Nilai Perdagangan RI-Saudi Capai USD2,687 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi pada semester I/2018 mencapai USD2,687 miliar naik 23,4% dibandingkan dengan periode sama pada 2017 mencapai USD2,177 miliar.
“Memperhatikan potensi dan peluang yang ada, KJRI akan secara optimal terus berupaya memajukan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara,” kata Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin dalam rilisnya, kemarin.
Hery optimistis bahwa Saudi Vision 2030 yang salah satunya menitikberatkan pada upaya diversifikasi ekonomi tidak hanya mengandalkan sektor minyak dan gas (migas) akan menjadi peluang kerja sama ekonomi antara Arab Saudi dan Indonesia.
Menurut Hery, saat ini komoditi utama produk Indonesia ke Arab Saudi meliputi produk automotif, produk sawit dan turunannya, makanan, serta minuman olahan. Produk lainnya, yakni produk perikanan, produk karet dan turunannya, plywood, pulp and paper, furnitur, dekorasi rumah, tekstil, material bangunan, dan lain-lain.
Diketahui, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Sabtu (1/12), menggelar malam penganugerahan Primaduta Award di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah.
Penghargaan tertinggi bidang perdagangan dari Pemerintah RI itu diberikan kepada tiga pengusaha Arab Saudi yang merupakan tiga besar importir produk-produk Indonesia.
Ketiga perusahaan penerima Primaduta Award tahun 2018 ini adalah Abdul Latief Jameel Ltd, Jareer Bookstore, dan Said Bawazier Trading Corp. Ketiga perusahaan itu masing-masing bergerak di bidang automotif, perlengkapan kantor dan alat-alat tulis, serta aneka produk makanan.
“Peningkatan ekspor Indonesia ke Arab Saudi tidak terlepas dari peran serta pengusaha mitra yang loyal terhadap produk Indonesia,” ungkap Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda menghadiri acara itu.
Menurutnya, penghargaan primaduta ini menjadi sarana yang tepat sebagai pengakuan eksistensi dan jasa para pengusaha ini sebagai mitra eksportir produk Indonesia.
Mohammad Siddieq yang mewakili Saudi Arabia-Indonesia Business Council (SAIBC) meminta para pengusaha kedua negara jangan cepat berpuas diri. “Terus gali setiap peluang yang ada, karena potensi kerja sama kedua negara masih terbuka luas di berbagai sektor perdagangan barang dan jasa,” ungkapnya. (Sudarsono)
“Memperhatikan potensi dan peluang yang ada, KJRI akan secara optimal terus berupaya memajukan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara,” kata Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin dalam rilisnya, kemarin.
Hery optimistis bahwa Saudi Vision 2030 yang salah satunya menitikberatkan pada upaya diversifikasi ekonomi tidak hanya mengandalkan sektor minyak dan gas (migas) akan menjadi peluang kerja sama ekonomi antara Arab Saudi dan Indonesia.
Menurut Hery, saat ini komoditi utama produk Indonesia ke Arab Saudi meliputi produk automotif, produk sawit dan turunannya, makanan, serta minuman olahan. Produk lainnya, yakni produk perikanan, produk karet dan turunannya, plywood, pulp and paper, furnitur, dekorasi rumah, tekstil, material bangunan, dan lain-lain.
Diketahui, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Sabtu (1/12), menggelar malam penganugerahan Primaduta Award di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah.
Penghargaan tertinggi bidang perdagangan dari Pemerintah RI itu diberikan kepada tiga pengusaha Arab Saudi yang merupakan tiga besar importir produk-produk Indonesia.
Ketiga perusahaan penerima Primaduta Award tahun 2018 ini adalah Abdul Latief Jameel Ltd, Jareer Bookstore, dan Said Bawazier Trading Corp. Ketiga perusahaan itu masing-masing bergerak di bidang automotif, perlengkapan kantor dan alat-alat tulis, serta aneka produk makanan.
“Peningkatan ekspor Indonesia ke Arab Saudi tidak terlepas dari peran serta pengusaha mitra yang loyal terhadap produk Indonesia,” ungkap Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda menghadiri acara itu.
Menurutnya, penghargaan primaduta ini menjadi sarana yang tepat sebagai pengakuan eksistensi dan jasa para pengusaha ini sebagai mitra eksportir produk Indonesia.
Mohammad Siddieq yang mewakili Saudi Arabia-Indonesia Business Council (SAIBC) meminta para pengusaha kedua negara jangan cepat berpuas diri. “Terus gali setiap peluang yang ada, karena potensi kerja sama kedua negara masih terbuka luas di berbagai sektor perdagangan barang dan jasa,” ungkapnya. (Sudarsono)
(nfl)