPP) Wilayah II Provinsi Jawa Barat Toto Mohamad Toha menambahkan nilai ekowisata yang bisa dijual adalah tracking ekowisata mangrove sepanjang 200 meter dan keindahan hutan mangrove dengan panorama sunset.
Dengan adanya ekowisata mangrove harapannya dapat memberikan dampak positif terutama dampak ekonomi bagi masyarakat Desa Pantai Mekar karena menambah pendapatan masyarakat desa sekitar.
Ia juga menyampaikan pentingnya memelihara kawasan hutan mangrove sebagai kawasan hutan lindung upaya Provinsi Jawa Barat dalam menyelamatkan ekosistem. Menurut dia, Jabar mempunyai 816.000 hektare hutan dengan salah satu didalamnya ialah hutan mangrove. Sementara sekitar 30.000 ha hutannya memprihatinkan padahal hutan mangrove khususnya penting menahan angin dan gelombang laut.
"Sebab itu perlu dirawat dan didorong sebagai ekowisata. Dengan begitu akan mendorong tumbuh kembang ekonomi masyarakat," tandasnya.
(fjo)