Harga Minyak Dunia Naik, Namun Masih Dalam Tren Penurunan Tahunan
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan terakhir tahun 2018, Senin (31/12/2018) tercatat menanjak lebih tinggi untuk menjadi sinyal positif setelah pasar saham menguat. Akan tetapi harga minyak dunia masih berada dalam tren penurunan tahunan pertama dalam tiga tahun terakhir di tengah kekhawatiran banjir pasokan global.
Seperti dilansir Reuters dalam perdagangan awal pekan hari ini, petunjuk kemajuan terkait kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sentimen positif bagi pergerakan minyak mentah dunia. Seperti diketahui sebelumnya tekanan muncul terhadap harga minyak Internasional seiring perkiraan perlambatan ekonomi dunia.
Tercatat harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak, meningkat sebesar 17 sen atau 0,3% menjadi USD53,38 per barel pada pukul 01.15 GMT. Sepanjang tahun 2018, Brent sendiri telah merosot sekitar 20% usai dua tahun sebelumnya mencetak pertumbuhan beruntun. Di sisi lain, harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD45,52 per barel.
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 19 sen yang setara dengan 0,4% dari penutupan terakhir, dimana tahun ini WTI turun hampir 25%. Harga minyak mentah telah melacak pasar ekuitas selama perdagangan volatile untuk minggu lalu. "Investor mencari penawaran di pasar yang tidak likuid (hari ini) Jika Trump mengatasi masalah perdagangan dengan China, permintaan ekonomi akan meningkat," kata Jonathan Barratt, kepala investasi di Probis Securities, Sydney.
Kabar baik datang dari Presiden A.S. Donald Trump yang mengatakan dia memiliki "perjalanan yang panjang dan sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping untuk mencuatkan sinyal kesepakatan antara Amerika Serikat dan China mengalami kemajuan dengan baik. Sementara itu, impor minyak mentah Iran oleh pembeli utama di Asia mencapai titik terendah dalam lebih dari lima tahun pada November, ketika sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran mulai berlaku bulan lalu.
Impor Asia dari Iran akan meningkat lagi pada bulan Desember setelah AS memberikan keringanan sementara untuk beberapa negara, tetapi tidak diketahui berapa banyak Iran akan dapat mengekspor setelah keringanan berakhir sekitar awal Mei. Tekanan pada harga minyak kemungkinan akan meruncing dari Januari, ketika pemotongan pasokan yang dipimpin OPEC dimulai, diperkirakan oleh para analis.
Awal bulan ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya termasuk Rusia, sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari. Hal tersebut dalam upaya untuk menghapus pasokan yang menggantung dan menopang harga minyak mentah dunia.
Seperti dilansir Reuters dalam perdagangan awal pekan hari ini, petunjuk kemajuan terkait kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sentimen positif bagi pergerakan minyak mentah dunia. Seperti diketahui sebelumnya tekanan muncul terhadap harga minyak Internasional seiring perkiraan perlambatan ekonomi dunia.
Tercatat harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak, meningkat sebesar 17 sen atau 0,3% menjadi USD53,38 per barel pada pukul 01.15 GMT. Sepanjang tahun 2018, Brent sendiri telah merosot sekitar 20% usai dua tahun sebelumnya mencetak pertumbuhan beruntun. Di sisi lain, harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD45,52 per barel.
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 19 sen yang setara dengan 0,4% dari penutupan terakhir, dimana tahun ini WTI turun hampir 25%. Harga minyak mentah telah melacak pasar ekuitas selama perdagangan volatile untuk minggu lalu. "Investor mencari penawaran di pasar yang tidak likuid (hari ini) Jika Trump mengatasi masalah perdagangan dengan China, permintaan ekonomi akan meningkat," kata Jonathan Barratt, kepala investasi di Probis Securities, Sydney.
Kabar baik datang dari Presiden A.S. Donald Trump yang mengatakan dia memiliki "perjalanan yang panjang dan sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping untuk mencuatkan sinyal kesepakatan antara Amerika Serikat dan China mengalami kemajuan dengan baik. Sementara itu, impor minyak mentah Iran oleh pembeli utama di Asia mencapai titik terendah dalam lebih dari lima tahun pada November, ketika sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran mulai berlaku bulan lalu.
Impor Asia dari Iran akan meningkat lagi pada bulan Desember setelah AS memberikan keringanan sementara untuk beberapa negara, tetapi tidak diketahui berapa banyak Iran akan dapat mengekspor setelah keringanan berakhir sekitar awal Mei. Tekanan pada harga minyak kemungkinan akan meruncing dari Januari, ketika pemotongan pasokan yang dipimpin OPEC dimulai, diperkirakan oleh para analis.
Awal bulan ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya termasuk Rusia, sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari. Hal tersebut dalam upaya untuk menghapus pasokan yang menggantung dan menopang harga minyak mentah dunia.
(akr)