Airlangga Targetkan Ekspor Sepeda Motor Indonesia Capai 600 Ribu Unit
A
A
A
JAKARTA - Industri sepeda motor di Indonesia semakin agresif menembus pasar eskpor. Hal ini tidak terlepas dari peningkatan produktivitas sejumlah produsen sepeda motor di dalam negeri dan menunjukkan bahwa kualitas produk buatan anak bangsa mampu kompetitif di kancah global.
"Apalagi, Indonesia sebagai salah satu basis produksi otomotif untuk memenuhi pasar domestik dan mancanegara. Saat ini, kita merupakan pasar ketiga terbesar di dunia setelah India dan China," kataMenteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Kementerian Perindustrian mencatat, total produksi sepeda motor di Indonesia mencapai 6 juta unit pada tahun 2017. Dan jumlah ekspor hingga Oktober 2018 telah menembus angka 510 ribu unit.
"Kami menargetkan ekspor sepeda motor bisa mencapai 10% dari total produksi. Jadi, setidaknya ekspor akan mencapai 600 ribu unit untuk tahun ini," ungkap Airlangga.
Menperin menyatakan, upaya menggenjot ekspor merupakan salah satu program yang diprioritaskan pemerintah saat ini guna menekan defisit neraca perdagangan. Selain itu, seiring dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang menetapkan sasaran pada peningkatan kembali nett ekspor sebesar 10% pada tahun 2030.
"Di saat Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan, sepeda motor justru memberikan kontribusi signifikan, dengan total nilai ekspor dari CBU, CKD dan komponen sebesar USD1,2 miliar pada 2017," paparnya.
Untuk itu, Airlangga memberikan apresiasi kepada PT YIMM yang telah berhasil mencatatkan total ekspor hingga saat ini sebesar 1,5 juta unit. Tahun 2018, ekspor PT YIMM diproyeksi menembus 338.000 unit atau naik lebih dari 100% dibanding ekspor dua tahun lalu, di 2016 sebesar 166.000 unit.
"Sepeda motor CBU merek Yamaha yang diproduksi di PT YIMM ini, 25% untuk memenuhi pasar ekspor. Dikirim ke lebih dari 45 negara maju dan berkembang, dengan tujuan antara lain ke Asia, Eropa, Afrika, Amerika Latin dan Australia," tuturnya.
Lebih lanjut, nilai ekspor PT YIMM pada tahun ini diperkirakan Rp13,2 triliun. Kinerja ekspor tersebut secara signifikan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia, dengan mencatatkan surplus perdagangan USD 813,6 juta atau setara Rp11,8 triliun. Bahkan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada produksi PT YIMM sudah melebihi 94%.
"Apalagi, Indonesia sebagai salah satu basis produksi otomotif untuk memenuhi pasar domestik dan mancanegara. Saat ini, kita merupakan pasar ketiga terbesar di dunia setelah India dan China," kataMenteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Kementerian Perindustrian mencatat, total produksi sepeda motor di Indonesia mencapai 6 juta unit pada tahun 2017. Dan jumlah ekspor hingga Oktober 2018 telah menembus angka 510 ribu unit.
"Kami menargetkan ekspor sepeda motor bisa mencapai 10% dari total produksi. Jadi, setidaknya ekspor akan mencapai 600 ribu unit untuk tahun ini," ungkap Airlangga.
Menperin menyatakan, upaya menggenjot ekspor merupakan salah satu program yang diprioritaskan pemerintah saat ini guna menekan defisit neraca perdagangan. Selain itu, seiring dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang menetapkan sasaran pada peningkatan kembali nett ekspor sebesar 10% pada tahun 2030.
"Di saat Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan, sepeda motor justru memberikan kontribusi signifikan, dengan total nilai ekspor dari CBU, CKD dan komponen sebesar USD1,2 miliar pada 2017," paparnya.
Untuk itu, Airlangga memberikan apresiasi kepada PT YIMM yang telah berhasil mencatatkan total ekspor hingga saat ini sebesar 1,5 juta unit. Tahun 2018, ekspor PT YIMM diproyeksi menembus 338.000 unit atau naik lebih dari 100% dibanding ekspor dua tahun lalu, di 2016 sebesar 166.000 unit.
"Sepeda motor CBU merek Yamaha yang diproduksi di PT YIMM ini, 25% untuk memenuhi pasar ekspor. Dikirim ke lebih dari 45 negara maju dan berkembang, dengan tujuan antara lain ke Asia, Eropa, Afrika, Amerika Latin dan Australia," tuturnya.
Lebih lanjut, nilai ekspor PT YIMM pada tahun ini diperkirakan Rp13,2 triliun. Kinerja ekspor tersebut secara signifikan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia, dengan mencatatkan surplus perdagangan USD 813,6 juta atau setara Rp11,8 triliun. Bahkan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada produksi PT YIMM sudah melebihi 94%.
(ven)