Saham Sektor Properti dan Konstruksi Punya Momentum di 2019
A
A
A
JAKARTA - Saham sektor properti dan konstruksi yang mengalami penurunan sepanjang 2018 diyakini bakal memiliki momentum untuk berbalik menanjak naik pada tahun 2019, mendatang. Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan, kendati demikian tetap fleksibel di pasar dengan tak ketinggalan, emiten-emiten yang sedang berencana untuk melakukan aksi korporasi terutama pembagian dividen maupun akuisisi juga dapat menjadi pertimbangan.
"Bahkan saham-saham IPO pun juga dapat memberikan peluang yang cukup bagus dan diharapkan dapat kembali berulang seperti yang terjadi pada tahun 2018 ini," ujar Reza di Jakarta.
Lebih lanjut, terang dia sentimen maupun pemberitaan dari para emiten juga patut dicermati. Jika secara sektoral terjadi penurunan, namun manajemen mampu bertahan dengan pertumbuhan tipis maka kondisi ini hanyalah bersifat sementara. "Sehingga, masih memiliki peluang untuk kembali meningkat ke depannya. Adanya pemberitaan juga dapat mempengaruhi pergerakan harga sahamnya," katanya.
Sambung Reza menambahkan, karena itu pelaku pasar dapat memanfaatkan pemberitaan tersebut untuk mengambil posisi, baik beli maupun jual. Saat ini momen penguatan sudah berkurang apabila melihat tren kenaikan IHSG yang telah terjadi sejak awal Oktober sampai berada di level 5.670-5.756.
"Apalagi di sisa tiga hari perdagangan menjelang pergantian akhir tahun. Sentimen global juga tampaknya kurang mendukung, ditambah dengan sentimen The Fed dan ancaman government shutdown di AS," pungkasnya.
"Bahkan saham-saham IPO pun juga dapat memberikan peluang yang cukup bagus dan diharapkan dapat kembali berulang seperti yang terjadi pada tahun 2018 ini," ujar Reza di Jakarta.
Lebih lanjut, terang dia sentimen maupun pemberitaan dari para emiten juga patut dicermati. Jika secara sektoral terjadi penurunan, namun manajemen mampu bertahan dengan pertumbuhan tipis maka kondisi ini hanyalah bersifat sementara. "Sehingga, masih memiliki peluang untuk kembali meningkat ke depannya. Adanya pemberitaan juga dapat mempengaruhi pergerakan harga sahamnya," katanya.
Sambung Reza menambahkan, karena itu pelaku pasar dapat memanfaatkan pemberitaan tersebut untuk mengambil posisi, baik beli maupun jual. Saat ini momen penguatan sudah berkurang apabila melihat tren kenaikan IHSG yang telah terjadi sejak awal Oktober sampai berada di level 5.670-5.756.
"Apalagi di sisa tiga hari perdagangan menjelang pergantian akhir tahun. Sentimen global juga tampaknya kurang mendukung, ditambah dengan sentimen The Fed dan ancaman government shutdown di AS," pungkasnya.
(akr)