Pikat Milenial, Kementan Pacu Pengembangan Pertanian Menjadi Agroekowisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengembangan pertanian menjadi agrowisata diharapkan dapat membuat sektor ini semakin dilirik oleh kalangan milenial yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.
Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga mengatakan, saat ini sektor pertanian di Indonesia arahnya tengah berkembang ketika generasi muda mulai masuk ke sektor pertanian.
Jika dulu pemanfaatan sektor pertanian hanya terfokus pada hasil dari komoditas atau tanaman yang ditanam, saat ini sektor pertanian di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan ke arah lifestyle dan juga kuliner.
Itulah sebabnya, dalam beberapa tahun terakhir agrowisata ataupun agroekowisata (agro-ecotourism) mulai berkembang di Tanah Air. Secara sederhana, agro-ecotourism merupakan kegiatan pariwisata dengan mengombinasikan basis alam dan usaha tani yang mampu memberikan insentif ekonomi yang kuat bagi petani.
Terkait hal ini, menurut Kuntoro, Kementan telah berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Termasuk dengan Pak Menteri sudah saling berkomunikasi untuk memperkuat agroekowisata, itu bisa dilanjutkan lebih jauh dengan PKS (Perjanjian Kerja Sama)," ujarnya dalam dalam webinar Bakohumas bertema Kesiapan Menghadapi Krisis Pangan, yang digelar secara virtual, Rabu (10/8/2022).
Kuntoro menambahkan, sektor pertanian di Indonesia memiliki potensi yang cukup kuat untuk dikembangkan. Sehingga, mampu meningkatkan kesejahteraan para petani.
Dari yang sebelumnya para petani hanya memanfaatkan hasil komoditas pertanian yang dihasilkan, ke depan dengan adanya PKS bersama Kemenparekraf, sektor pertanian juga bisa dimanfaatkan untuk pariwisata.
Dengan demikian, para petani diharapkan bisa mempunyai nilai tambah. Bukan hanya mendapat penghasilan dari hasil penjualan komoditas yang dihasilkan, namun juga bisa mendapatkan pundi-pundi yang lebih dari pengembangan sektor pariwisata.
"Bagaimana agro-ecotourism ini bisa menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan petani, bagaimana meningkatkan pertanian kita, yang tadinya pertanian kita dari tradisional menjadi modern," tandasnya.
Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga mengatakan, saat ini sektor pertanian di Indonesia arahnya tengah berkembang ketika generasi muda mulai masuk ke sektor pertanian.
Jika dulu pemanfaatan sektor pertanian hanya terfokus pada hasil dari komoditas atau tanaman yang ditanam, saat ini sektor pertanian di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan ke arah lifestyle dan juga kuliner.
Itulah sebabnya, dalam beberapa tahun terakhir agrowisata ataupun agroekowisata (agro-ecotourism) mulai berkembang di Tanah Air. Secara sederhana, agro-ecotourism merupakan kegiatan pariwisata dengan mengombinasikan basis alam dan usaha tani yang mampu memberikan insentif ekonomi yang kuat bagi petani.
Terkait hal ini, menurut Kuntoro, Kementan telah berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Termasuk dengan Pak Menteri sudah saling berkomunikasi untuk memperkuat agroekowisata, itu bisa dilanjutkan lebih jauh dengan PKS (Perjanjian Kerja Sama)," ujarnya dalam dalam webinar Bakohumas bertema Kesiapan Menghadapi Krisis Pangan, yang digelar secara virtual, Rabu (10/8/2022).
Kuntoro menambahkan, sektor pertanian di Indonesia memiliki potensi yang cukup kuat untuk dikembangkan. Sehingga, mampu meningkatkan kesejahteraan para petani.
Dari yang sebelumnya para petani hanya memanfaatkan hasil komoditas pertanian yang dihasilkan, ke depan dengan adanya PKS bersama Kemenparekraf, sektor pertanian juga bisa dimanfaatkan untuk pariwisata.
Dengan demikian, para petani diharapkan bisa mempunyai nilai tambah. Bukan hanya mendapat penghasilan dari hasil penjualan komoditas yang dihasilkan, namun juga bisa mendapatkan pundi-pundi yang lebih dari pengembangan sektor pariwisata.
"Bagaimana agro-ecotourism ini bisa menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan petani, bagaimana meningkatkan pertanian kita, yang tadinya pertanian kita dari tradisional menjadi modern," tandasnya.
(ind)