Kenaikan Tarif Pesawat hingga Bensin Sumbang Inflasi November 2018

Senin, 03 Desember 2018 - 13:08 WIB
Kenaikan Tarif Pesawat hingga Bensin Sumbang Inflasi November 2018
Kenaikan Tarif Pesawat hingga Bensin Sumbang Inflasi November 2018
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi periode November 2018 sebesar 0,27%. Penyebab utamanya pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengungkapkan kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sekitar 0,56% dengan andil sebesar 0,10%. Hal ini terjadi karena beberapa komoditas utama mengalami kenaikan, seperti kenaikan tarif angkutan udara yang memberikan andil sebesar 0,05%.

"Ini mendekati akhir tahun, banyak kegiatan antar departemen dan pemda menyebabkan kenaikan permintaan pesawat. Dan mendekati akhir tahun jadi mengalami kenaikan di 43 kota IHK, kenaikan tajam terjadi di Indonesia timur seperti Ambon, Ternate, dan Sorong," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/12/2018).

Kemudian, kelompok ini menjadi penyumbang inflasi terbesar karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang menyumbang inflasi 0,02%. Selain itu, kenaikan tarif pulsa yang memberikan andil sebesar 0,01%.

"Kita tau BBM pertamax, pertamax turbo, dexlite, pertaminadex dan biosolar mengalami kenaikan seiring kenaikan harga minyak November. November masih naik, sekarang agak turun. Kemudian kenaikan tarif pulsa dengan sumbangan 0,01%, itu lebih kepada kenaikan pulsa paket internet," imbuh dia.

Untuk kelompok bahan makanan, sambung pria yang akrab disapa Kecuk ini, inflasinya sebesar 0,24% dan sumbangannya 0,05%. Menurutnya, yang membuat inflasi bahan makanan adalah karena kenaikan harga bawang merah dengan andil 0,04%, kenaikan harga beras dengan andil 0,03%, dan telur ayam ras sebesar 0,01%.

"Cuaca sangat berpegnaruh kepada produk bawang merah. Ada kenaikan harga bawang merah di 74 kota IHK misal Cirebon dan Aceh," tuturnya.

Kecuk melanjutkan, untuk kelompok bahan makanan jadi mengalami inflasi sebesar 0,20% dengan andil 0,04%. Kenaikan terbesar dari kelompok ini adalah kenaikan harga rokok kretek filter sebesar 0,01%, sementara komoditas lainnya mengalami kenaikan sangat tipis.

Sedangkan untuk kelompok perumahan mengalami inflasi 0,25% dengan andil sebesar 0,06%. Komoditas utama yang menyumbang inflasi ini adalah kenaikan upah tukang bukan mandor yang memberikan andil 0,02%, serta kenaikan tarif sewa rumah serta kenaikan harga barnag bangunan dengan andil terhadpa inflasi sebesar 0,01%.

Untuk kelompok sandang, inflasinya 023% dengan andil sebesar 0,01%. Seluruh kelompok sandang, tambah dia, mengalami kenaikan harga baik laki-laki, perempuan dan anak-anak.

Sedangkan kelompok kesehatan inflasi sebesar 036% dengan andil sebesar 0,01%. Selain itu, kelompok pendidikan inflasinya sebesar 0,05%, namun tidak memberikan andil terhadap inflasi karena kenaikannya tipis.

"Kita berharap pada Desember 2018 inflasi bisa terkendali. Karena posisi November agak tidak biasa dibanding November tahun sebelumnya, karena sedikit lebih rendah dibanding tahun sebelumnya," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7063 seconds (0.1#10.140)