KO-IN Mudahkan Konsumen Belanja di Pasar Ritel Tradisional
A
A
A
INDUSTRI ritel modern (modern trade ) untuk kategori fast moving consumer goods (FMCG) di Indonesia tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara dengan kenaikan 8,3% dibandingkan tahun lalu, berdasarkan riset Kantar Worldpanel tahun 2017. Saat ini masyarakat kurang berminat berbelanja di warung karena banyak faktor, salah satunya varian produk tidak lengkap.
Mohd Sopiyan Mohd Rashdi, Chief Executive Officer PT Envy Technologies Indonesia, mengatakan, Envy bersama PT Ritel Global Solusi, salah satu perusahaan yang memberikan solusi digitalisasi di bisnis ritel, berkolaborasi meluncurkan mobile apps dengan brand digitalisasi toko ritel tradisional dan produk UMKM bernama KO-IN (Toko Indonesia). Aplikasi ini bertujuan memberikan solusi digitalisasi di bisnis ritel dan menyediakan marketplace bagi UMKM di Indonesia.
Devi Erna Rachmawati, Chief Executive Officer KO-IN, mengatakan, tujuan utama pendirian KO-IN adalah meningkatkan penjualan toko tradisional melalui aplikasi mobile dengan membangun jaringan pemasaran melalui kegiatan digitalisasi toko ritel dan para pelaku UMKM sehingga mendorong penguatan ekonomi mikro Indonesia.
“Untuk sementara, aplikasi ini bisa digunakan di Depok,” katanya. KO-IN diklaim akan memudahkan konsumen berbelanja di toko atau warung sekitar lokasi konsumen dengan biaya pesanan layanan antar hanya Rp2.500. “Aplikasi KO-IN dapat diunduh di Google Play Store pada 9 Desember 2018, one touch for all you need ,” kata Devi.
KO-IN didukung beberapa mitra, antara lain Bank BNI Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Muamalat, DOKU, LazizMU, BMT Muhammadiyah, Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia, Asosiasi Aliansi Indonesia, Hidayatullah, para pelaku UMKM Indonesia, serta para prinsipal perusahaan FMCG dan mitra strategis lain yang sangat mendukung keberadaan KO-IN.
Tias Brian, Chief Operating Officer KO-IN, mengatakan, KO-IN akan dirilis ke publik untuk pertama kalinya di area Depok, tepatnya di Kecamatan Sukmajaya, pada Minggu, 9 Desember 2018, di Grand Depok City.
KO-IN merupakan hasil karya anak bangsa sebagai sumbangsih untuk Indonesia yang didirikan para founder s untuk dapat memberikan value dan dampak sosial kepada pemilik warung/toko. Seluruh poin KO-IN menjadi center off trade business di masingmasing area dan dapat meningkatkan keinginan konsumen berbelanja ke warung serta meningkatkan pemberdayaan warung kecil (mikro).
Selain itu, KO-IN melakukan pembinaan dan bantuan kepada para pemilik warung dan pelaku UMKM bekerja sama dengan LazizMU dan Bank BNI Syariah, Bank Permata Syariah, dan Bank Muamalat melalui pemberian fasilitas kredit mikro kepada pemilik warung/toko tradisional dan mitra supplier UMKM KO-IN untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar dapat bersaing di pasar global.
Mohd Sopiyan Mohd Rashdi, Chief Executive Officer PT Envy Technologies Indonesia, mengatakan, Envy bersama PT Ritel Global Solusi, salah satu perusahaan yang memberikan solusi digitalisasi di bisnis ritel, berkolaborasi meluncurkan mobile apps dengan brand digitalisasi toko ritel tradisional dan produk UMKM bernama KO-IN (Toko Indonesia). Aplikasi ini bertujuan memberikan solusi digitalisasi di bisnis ritel dan menyediakan marketplace bagi UMKM di Indonesia.
Devi Erna Rachmawati, Chief Executive Officer KO-IN, mengatakan, tujuan utama pendirian KO-IN adalah meningkatkan penjualan toko tradisional melalui aplikasi mobile dengan membangun jaringan pemasaran melalui kegiatan digitalisasi toko ritel dan para pelaku UMKM sehingga mendorong penguatan ekonomi mikro Indonesia.
“Untuk sementara, aplikasi ini bisa digunakan di Depok,” katanya. KO-IN diklaim akan memudahkan konsumen berbelanja di toko atau warung sekitar lokasi konsumen dengan biaya pesanan layanan antar hanya Rp2.500. “Aplikasi KO-IN dapat diunduh di Google Play Store pada 9 Desember 2018, one touch for all you need ,” kata Devi.
KO-IN didukung beberapa mitra, antara lain Bank BNI Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Muamalat, DOKU, LazizMU, BMT Muhammadiyah, Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia, Asosiasi Aliansi Indonesia, Hidayatullah, para pelaku UMKM Indonesia, serta para prinsipal perusahaan FMCG dan mitra strategis lain yang sangat mendukung keberadaan KO-IN.
Tias Brian, Chief Operating Officer KO-IN, mengatakan, KO-IN akan dirilis ke publik untuk pertama kalinya di area Depok, tepatnya di Kecamatan Sukmajaya, pada Minggu, 9 Desember 2018, di Grand Depok City.
KO-IN merupakan hasil karya anak bangsa sebagai sumbangsih untuk Indonesia yang didirikan para founder s untuk dapat memberikan value dan dampak sosial kepada pemilik warung/toko. Seluruh poin KO-IN menjadi center off trade business di masingmasing area dan dapat meningkatkan keinginan konsumen berbelanja ke warung serta meningkatkan pemberdayaan warung kecil (mikro).
Selain itu, KO-IN melakukan pembinaan dan bantuan kepada para pemilik warung dan pelaku UMKM bekerja sama dengan LazizMU dan Bank BNI Syariah, Bank Permata Syariah, dan Bank Muamalat melalui pemberian fasilitas kredit mikro kepada pemilik warung/toko tradisional dan mitra supplier UMKM KO-IN untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar dapat bersaing di pasar global.
(don)