IHSG Awal Tahun 2019 Dibuka Menghijau Iringi Kejatuhan Bursa Asia
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali tahun baru 2019 dibuka melaju pada zona hijau, dalam sesi pagi perdagangan Rabu (2/1/2019). IHSG di awal tahun menguat 7,23 poin atau setara 0,12% ke level 6.197,87.
Sementara pada perdagangan akhir tahun 2018, bursa saham Tanah Air ditutup menghijau pada detik-detik terakhir setelah menjalani pergerakan variatif sepanjang hari. Penutupan perdagangan 2018, IHSG berakhir parkir di level 6.194,50 dengan penguatan 3,85 poin atau 0,06%.
Pada perdagangan awal tahun, sektor saham dalam negeri terlihat bergerak variatif dipimpin kenaikan aneka industri mencapai sebesar 0,30% diikuti penguatan consumer hingga 0,27%. Sedangkan kejatuhan terdalam dicetak industri dasar yang tenggelam 0,60% serta pertambangan jatuh 0,47%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp289 miliar dengan 753 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing minus Rp11,00 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp112,72 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp101,71 miliar. Tercatat 113 saham naik, 88 saham turun dan 151 saham stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) naik Rp150 menjadi Rp83.775, PT Panin Sekuritas Tbk. (PANS) bertambah Rp150 ke posisi Rp1.600 serta PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) meningkat Rp70 menjadi Rp1.630.
Saham lainnya yang melemah yakni PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) turun Rp180 di level Rp3.420, PT Pool Advista Indonesia Tbk. (POOL) menyusut Rp105 ke posisi Rp4.970 dan PT Arkadia Digital Media Tbk. (DIGI) jatuh Rp85 menjadi Rp1.715.
Di sisi lain, saham-saham Asia bergerak cenderung berhati-hati pada hari perdagangan pertama 2019, menyusul gejolak 2018 yang membuat sebagian besar bursa saham global mengakhiri tahun ini dengan kerugian signifikan. Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir hampir 0,6% dalam perdagangan pagi.
Bursa Korsel terserat kejatuhan saham industri kelas berat seperti Samsung Electronics turun 0,13% sedangkan produsen chip SK Hynix naik 0,66%. Selanjutnya ASX 200 di Australia terpeleset untuk kembali ke wilayah negatif, saat diperdagangkan turun sekitar 0,6% setelah mencetak pemulihan sebelumnya.
Subindex keuangan yang sangat tertekan turun lebih dari 1,1% seiring kemerosotan saham Big Four banks. Terpantau Grup Perbankan Australia dan Selandia Baru diperdagangkan turun 1,72%, Commonwealth Bank of Australia tergelincir sekitar 1%, Westpac jatuh 1,64% serta National Australia Bank merosot 1,54%.
Pasar saham Jepang ditutup karena masih liburan pada hari Rabu. Hal serupa terjadi pada bursa saham China yang tergelincir di perdagangan pagi. Komposit Shanghai turun sekitar 1% sementara komposit Shenzhen lebih rendah 0,426% dengan komponen Shenzhen kehilangan 0,552%.
Pergerakan itu terjadi setelah survei swasta menunjukkan aktivitas manufaktur di China untuk bulan Desember terlihat berkontraksi untuk pertama kalinya dalam 19 bulan. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong menyusut lebih dari 2,3% dengan saham perusahaan raksasa teknologi China yakni Tencent turun hampir 2,3%.
Sementara pada perdagangan akhir tahun 2018, bursa saham Tanah Air ditutup menghijau pada detik-detik terakhir setelah menjalani pergerakan variatif sepanjang hari. Penutupan perdagangan 2018, IHSG berakhir parkir di level 6.194,50 dengan penguatan 3,85 poin atau 0,06%.
Pada perdagangan awal tahun, sektor saham dalam negeri terlihat bergerak variatif dipimpin kenaikan aneka industri mencapai sebesar 0,30% diikuti penguatan consumer hingga 0,27%. Sedangkan kejatuhan terdalam dicetak industri dasar yang tenggelam 0,60% serta pertambangan jatuh 0,47%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp289 miliar dengan 753 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing minus Rp11,00 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp112,72 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp101,71 miliar. Tercatat 113 saham naik, 88 saham turun dan 151 saham stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) naik Rp150 menjadi Rp83.775, PT Panin Sekuritas Tbk. (PANS) bertambah Rp150 ke posisi Rp1.600 serta PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) meningkat Rp70 menjadi Rp1.630.
Saham lainnya yang melemah yakni PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) turun Rp180 di level Rp3.420, PT Pool Advista Indonesia Tbk. (POOL) menyusut Rp105 ke posisi Rp4.970 dan PT Arkadia Digital Media Tbk. (DIGI) jatuh Rp85 menjadi Rp1.715.
Di sisi lain, saham-saham Asia bergerak cenderung berhati-hati pada hari perdagangan pertama 2019, menyusul gejolak 2018 yang membuat sebagian besar bursa saham global mengakhiri tahun ini dengan kerugian signifikan. Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir hampir 0,6% dalam perdagangan pagi.
Bursa Korsel terserat kejatuhan saham industri kelas berat seperti Samsung Electronics turun 0,13% sedangkan produsen chip SK Hynix naik 0,66%. Selanjutnya ASX 200 di Australia terpeleset untuk kembali ke wilayah negatif, saat diperdagangkan turun sekitar 0,6% setelah mencetak pemulihan sebelumnya.
Subindex keuangan yang sangat tertekan turun lebih dari 1,1% seiring kemerosotan saham Big Four banks. Terpantau Grup Perbankan Australia dan Selandia Baru diperdagangkan turun 1,72%, Commonwealth Bank of Australia tergelincir sekitar 1%, Westpac jatuh 1,64% serta National Australia Bank merosot 1,54%.
Pasar saham Jepang ditutup karena masih liburan pada hari Rabu. Hal serupa terjadi pada bursa saham China yang tergelincir di perdagangan pagi. Komposit Shanghai turun sekitar 1% sementara komposit Shenzhen lebih rendah 0,426% dengan komponen Shenzhen kehilangan 0,552%.
Pergerakan itu terjadi setelah survei swasta menunjukkan aktivitas manufaktur di China untuk bulan Desember terlihat berkontraksi untuk pertama kalinya dalam 19 bulan. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong menyusut lebih dari 2,3% dengan saham perusahaan raksasa teknologi China yakni Tencent turun hampir 2,3%.
(akr)