Bizcom Indonesia Fasilitasi Pandangan Teknologi Digital di 2019
A
A
A
JAKARTA - Era digital diwarnai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi. Perusahaan-perusahaan baru itu umumnya disebut dengan perusahaan starup. Pergerakan starup di Indonesia dapat dikatakan terus mengalami perkembangan yang pesat di beberapa tahun terakhir ini.
Menyadari tingginya minat terhadap teknologi digital, Bizcom Indonesia, sebuah komunitas pelaku bisnis dan investor yang berfokus pada investasi agribisnis dan pembentukan ekosistem pengusaha kecil, kembali menyelenggarakan Investor Gathering ke-22 dengan mengangkat tema “Investment and Economic Outlook 2019 : Fintech, Ecommerce, Digital Asset, and Agrotech” di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta.
Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Bizcom Indonesia untuk senantiasa menyediakan wadah diskusi bagi pelaku bisnis dan investor. Agenda yang dibahas dalam pertemuan kali ini yaitu mengenai pandangan investasi dan ekonomi di tahun 2019 bersama dengan pakar-pakar yang ahli di bidangnya.
Seperti yang diketahui, yang sedang marak saat ini yaitu teknologi digital seperti fintech, e-commerce dan aset digital. Untuk itu dalam diskusi kali ini turut diulas mengenai pandangan perkembangan penggunaan fintech, e-commerce dan aset digital di Indonesia.
CEO Bizcom Indonesia Sendra Wong menyampaikan, pendapatnya dalam pertemuan ini bahwa perekonomian di tahun 2019 akan menjadi menarik karena Indonesia akan mengalami pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Ditambah lagi, tahun depan salah satu dari empat starup di Indonesia akan naik tingkat menjadi dekacorn. Hal itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
"Dekacorn adalah sebutan untuk perusahaan starup yang memiliki valuasi lebih dari USD10 miliar dan saat ini di Indonesia ada 4 unicorn yaitu Go-jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Pada pertemuan kali ini kami fokus membahas mengenai teknologi digital yang sedang marak di Indonesia yang akan dipandu langsung dengan pakarnya dan pelaku industri lain yang hadir sebagai panelis," tutur Sendra.
Tahun 2018, kontribusi pasar digital diestimasi mencapai 10 persen, menurut riset Center for Indnesian Policy Studies (CIPS). Peneliti CIPS Novani Karina Putri mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak usaha di Indonesia yang mengandalkan sektor digital dalam melakukan jual beli baik barang maupun jasa.
Menurut peneliti di Danareksa seperti yang dikutip dari Indonesia-investment.com bahwa perekonomian di Indonesia akan berkembang pesat pada tahun 2019 lewat ekspor dan investasi. Dalam kerangka ekspor akan diproyeksikan meningkat dan bertahan dengan dukungan sektor infrastruktur proyek domestik dan peningkatan iklim investasi. Sementara itu, untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah tetap stabil.
Berkaitan dengan revolusi industri 4.0, bidang agrikultur akan menjadi bagian terpenting dalam ekonomi tahun 2019. Pemain lama dalam ekonomi seperti teknologi finansial, e-commerce, dan asset digital masih memegang peran penting dalam perekonomian di Indonesia.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi digital juga tertuang dalam Paket Kebijakan Ekonomi XIV yang mana pemerintah ingin menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.
Beberapa panelis yang dihadirkan dalam acara ini di antaranya Yongky selaku Board Expert APRINDO (merchant association), Berly PhD selaku Direktur INDEF, Sunil Tolani selaku bidang Agrotech Atsindo, Indra Darmawan selaku CEO Lyfe, dan Bhavana Vatvani selaku Managing Director Financial Service Industry Lead Accenture.
Selain mendengarkan diskusi, Bizcom Indonesia juga membuka pendaftaran untuk member Bizcom bagi pelaku bisnis dan investor. Member yang terdaftar akan mendapatkan Bizcom eCard dengan masa berlaku satu tahun dan berkesempatan mengikuti rangkaian acara Investor Gathering Bizcom selama satu tahun serta mengikuti lucky draw yang dilaksanakan pada periode tertentu. Dalam acara ini, Bizcom turut memamerkan hasil tani yang berasal dari Jawa Barat selama acara berlangsung.
Menyadari tingginya minat terhadap teknologi digital, Bizcom Indonesia, sebuah komunitas pelaku bisnis dan investor yang berfokus pada investasi agribisnis dan pembentukan ekosistem pengusaha kecil, kembali menyelenggarakan Investor Gathering ke-22 dengan mengangkat tema “Investment and Economic Outlook 2019 : Fintech, Ecommerce, Digital Asset, and Agrotech” di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta.
Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Bizcom Indonesia untuk senantiasa menyediakan wadah diskusi bagi pelaku bisnis dan investor. Agenda yang dibahas dalam pertemuan kali ini yaitu mengenai pandangan investasi dan ekonomi di tahun 2019 bersama dengan pakar-pakar yang ahli di bidangnya.
Seperti yang diketahui, yang sedang marak saat ini yaitu teknologi digital seperti fintech, e-commerce dan aset digital. Untuk itu dalam diskusi kali ini turut diulas mengenai pandangan perkembangan penggunaan fintech, e-commerce dan aset digital di Indonesia.
CEO Bizcom Indonesia Sendra Wong menyampaikan, pendapatnya dalam pertemuan ini bahwa perekonomian di tahun 2019 akan menjadi menarik karena Indonesia akan mengalami pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Ditambah lagi, tahun depan salah satu dari empat starup di Indonesia akan naik tingkat menjadi dekacorn. Hal itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
"Dekacorn adalah sebutan untuk perusahaan starup yang memiliki valuasi lebih dari USD10 miliar dan saat ini di Indonesia ada 4 unicorn yaitu Go-jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Pada pertemuan kali ini kami fokus membahas mengenai teknologi digital yang sedang marak di Indonesia yang akan dipandu langsung dengan pakarnya dan pelaku industri lain yang hadir sebagai panelis," tutur Sendra.
Tahun 2018, kontribusi pasar digital diestimasi mencapai 10 persen, menurut riset Center for Indnesian Policy Studies (CIPS). Peneliti CIPS Novani Karina Putri mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak usaha di Indonesia yang mengandalkan sektor digital dalam melakukan jual beli baik barang maupun jasa.
Menurut peneliti di Danareksa seperti yang dikutip dari Indonesia-investment.com bahwa perekonomian di Indonesia akan berkembang pesat pada tahun 2019 lewat ekspor dan investasi. Dalam kerangka ekspor akan diproyeksikan meningkat dan bertahan dengan dukungan sektor infrastruktur proyek domestik dan peningkatan iklim investasi. Sementara itu, untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah tetap stabil.
Berkaitan dengan revolusi industri 4.0, bidang agrikultur akan menjadi bagian terpenting dalam ekonomi tahun 2019. Pemain lama dalam ekonomi seperti teknologi finansial, e-commerce, dan asset digital masih memegang peran penting dalam perekonomian di Indonesia.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi digital juga tertuang dalam Paket Kebijakan Ekonomi XIV yang mana pemerintah ingin menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.
Beberapa panelis yang dihadirkan dalam acara ini di antaranya Yongky selaku Board Expert APRINDO (merchant association), Berly PhD selaku Direktur INDEF, Sunil Tolani selaku bidang Agrotech Atsindo, Indra Darmawan selaku CEO Lyfe, dan Bhavana Vatvani selaku Managing Director Financial Service Industry Lead Accenture.
Selain mendengarkan diskusi, Bizcom Indonesia juga membuka pendaftaran untuk member Bizcom bagi pelaku bisnis dan investor. Member yang terdaftar akan mendapatkan Bizcom eCard dengan masa berlaku satu tahun dan berkesempatan mengikuti rangkaian acara Investor Gathering Bizcom selama satu tahun serta mengikuti lucky draw yang dilaksanakan pada periode tertentu. Dalam acara ini, Bizcom turut memamerkan hasil tani yang berasal dari Jawa Barat selama acara berlangsung.
(akr)