Kemenperin Kirim Bantuan Bagi Korban Tsunami Selat Sunda
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung pemulihan pascabencana tsunami yang melanda Banten dan Lampung dengan mendistribusikan bantuan ke posko-posko bantuan, baik di Pandeglang, Banten serta di Lampung.
"Semoga bantuan yang kami salurkan dapat membantu meringankan beban saudara-saudara kita para korban bencana tsunami Selat Sunda," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Bantuan yang telah diberikan, antara lain 804 dus air mineral, 115 dus biskuit, serta 40 dus sereal cepat saji, yang diserahkan Kemenperin pada hari Kamis (27/12) melalui posko bantuan di Kantor Pemda Pandeglang, Banten.
Selanjutnya, bantuan berupa makanan, minuman, alas tidur, selimut, alat mandi, obat-obatan dan barang kebutuhan lainnya yang dihimpun oleh unit kerja Kemenperin di Lampung disalurkan lewat posko bantuan di Lampung sejak Jumat (28/12).
Kemudian, pada Senin (31/12), Kemenperin kembali menyampaikan bantuan dengan tujuan posko bantuan di Kantor Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, yang terdiri dari 2.630 dus air mineral, 598 dus minuman berenergi, 100 dus susu, 200 dus makanan ringan, 40 dus sereal siap saji, 140 dus mi instan serta 14 dus lampu darurat.
Selain bantuan berupa keperluan sehari-hari bagi masyarakat yang terdampak bencana, Kemenperin Bersama industri menyampaikan bantuan berupa alat berat di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, pada hari Rabu (26/12).
"Dengan bantuan berupa alat berat, Kemenperin dan industri berharap dapat membantu proses pemulihan di lokasi yang mengalami kerusakan akibat terdampak tsunami, agar aktivitas bisa berjalan normal kembali," ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar.
Ia menambahkan, industri pariwisata mengalami dampak dari peristiwa alam tersebut. "Di sana ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata," ungkapnya.
Sebagai informasi, tsunami di perairan Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu mengakibatkan 431 korban jiwa dan 7.200 korban luka-luka, serta menimbulkan kerugian material seperti 1.778 unit rumah rusak, 78 unit usaha penginapan dan warung rusak, serta 434 perahu dan kapal rusak. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyebutkan, sekitar 46 ribu orang mengungsi dan masih membutuhkan bantuan logistik dan kebutuhan sehari-hari.
Sebelumnya, Menperin menyampaikan bahwa industri yang berlokasi di Cilegon dan Serang tidak terdampak bencana tsunami tersebut. "Industri sudah mengantisipasi dan memitigasi bencana seperti tsunami dan gempa, jadi standarnya lebih tinggi," ujar Airlangga.
"Semoga bantuan yang kami salurkan dapat membantu meringankan beban saudara-saudara kita para korban bencana tsunami Selat Sunda," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Bantuan yang telah diberikan, antara lain 804 dus air mineral, 115 dus biskuit, serta 40 dus sereal cepat saji, yang diserahkan Kemenperin pada hari Kamis (27/12) melalui posko bantuan di Kantor Pemda Pandeglang, Banten.
Selanjutnya, bantuan berupa makanan, minuman, alas tidur, selimut, alat mandi, obat-obatan dan barang kebutuhan lainnya yang dihimpun oleh unit kerja Kemenperin di Lampung disalurkan lewat posko bantuan di Lampung sejak Jumat (28/12).
Kemudian, pada Senin (31/12), Kemenperin kembali menyampaikan bantuan dengan tujuan posko bantuan di Kantor Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, yang terdiri dari 2.630 dus air mineral, 598 dus minuman berenergi, 100 dus susu, 200 dus makanan ringan, 40 dus sereal siap saji, 140 dus mi instan serta 14 dus lampu darurat.
Selain bantuan berupa keperluan sehari-hari bagi masyarakat yang terdampak bencana, Kemenperin Bersama industri menyampaikan bantuan berupa alat berat di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, pada hari Rabu (26/12).
"Dengan bantuan berupa alat berat, Kemenperin dan industri berharap dapat membantu proses pemulihan di lokasi yang mengalami kerusakan akibat terdampak tsunami, agar aktivitas bisa berjalan normal kembali," ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar.
Ia menambahkan, industri pariwisata mengalami dampak dari peristiwa alam tersebut. "Di sana ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata," ungkapnya.
Sebagai informasi, tsunami di perairan Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu mengakibatkan 431 korban jiwa dan 7.200 korban luka-luka, serta menimbulkan kerugian material seperti 1.778 unit rumah rusak, 78 unit usaha penginapan dan warung rusak, serta 434 perahu dan kapal rusak. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyebutkan, sekitar 46 ribu orang mengungsi dan masih membutuhkan bantuan logistik dan kebutuhan sehari-hari.
Sebelumnya, Menperin menyampaikan bahwa industri yang berlokasi di Cilegon dan Serang tidak terdampak bencana tsunami tersebut. "Industri sudah mengantisipasi dan memitigasi bencana seperti tsunami dan gempa, jadi standarnya lebih tinggi," ujar Airlangga.
(ven)