Kementan Resmikan Agrowisata Durian di Kota Solok
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pembangunan agrowisata untuk meningkatkan produksi, nilai tambah dan menumbuhkan perekonomian suatu daerah.
Dalam rangka itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan Suwandi meresmikan Agrowisata durian yang berada di Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Kamis (6/12/2018). Agrowisata durian ini diberi nama Agrowisata Payo.
Pada kegiatan ini, Suwandi mengatakan Kementan akan terus mendorong pembangunan agrowisata berbasis hortikultura di Tanah Air. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hortikultura, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani serta memotivasi masyarakat untuk bertani yang menguntungkan dan gemar mengonsumsi buah sayur unggulan lokal.
"Manfaat ganda dari wisata agro, ada unsur manfaat agronya, unsur wisata, edukasi bagi pengunjung serta promosi efektif bagi pangan lokal kita," ujar dia dalam siaran pers yang diterima SINDOnews.
Menurut Suwandi, Agrowisata durian sangat diminati masyarakat. Peminatnya mulai anak anak sekolah berkunjung untuk edukasi dan pengenalan pertanian, mahasiswa dan perguruan tinggi datang untuk riset dan masyarakat umum untuk wisata dan pengenalan budidaya dan hasilnya petik langsung.
"Bagi wisatawan asing untuk promosi keunggulan pangan lokal kita. Setiap pengunjung tidak hanya selfie di kebun buah atau bunga krisan, tapi juga belajar interaktif teknik budidaya, menikmati manfaat agronya serta membawa oleh oleh produk hortinya," tuturnya.
Lebih lanjut Suwandi menegaskan Agrowisata salah satu bentuk ekonomi kreatif dari petani di pedesaan. "Ini potensi luar biasa untuk dikembangkan mengingat Solok salah satu destinasi wisata selain ke Bukit Tinggi," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Dirjen pecinta buah lokal ini berkesempatan meninjau ke kebun krisan di Payo. Suwandi mengatakan bunga Krisan saat ini sangat disukai oleh pasar Jepang dan Korea.
"Kami berharap bunga krisan asal Kota Solok bisa mengambil peran dalam memenuhi pasar bunga krisan di Jepang dan negara lainnya," harapnya.
Walikota Solok, Zul Elfian mengatakan dengan diresmikan Agrowisata Payo ini, Kota Solok menargetkan menjadi pusat produksi durian dan komoditas lainya yang berskala eskpor. Selain itu, dengan dibukanya agrowisata ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan petani khususnya. Dampak ekonomi termasuk di dalamnya bisnis penginapan, travel dan transaksi ekonomi lainnya.
"Kita masih ingat Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Oktober lalu telah mengekspor perdana 10.000 ton manggis dari Payakumbuh ke China, kini giliran Kota Solok yang menunjukan kebolehannya dengan diresmikannya Agrowisata Payo," ujarnya.
Sementara itu, mewakili Gubernur Sumatera Barat, Asisten bidang Ekonomi Sumbar Benni Warlis menuturkan perkembangan pariwisata di Ranah Minang makin menunjukkan geliatnya. Dia menyebutkan, sebanyak 53.000 wisatawan mengunjungi daerahnya dalam setahun.
"Sumatera Barat memiliki kawasan strategis terdiri dari Bukit Maninjau, Tanah datar dan wisata lainya yg terus berkembang. Ini merupakan peluang sangat besar di bidang wisata. Dihubungkan dengan iklim dan topograsi ini akan menjadi sinergi yang luar biasa. Sebanyak 23,55% ditunjang oleh pertanian. Inilah yang dilirik walikota. Bagaimana mensinergikan antara pertanian dan wisata," jelas Benni.
Suwardi, petani dari Kelompok Tani Payo Sepakat menyatakan bantuan dari pemerintah ini sangat membantunya mengembangkan usaha hortikultura miliknya. "Saya diberi benih krisan, bunga kertas, sayur bawang, kangkung, ubi lengkap beserta pupuk dan green house. Anak laki-laki saya bahkan dikirim untuk mengikuti pelatihan di Balithi," ucapnya.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Hardianto meyakinkan pihaknya terus menghasilkan inovasi baru termasuk di dalamnya mendampingi hasil-hasil produksinya. Agrowisata ini berkembang dengan basis terknologi. Hasil produksinya memilik nilai jualnya. "Wisata di Payo dapat dijadikan sebagai model memasukkan teknologi dn inovasi berbasis wisata," katanya.
Dalam rangka itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan Suwandi meresmikan Agrowisata durian yang berada di Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Kamis (6/12/2018). Agrowisata durian ini diberi nama Agrowisata Payo.
Pada kegiatan ini, Suwandi mengatakan Kementan akan terus mendorong pembangunan agrowisata berbasis hortikultura di Tanah Air. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hortikultura, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani serta memotivasi masyarakat untuk bertani yang menguntungkan dan gemar mengonsumsi buah sayur unggulan lokal.
"Manfaat ganda dari wisata agro, ada unsur manfaat agronya, unsur wisata, edukasi bagi pengunjung serta promosi efektif bagi pangan lokal kita," ujar dia dalam siaran pers yang diterima SINDOnews.
Menurut Suwandi, Agrowisata durian sangat diminati masyarakat. Peminatnya mulai anak anak sekolah berkunjung untuk edukasi dan pengenalan pertanian, mahasiswa dan perguruan tinggi datang untuk riset dan masyarakat umum untuk wisata dan pengenalan budidaya dan hasilnya petik langsung.
"Bagi wisatawan asing untuk promosi keunggulan pangan lokal kita. Setiap pengunjung tidak hanya selfie di kebun buah atau bunga krisan, tapi juga belajar interaktif teknik budidaya, menikmati manfaat agronya serta membawa oleh oleh produk hortinya," tuturnya.
Lebih lanjut Suwandi menegaskan Agrowisata salah satu bentuk ekonomi kreatif dari petani di pedesaan. "Ini potensi luar biasa untuk dikembangkan mengingat Solok salah satu destinasi wisata selain ke Bukit Tinggi," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Dirjen pecinta buah lokal ini berkesempatan meninjau ke kebun krisan di Payo. Suwandi mengatakan bunga Krisan saat ini sangat disukai oleh pasar Jepang dan Korea.
"Kami berharap bunga krisan asal Kota Solok bisa mengambil peran dalam memenuhi pasar bunga krisan di Jepang dan negara lainnya," harapnya.
Walikota Solok, Zul Elfian mengatakan dengan diresmikan Agrowisata Payo ini, Kota Solok menargetkan menjadi pusat produksi durian dan komoditas lainya yang berskala eskpor. Selain itu, dengan dibukanya agrowisata ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan petani khususnya. Dampak ekonomi termasuk di dalamnya bisnis penginapan, travel dan transaksi ekonomi lainnya.
"Kita masih ingat Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Oktober lalu telah mengekspor perdana 10.000 ton manggis dari Payakumbuh ke China, kini giliran Kota Solok yang menunjukan kebolehannya dengan diresmikannya Agrowisata Payo," ujarnya.
Sementara itu, mewakili Gubernur Sumatera Barat, Asisten bidang Ekonomi Sumbar Benni Warlis menuturkan perkembangan pariwisata di Ranah Minang makin menunjukkan geliatnya. Dia menyebutkan, sebanyak 53.000 wisatawan mengunjungi daerahnya dalam setahun.
"Sumatera Barat memiliki kawasan strategis terdiri dari Bukit Maninjau, Tanah datar dan wisata lainya yg terus berkembang. Ini merupakan peluang sangat besar di bidang wisata. Dihubungkan dengan iklim dan topograsi ini akan menjadi sinergi yang luar biasa. Sebanyak 23,55% ditunjang oleh pertanian. Inilah yang dilirik walikota. Bagaimana mensinergikan antara pertanian dan wisata," jelas Benni.
Suwardi, petani dari Kelompok Tani Payo Sepakat menyatakan bantuan dari pemerintah ini sangat membantunya mengembangkan usaha hortikultura miliknya. "Saya diberi benih krisan, bunga kertas, sayur bawang, kangkung, ubi lengkap beserta pupuk dan green house. Anak laki-laki saya bahkan dikirim untuk mengikuti pelatihan di Balithi," ucapnya.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Hardianto meyakinkan pihaknya terus menghasilkan inovasi baru termasuk di dalamnya mendampingi hasil-hasil produksinya. Agrowisata ini berkembang dengan basis terknologi. Hasil produksinya memilik nilai jualnya. "Wisata di Payo dapat dijadikan sebagai model memasukkan teknologi dn inovasi berbasis wisata," katanya.
(fjo)