Packing Plant Banjarmasin Perlancar Distribusi Semen Indonesia
A
A
A
BANJARMASIN - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat eksistensi dan ekspansi bisnisnya. Salah satunya dengan lebih mendekatkan produknya pada konsumen dengan mendirikan Packing Plant (pabrik pengemasan) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Pabrik pengemasan yang dibangun pada November 2012 dan menelan anggaran mencapai Rp120 miliar ini, terbukti mampu menjawab tantangan persaingan bisnis semen terutama di Kalimantan. "Sampai sekarang, pasokan semen kita tidak pernah terkendala," ujar Kepala Biro Packing Plant Banjarmasin, Silvester Tangketasik.
Ia menambahkan, packing pant Banjarmasin ini memiliki 1 buah silo penyimpanan semen, dilengkapi 2 line semen bag dengan rotary packer berkapasitas 2200 bag per jam, dan 1 line curah dengan kapasitas 120 ton per jam. Packing pant juga dilengkapi dermaga yang bisa disandari kapal berkapasitas 5.000 DWT yang mampu mendukung kecepatan unloading transport 1 X 300 ton per jam.
"Kami mendapat suplai dari pabrik Semen Tonasa di Makassar dan Semen Gresik di Tuban dalam bentuk semen curah yang kemudian dikemas disini dalam ukuran 40 kg dan 50 kg," paparnya.
Dalam sebulan, pihaknya dapat memasarkan sekitar 60.000 ton semen dari kedua merek tersebut. Penanggungjawab Sementara Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Sigit Wahono menjelaskan meski banyak kompetitor yang bermain semen di Kalimantan Selatan, namun produk Semen Indonesia Group yakni Semen Gresik dan Semen Tonasa mampu menguasai pasar sebesar 25,6%.
"Meski harga produk per saknya semen kita lebih mahal, masyarakat tahu kualitas produk Semen Gresik. Fanatisme merek ini cukup tinggi di wilayah Kalimantan Selatan," terang dia
Terbukti dalam beberapa tahun terakhir permintaan pasar semen di Kalimantan mengalami pertumbuhan rata-rata 4%-5% per tahun. Ia menuturkan, pangsa pasar terbesar Semen Indonesia adalah proyek infrastruktur pemerintah seperti pembangunan bandara dan jalan. Sedangkan untuk proyek swasta untuk pembangunan mal, dan sisanya untuk pasar ritel.
Perseroan mencatat, penjualan Semen Indonesia mulai 2017 hingga Oktober 2018 secara nasional tumbuh 6,5%. Di Kalimantan mulai 2017 hingga November 2018 secara regional tingkat konsumsi naik 4%, dari 1,553 juta ton pada tahun lalu menjadi 1,622 juta ton tahun ini.
Untuk Kalimantan, penjualan tertinggi dikuasai oleh Kalimantan Timur (Kaltim), yakni mencapai 23% dari 411.803 ton menjadi 520.696 ton, disusul Kalimantan Selatan mencapai 305.462 ton. "Jumlah tersebut meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya 262.541 ton," tandasnya.
Pabrik pengemasan yang dibangun pada November 2012 dan menelan anggaran mencapai Rp120 miliar ini, terbukti mampu menjawab tantangan persaingan bisnis semen terutama di Kalimantan. "Sampai sekarang, pasokan semen kita tidak pernah terkendala," ujar Kepala Biro Packing Plant Banjarmasin, Silvester Tangketasik.
Ia menambahkan, packing pant Banjarmasin ini memiliki 1 buah silo penyimpanan semen, dilengkapi 2 line semen bag dengan rotary packer berkapasitas 2200 bag per jam, dan 1 line curah dengan kapasitas 120 ton per jam. Packing pant juga dilengkapi dermaga yang bisa disandari kapal berkapasitas 5.000 DWT yang mampu mendukung kecepatan unloading transport 1 X 300 ton per jam.
"Kami mendapat suplai dari pabrik Semen Tonasa di Makassar dan Semen Gresik di Tuban dalam bentuk semen curah yang kemudian dikemas disini dalam ukuran 40 kg dan 50 kg," paparnya.
Dalam sebulan, pihaknya dapat memasarkan sekitar 60.000 ton semen dari kedua merek tersebut. Penanggungjawab Sementara Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Sigit Wahono menjelaskan meski banyak kompetitor yang bermain semen di Kalimantan Selatan, namun produk Semen Indonesia Group yakni Semen Gresik dan Semen Tonasa mampu menguasai pasar sebesar 25,6%.
"Meski harga produk per saknya semen kita lebih mahal, masyarakat tahu kualitas produk Semen Gresik. Fanatisme merek ini cukup tinggi di wilayah Kalimantan Selatan," terang dia
Terbukti dalam beberapa tahun terakhir permintaan pasar semen di Kalimantan mengalami pertumbuhan rata-rata 4%-5% per tahun. Ia menuturkan, pangsa pasar terbesar Semen Indonesia adalah proyek infrastruktur pemerintah seperti pembangunan bandara dan jalan. Sedangkan untuk proyek swasta untuk pembangunan mal, dan sisanya untuk pasar ritel.
Perseroan mencatat, penjualan Semen Indonesia mulai 2017 hingga Oktober 2018 secara nasional tumbuh 6,5%. Di Kalimantan mulai 2017 hingga November 2018 secara regional tingkat konsumsi naik 4%, dari 1,553 juta ton pada tahun lalu menjadi 1,622 juta ton tahun ini.
Untuk Kalimantan, penjualan tertinggi dikuasai oleh Kalimantan Timur (Kaltim), yakni mencapai 23% dari 411.803 ton menjadi 520.696 ton, disusul Kalimantan Selatan mencapai 305.462 ton. "Jumlah tersebut meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya 262.541 ton," tandasnya.
(akr)